ALLAH MAHATAHU

Selamat jumpa para Pendukung Kristus, apa kabar? Salam sehat penuh syukur karena Tuhan kita Mahatahu. Sahabat, sesungguhnya Tuhan itu ada di mana-mana!  Tidak ada tempat di bawah kolong langit ini atau di ujung bumi mana pun yang tidak Tuhan ketahui (Ibrani 14:3). Bahkan segala hal yang belum terucap di mulut kita pun Tuhan mengetahuinya (Mazmur 139:4).   Artinya segala yang ada di dalam pikiran dan hati kita Tuhan mengetahuinya.  Oleh sebab itu marilah kita datang kepada Tuhan dan beribadah kepada-Nya dengan sikap hati yang benar, tulus dan apa adanya, tak perlu ada yang dibuat-buat dan kita sembunyikan. Sahabat, pernahkah kita berpikir bahwa tidak ada siapa pun yang mengetahui pergumulan kita? Daud menyadari bahwa hal tersebut tidak mungkin, sebab Tuhan adalah Allah Yang Mahatahu. Untuk itu hari ini  kita akan merefleksikan salah satu Mazmur yang ditulis oleh Daud yang mengupas tentang Allah Mahatahu yang terdapat di Mazmur 139:1-24. Mazmur 139  dikenal sebagai salah satu mazmur yang sangat penting dan amat terkenal. Bahkan ada yang mengatakan bahwa mazmur tersebut adalah mazmur yang terbaik dan paling mulia dari semua mazmur yang ada. Sahabat, Mazmur 139 mengungkapkan beberapa hal yang berkaitan dengan jati diri Allah yaitu Allah yang mengetahui segala sesuatu (ayat 1-6) dan berada di segala tempat serta melampaui segala batasan waktu (ayat 7-12). Selain itu Allah adalah Pencipta umat manusia (ayat 13-16). Daud juga menambahkan betapa sulitnya pikiran Allah yang dikaitkan dengan kuasa dan keadilan Allah terhadap orang-orang yang menentang dan membenci Dia (ayat 17-24). Sangat menarik, ketika Daud menggambarkan Allah Mahatahu,  Allah tahu ketika dia duduk atau berdiri, berjalan atau berbaring, bahkan perkataan-perkataannya yang belum terucap (ayat 2-4). Tidak ada tempat bagi manusia untuk lari dari Allah. Bagaimana mungkin manusia bersembunyi dari Allah, sementara Dialah yang menenun kehidupan manusia sejak dari kandungan (ayat 13-16). Sahabat, pengalaman hidup bersama dengan Allah memberi Daud pemahaman bahwa Allah yang ia sembah adalah Allah Yang Mahatahu. Pengetahuan akan kuasa Allah tidak terselami dan terjangkau oleh manusia (ayat 5-6). Pemahaman tersebut bukan hanya didapat dari kegiatan yang bersifat keagamaan, melainkan dari perenungan Daud akan kehadiran Allah yang ia alami secara langsung. Daud bersyukur karena kejadiannya dahsyat dan ajaib. Dalam ketidakberdayaannya untuk menyelami pikiran Allah, Allah pun tetap hadir bersama dengannya (ayat 17-18). Kelekatan hubungan ini membuat Daud setia berada di pihak Allah. Ia turut membenci semua pihak yang membenci Allah. Kendati demikian, Daud tidak ingin gegabah dalam hidupnya. Ia berdoa agar Allah menyelidiki dan mengenali pikirannya; melihat apakah jalannya serong dari jalan-Nya. Ia pun memohon agar Allah menuntunnya ke jalan yang kekal (ayat 23-24). Ingatlah! Sahabat, tak perlu merasa sendirian karena Tuhan selalu ada di setiap pergumulan kita! Ketika dihadapkan pada pergumulan hidup yang berat, saat itu pula kita merasa takut dan khawatir, karena kita berpikir bahwa Tuhan tidak tahu pergumulan yang sedang kita hadapi.  Sesungguhnya, apa pun yang terjadi dalam hidup kita,  Tuhan tahu persis. Karena itu maukah Sahabat dan saya  memiliki penyerahan diri penuh kepada Tuhan dan  mau berjalan bersama Tuhan setiap hari? Tuhan memberkati Sahabat dan keluarga. (pg) 

