MENGHITUNG BERKAT TUHAN. Apakah Sahabat pernah mendaftar berkat Tuhan yang pernah kamu terima? Bila belum pernah, kehidupanmu mungkin akan penuh dengan keluhan. Bila Sahabat merasa bahwa hidupmu penuh kesusahan, akhir tahun (sekitar sebulan lagi) merupakan kesempatan yang amat baik untuk menghitung berkat Tuhan di tahun 2023.
Bila menghitung berkat Tuhan, kita pasti akan takjub melihat apa yang telah Tuhan berikan kepada kita sepanjang tahun 2023. Dalam Mazmur 116:1-12, Pemazmur mengenang kembali bagaimana Tuhan menolong dia saat ia menghadapi bahaya yang bisa mengakibatkan kematian (Ayat 3 dan 8). Mengenang pertolongan Tuhan ini membangkitkan rasa syukur yang amat mendalam di hati Pemazmur (Ayat 12 dan 17).
Ada berbagai hal yang bisa membuat kita sulit untuk bersyukur. Pertama, kita akan sulit bersyukur bila kita hanya memerhatikan penderitaan atau kesulitan yang kita hadapi dan tidak mampu melihat kebaikan Tuhan di balik semua peristiwa yang Tuhan izinkan terjadi di dalam hidup kita.
Kedua, kita akan sulit untuk bersyukur bila kita beranggapan bahwa semua yang terjadi di bumi ini semata-mata merupakan proses alamiah yang terjadi tanpa campur tangan Tuhan, dan apa yang telah kita terima atau yang kita miliki semata-mata merupakan hasil kerja keras kita sendiri.
Ketiga, kita akan sulit untuk bersyukur bila kita tidak bisa melihat apa yang tidak kelihatan dengan kacamata iman. Bila kita yakin bahwa Allah turut bekerja di dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia (Roma 8:28), tidak ada alasan bagi kita untuk tidak bersyukur.
Hari ini kita akan melanjutkan belajar dari kitab 2 Samuel dengan topik: “Counting God’s Blessing (Menghitung Berkat Tuhan)”. Bacaan Sabda diambil dari 2 Samuel 22:1-51dengan penekanan pada ayat 7. Sahabat, Daud adalah seorang Pemazmur yang ulung. Banyak penafsir mengidentikkan kitab Mazmur sebagai Mazmur Daud. Mazmur Daud lahir dari pengenalannya akan Allah yang diteguhkan oleh pengalamannya berjalan bersama Allah.
Nyanyian Daud pada bacaan kita pada hari ini mirip sekali dengan Mazmur 18, yang diberi judul sebagai nyanyian Daud kepada Tuhan saat dilepaskan dari para musuhnya, termasuk Saul. Mazmur Syukur ini ditulis pada masa tua Daud, yang mencoba menghitung berkat-berkat perlindungan yang diberikan Tuhan kepadanya, satu per satu.
Pengalaman Daud ditolong oleh Tuhan diungkapkan secara inti pada ayat 7: “… dalam kesesakan, aku berseru kepada Tuhan, … Ia mendengar suaraku dari bait-Nya, …” Paparan yang luar biasa, dimulai dari gambaran Allah sebagai Gunung Batu yang tak goyah, tempat perlindungan dari bahaya, termasuk alam maut (Ayat 2-6). Pertolongan Allah kemudian dipaparkan sebagai tindakan aktif secara kosmis menyelamatkan hamba-Nya (Ayat 8-20). Allah mengendalikan alam ini untuk melindungi hamba-Nya dari para musuh.
Dari dasar karakter Allah ini, Daud kemudian berpaling melihat diri sendiri. Ia sadar perkenan Allah kepada dirinya, semata anugerah. Maka, ia pun merespons anugerah itu dengan menjaga hidup berkenan kepada-Nya (Ayat 21-30), sehingga ia berani berharap dan bersandar kepada-Nya. Mazmur ini mengungkapkan bagaimana Allah sendiri yang menuntun, memperlengkapi, dan mengajar Daud berperang mengalahkan musuh-musuhnya, yang adalah musuh-musuh Tuhan (Ayat 31-49), sehingga Daud bisa menutup mazmurnya dengan ungkapan syukur yang keluar dari hati yang terdalam (Ayat 50-51).
Sahabat, fungsi mazmur ini bagi Daud ialah berterima kasih kepada Tuhan sehingga beroleh hati bijaksana. Juga agar beroleh kekuatan dalam menapaki kehidupan. Selain itu, bersaksi supaya orang yang mendengarkan atau melantunkan mazmur ini dapat memperoleh kekuatan hidup. Hitung berkat Tuhan satu persatu, maka kita akan memperoleh kekuatan hidup bagi diri sendiri dan memberikan kekuatan hidup bagi yang lain! Haleluya! Tuhan itu baik. Bersyukurlah!
Berdasarkan hasil perenunganmu dari bacaan kita pada hari ini, jawablah beberapa pertanyaan berikut ini:
- Pesan apa yang Sahabat peroleh dari hasil renunganmu?
- Apa yang Sahabat pahami dari ayat 50-51?
Selamat sejenak merenung. Simpan dalam-dalam di hati: Jangan pernah berhenti bersyukur karena Tuhan juga tidak pernah berhenti memberkati kita. (pg).