ALLAH Sumber KESELAMATAN dan PENGHARAPAN

Selamat jumpa para Pendukung Kristus, apa kabar? Salam sehat penuh syukur karena kita bisa mendapatkan ketenangan ketika kita dekat dengan Tuhan. Sahabat, dalam masa Pandemi Covid – 19, ketenangan menjadi barang langka. Situasi yang serba tidak menentu dan  sangat cepat berubah sering membuat manusia merasakan kecemasan. Rasa cemas yang berlebihan akan membuat manusia tidak mampu melakukan apa pun. Dalam situasi seperti itu, sejatinya manusia hanya membutuhkan ketenangan. Rasa tenang membuat manusia bisa berpikir jernih, dan akhirnya mampu mengambil keputusan yang tepat dan arif. Ternyata ketenangan merupakan kebutuhan dasar manusia. Untuk itu hari ini kita akan menggali kebutuhan dasar kita tersebut dari Mazmur 62:1-13 di bawah judul: “Perasaan tenang dekat Allah”. Hanya dekat Allah saja aku tenang (ayat 2). Demikianlah Daud memulai Mazmurnya. Itu merupakan pengakuan iman. Dari pengakuan tersebut, Daud paham kebutuhan terdalam manusia, yakni rasa tenang. Sahabat, Mazmur 62 berisi pengakuan dan kesaksian Daud, bahwa hanya dekat Tuhan saja dia tenang. Walaupun Daud adalah raja yang besar, kaya, dan kuat, namun ia sungguh-sungguh menyadari bahwa Tuhanlah satu-satunya tempat perlindungan (gunung batu, kota benteng) yang paling aman, yang membuat dia tidak goyah saat menghadapi musuh dan tantangan sehebat bagaimana pun. Ketenangan Daud tentu bukan tanpa dasar. Daud tenang karena Allah adalah sumber keselamatannya (ayat 2). Sesungguhnya sejak lahir, manusia butuh diselamatkan. Tangisan pertama merupakan bukti bahwa manusia merasa tidak aman dan nyaman di dunia. Dia butuh selamat. Coba kita simak, apa makna sapaan: “Selamat pagi” Ternyata sapaan tersebut berarti: Mudah-mudahan selamat pada pagi hari ini (KKBI). Sapaan yang sering kita ucapkan ternyata memerlihatkan bahwa manusia memang butuh keselamatan,  dan Allah merupakan sumber keselamatan sejati. Sahabat, bagi Daud, Allah bukan hanya sumber keselamatan, melainkan juga  sumber pengharapan (ayat 6). Manusia tidak pernah tahu hari esok. Manusia hanya bisa berharap bahwa hari esok akan lebih baik daripada hari ini. Tidak ada seorang pun yang dapat memastikannya. Tetapi Allah tahu dengan pasti, dan karena itulah, Dia dapat diandalkan sebagai sumber pengharapan. Daud selanjutnya mengajak umat untuk mencurahkan isi hati kepada Allah (ayat 9) karena Allah itu kasih dan berkuasa mewujudkan kasih-Nya (ayat 12 dan 13). Allah adalah Pribadi yang mau dan mampu menolong. Kadang kita minta tolong kepada orang mampu, namun tidak mau menolong, akan membuat kita frustasi. Sebaliknya kalau kita minta tolong kepada orang yang mau menolong, tetapi tidak mampu, akan membuat orang tersebut yang frustrasi. Sesungguhnya minta tolong kepada Allah merupakan tindakan iman yang terbaik dan tepat karena Dia kasih dan berkuasa. Ingatlah! Sahabat, sebagai manusia yang memiliki banyak keterbatasan, kita tidak pernah mampu mengendalikan segala sesuatu dengan sempurna. Banyak hal yang kita tidak tahu, termasuk apa yang akan terjadi besok dan masa depan kita. Apa pun yang sudah kita miliki (harta, gelar, jabatan, prestasi, jaringan, dan sebagainya) dan siapapun yang kita andalkan, semuanya terbatas dan tidak akan dapat memberi rasa aman dan ketenangan sejati. Hanya Tuhan tempat perlindungan yang paling aman dan hanya dekat Dia kita bisa menemukan ketenangan sejati. Karena itu, jangan pernah ragu, mendekatlah kepada-Nya! Maukah Sahabat dan saya mendekat kepada Tuhan? Tuhan memberkati Sahabat dan keluarga. (pg).

TAURAT TUHAN MENYEGARKAN JIWA

Selamat jumpa para Pendukung Kristus, apa kabar? Salam sehat penuh sukacita karena firman Tuhan itu manis dan akan menyembuhkan segala kepahitan hidup kita. Sahabat, sesungguhnya segala sesuatu dalam semesta ini memiliki aturan atau kaidah yang digunakan sebagai patokan dalam menunjukkan sebuah nilai. Aturan dan sistem nilai itu diberikan Allah agar manusia menjadi mahkota ciptaan yang bermartabat dan memiliki makna dalam hidupnya. Sahabat, manusia merupakan makhluk ciptaan yang bisa menengok ke belakang, melihat sejarah. Juga bisa merefleksi ke dalam diri, artinya bisa melihat keberadaan diri dalam sejarah sehingga dapat bersikap yang  tepat. Itulah yang dilakukan Daud di dalam Mazmur 19:1-15 yang menjadi bahan perenungan kita pada hari ini. Tujuan Allah menciptakan semesta dan segala isinya adalah untuk memuliakan nama-Nya dan menikmati persekutuan dengan-Nya. Karena itu, Allah menaruh hukum-Nya di alam semesta dan dalam akal budi dan hati manusia. Untuk menemukan hukum Allah, manusia harus mengamati dan menyelidiki alam semesta (ayat 1-7). Hasil pengamatan itu melahirkan banyak ilmu pengetahuan, seperti: Sains, geografi, astronomi, etika, matematika,   sosial, dan lain-lainnya. Berbagai ilmu pengetahuan yang ada memampukan manusia untuk menyimpulkan bahwa Allah adalah sumber segala pengetahuan. Sahabat, Daud sendiri mengatakan bahwa pengetahuan yang diperoleh manusia dari alam semesta memantulkan kemuliaan Allah. Melalui pergerakan, keindahan, dan keteraturan pada alam semesta membawa manusia takjub pada karya Allah. Pemahaman Daud tersebut bisa memaknai penciptaan dengan begitu tepat sehingga mempesonanya untuk kemudian menyembah Sang Penciptanya, ialah Taurat Tuhan yang menyegarkan jiwa (ayat 8-13). Taurat memampukan anak Tuhan memahami mahakarya penciptaan. Taurat merupakan penyataan Allah langsung kepada manusia melalui mulut hamba-hamba-Nya. Tauratlah yang mengungkapkan bahwa Allahlah Pencipta dan Pemelihara. Dia pula yang memiliki maksud mulia dengan ciptaan-Nya, khususnya manusia sebagai gambar-Nya (Kejadian 1-2). Mengenai Taurat Tuhan, Daud meyakini bahwa manusia diajar untuk hidup menurut tujuan Allah. Hanya Taurat Tuhan yang mampu mengubah manusia berdosa menjadi manusia mulia di hadapan Allah. Itu sebabnya Daud menyebut Taurat Tuhan itu sempurna, murni, suci, manis, dan menyegarkan jiwa. Sahabat, kalau melihat langit dengan mata telanjang membuat stress jiwa, maka membaca firman Tuhan justru bisa menyingkapkan kabut yang menutupi mata hati kita, dan melihat cahaya Ilahi yang pada satu sisi memang menyilaukan karena kemuliaan-Nya,  tapi di sisi lain justru menghangatkan dan memberikan arah yang pasti. Ingatlah! Sahabat, marilah kita menjadikan firman Tuhan sebagai oksigen yang dibutuhkan dalam kehidupan kita. Karena itu, ambillah tekad dan bacalah firman Tuhan setiap hari. Maukah Sahabat dan saya melakukannya? Tuhan memberkati Sahabat dan keluarga. (pg).

MAKNA KEDATANGAN ROH KUDUS

Selamat jumpa para Pendukung Kristus, apa kabar? Salam sehat penuh syukur karena Allah Bapa telah mengutus Roh Kudus untuk menghibur dan mendampingi kita. Sahabat, luar biasa, sebelum Yesus kembali kepada Bapa, terlebih dahulu Dia memroses murid-murid-Nya untuk menjadi dewasa sebelum Dia meninggalkan mereka.  Dalam rangka memeringati Hari Pentakosta, kita akan merefleksikan Injil Yohanes 16:4b-15 di bawah judul: “Pekerjaan Penghibur.” Sahabat, bayangkan bagaimana perasaan murid-murid, ketika Yesus memberitahu bahwa Ia akan pergi meninggalkan mereka. Lalu sesudah itu mereka akan dibenci dan diburu oleh orang-orang yang membenci Yesus, seolah-olah mereka adalah pelaku tindak kriminal. Tentu ini membuat mereka sedih sehingga kehilangan minat untuk mengetahui tujuan kepergian Yesus (ayat 5-6). Selain itu mereka  juga tidak tahu apa gunanya kedatangan Roh Kudus bagi mereka. Oleh karena itu, Yesus memberikan  lebih banyak informasi mengenai makna kedatangan Roh Kudus bagi mereka. Yesus menyatakan bahwa Roh Kudus akan melakukan tiga jenis pelayanan saat Ia datang: Ia akan meyakinkan dunia (ayat 8-11), mengajar murid-murid (ayat 12-13), dan memuliakan Yesus (ayat 14-15). Sahabat, sangat jelas bahwa Yesus tidak pergi begitu saja meninggalkan murid-murid melakukan tugas mereka sendirian. Ada Roh Kudus yang akan memperlengkapi mereka dan memberi mereka kuasa sehingga mereka dimampukan untuk melaksanakan mandat yang Tuhan anugerahkan bagi mereka. Kita, yang percaya kepada Yesus, mendapat perintah juga untuk memberitakan Injil kepada dunia yang tidak percaya ini. Wouw! Itu tugas yang berat. Sesungguhnya bukan hanya berat, tetapi mustahil! Bayangkan saja, memberitakan Injil kepada dunia yang membenci Kristus, membenci Injil, dan membenci murid-murid-Nya! Lalu bagaimana mungkin kita berharap agar orang datang kepada Yesus dalam iman? Sahabat, sama seperti yang kita alami, melalui pemberitaan firman Tuhan dan melalui karya Roh Kudus, yang menjelaskan maksud firman dan memanggil orang beriman kepada Kristus. Sahabat, mungkin diantara kita ada yang bertanya,  mengapa Roh Kudus tidak bisa datang kalau Kristus tidak pergi lebih dulu? Ada dua hal, yakni:  Pertama, hal itu merupakan ketetapan Allah. Di sini kita tidak mungkin bertanya: “Bisakah Kristus menurunkan Roh Kudus sementara Ia tinggal di bumi?” Karena Kristus menganggap bahwa semua yang telah ditetapkan oleh Bapa adalah benar.  Kedua, Roh Kudus datang dengan tujuan menerapkan penebusan Kristus dalam hati manusia. Tetapi kalau Kristus belum pergi, berarti Kristus belum mati untuk menebus dosa manusia, maka tentu saja Roh Kudus tidak mungkin menerapkan penebusan yang belum ada itu. Karena itu Ia tidak mungkin datang sebelum Kristus pergi.  Karena itu, terimalah Roh Kudus dalam kehidupan kita yang menghibur dan menyertai tugas pelayanan kita di dunia ini.   Ingatlah! Sahabat, Allah bekerja di dalam dan melalui kita untuk memenangkan orang berdosa bagi Kristus. Ketika kita memberitakan Injil, Roh Kuduslah yang sesungguhnya bekerja untuk meyakinkan orang berdosa mengenai kebenaran Injil. Karena itu, jangan takut untuk mengabarkan Injil Tuhan. Namun kita tentu tidak boleh gegabah dan asal memberitakan. Kita perlu hikmat Tuhan juga untuk melaksanakan tugas berat, tetapi mulia ini, karena kita rindu Injil terus dikumandangkan. Tuhan memberkati Sahabat dan keluarga. (pg)

DOA Paulus untuk Jemaat di EFESUS

Selamat jumpa para Pendukung Kristus, apa kabar? Salam sehat. Semoga kita tidak lupa mendoakan keluarga dan pelayanan para pelayan Tuhan yang begitu setia mendampingi kita dalam menjalani hidup dari hari ke hati. Sahabat, hubungan Rasul Paulus dengan jemaat Efesus sedikit berbeda bila dibandingkan  hubungannya dengan jemaat-jemaat lain. Ia memiliki hubungan sangat dekat dengan jemaat Efesus. Mungkin disebabkan  jemaat Efesus pernah  digembalakan Paulus sampai tiga tahun lamanya (Kisah Para Rasul 20:31) Oleh sebab itu dalam Efesus 3:14-21 Rasul Paulus menaikan doa berkat untuk jemaat di Efesus. Sahabat, bagi Paulus, doa merupakan kunci hidup iman dari sebuah spiritualitas. Doa bukan sekadar ritual, tetapi juga sebuah relasi yang tak terlepas dari iman. Di tengah zaman yang sibuk seperti saat ini, doa sering tidak lagi menjadi prioritas. Berbeda dengan Paulus, di tengah kesibukannya, Paulus senantiasa tetap berdoa. Paulus berdoa karena ia percaya sepenuhnya kepada kuasa Allah dan menghargai kepercayaan berita Injil yang sangat bernilai (Efesus 3:1-13). Dalam doanya, Rasul Paulus memohon supaya Allah senantiasa memelihara setiap warga jemaat Efesus dalam segala pergumulan mereka. Sahabat, dalam bacaan kita hari ini, Paulus berdoa untuk dua hal.  Pertama, jemaat dikuatkan dan diteguhkan imannya (ayat 16) agar hidup mereka semakin berakar dalam kasih Kristus (ayat 17). Tanpa dikuatkan Allah dan berakar dalam Kristus, iman seseorang akan mudah runtuh. Kedua, jemaat mengerti rencana keselamatan yang telah dirancangkan Allah, meski rancangan keselamatan itu sangat lebar, panjang, tinggi, dan dalam, yang melampaui pengetahuan manusia (ayat 18-19). Dalam doanya, Paulus rindu supaya jemaat takjub akan pengenalan tersebut sehingga hidup mereka semakin indah dan diperkenan Allah. Kepenuhan Allah boleh memenuhi mereka dengan pengenalan yang benar (ayat 19). Akhirnya, sebagaimana biasa doa Paulus, ia menaikkan kemuliaan bagi Allah. Ia adalah seorang rasul yang sangat memahami bahwa hidup orang percaya berasal dari Allah dan untuk kemuliaan Allah (ayat 20-21). Ia percaya bahwa Allah akan melanjutkan karya-Nya lebih dari yang dapat ia pikirkan. Sahabat, Doa merupakan kekuatan umat percaya yang menyatukan. Dalam doa, ada kuasa yang besar. Karena itu, Paulus berdoa dan berdoa. Ingatlah! Sahabat,  di dalam surat Efesus yang ia tulis, Paulus banyak mengungkapkan betapa melimpahnya kekayaan Kristus yang hendak dilimpahkan kepada umat-Nya. Paulus berharap agar jemaat di Efesus terbuka mata rohaninya, sehingga mereka  dapat memahami, betapa lebarnya dan panjangnya dan tingginya dan dalamnya kasih Kristus (ayat 18). Yakinlah di tengah kesulitan yang ada, kasih-Nya yang melampaui segala akal sanggup menopang kita. Tuhan memberkati Sahabat dan keluarga, (pg)

TEMBANG IMAN

Selamat jumpa para Pendukung Kristus, apa kabar? Salam sehat penuh syukur karena kita tetap dapat bersuka cita di dalam Tuhan ketika kita harus melewati masa pandemi Covid -19. Sahabat, kadang masalah atau pergumulan hidup membuat kita tidak dapat lagi mengucap syukur kepada Tuhan. Sesungguhnya tidak seorang pun yang tidak memiliki masalah. Ada cukup banyak orang yang pernah mengalami permasalahan yang sulit dan menekan hidupnya. Tetapi justru ketika menghadapi masalah itulah terlihat bagaimana iman dari orang yang mengalami masalah tersebut. Saat ini pandemi Covid – 19 masih berlangsung hampir di seluruh dunia. Di tengah-tengah pandemi seperti ini tentu cukup banyak orang yang kena dampaknya. Kesulitan yang ekstrem sedang dialami oleh banyak orang di seluruh penjuru dunia. Dalam situasi seperti itu, mari kita merefleksikan satu perikop dari kitab Habakuk 3:17-19 di bawah judul: “Nyanyian iman.” Sahabat, perikop yang kita gali saat ini melukiskan tentang kondisi ekstrim yang mungkin dialami oleh semua orang saat ini. Pada saat kitab Habakuk ini ditulis, kebanyakan masyarakat yang tinggal di Kanaan hidup dari kegiatan agraris, yaitu bercocok tanam dan berternak. Jadi, kondisi yang diceritakan di ayat 17 merupakan suatu kondisi yang mengerikan. Semua tanaman yang sedang ditanam tiba-tiba habis begitu saja. Pohon ara, pohon anggur, pohon zaitun tidak berbuah, serta hasil ladang pada saat itu tidak menghasilkan apa pun, entah karena hama, banjir, atau justru karena kekeringan. Jika semua tanaman saja tidak menghasilkan, tentu saja tidak ada bahan makanan bagi ternak-ternak. Kambing dan domba yang membutuhkan banyak rumput terhalau dari kandang, apalagi lembu dan sapi yang membutuhkan lebih banyak rumput daripada kambing dan domba. Dalam pasal 3 ini disebutkan bahwa Habakuk berdoa dengan nada ratapan, hal yang tidak dituliskan di pasal-pasal sebelumnya.  Awalnya ia tidak mengerti maksud Tuhan yang sepertinya menutup mata terhadap kefasikan, serta membiarkan bangsanya ditindas bangsa lain. Akhirnya terjawab sudah pergumulan Habakuk selama ini, bahwa Tuhan tidak pernah membiarkan dan meninggalkan orang-orang yang hidup benar di hadapan-Nya, karena itu meski kegelapan masih melingkupi bangsanya Habakuk tidak membiarkan dirinya larut dalam kepedihan yang berkepanjangan. Di dalam Tuhan selalu ada masa depan dan harapan.  Walau sepertinya berlambat-lambat, saatnya pasti akan tiba, karena janji Tuhan adalah ya dan amin,  “Sebab penglihatan itu masih menanti saatnya, tetapi ia bersegera menuju kesudahannya dengan tidak menipu; apabila berlambat-lambat, nantikanlah itu, sebab itu sungguh-sungguh akan datang dan tidak akan bertangguh.”  (Habakuk 2:3).  Dengan mata iman, Habakuk mampu melihat jauh ke depan melampaui realita dan kemustahilan yang ada,  “Sekalipun pohon ara tidak berbunga, pohon anggur tidak berbuah, hasil pohon zaitun mengecewakan, sekalipun ladang-ladang tidak menghasilkan bahan makanan, kambing domba terhalau dari kurungan, dan tidak ada lembu sapi dalam kandang, namun aku akan bersorak-sorak di dalam TUHAN, beria-ria di dalam Allah yang menyelamatkan aku.”  (ayat 17-18).. Ingatlah! Sahabat, persepsi yang benar mengenai karya Allah, akan memunculkan respons yang berbeda saat kesulitan melanda. Karya Tuhan tak hanya dapat kita rasakan ketika keadaan serba baik. Ketika kita berada dalam kondisi sulit, tetapi kita mampu bersyukur karena meyakini bahwa Allah tak pernah meninggalkan kita, itu pun merupakan karya Allah! Tembang yang Habakuk lantunkan, semoga dapat menginspirasi kita untuk melakukan hal yang sama, terutama pada masa-masa sulit seperti saat ini.  Maukah Sahabat melakukannya? Tuhan memberkati Sahabat dan keluarga. (pg)

Menjadi POHON yang BAIK

Selamat jumpa para Pendukung Kristus, apa kabar? Salam sehat penuh syukur karena kita dapat menjaga hati kita, sehingga perkataan dan perbuatan kita menjadi berkat bagi orang-orang yang ada di dekat kita. Sahabat, manakah lebih mudah mengenali jenis buah: dari pohonnya atau dari buahnya langsung? Di rumah, saya dan istri memiliki berbagai pohon yang kami tanam di pot-pot. Ada pohon: Kelengkeng, Rambutan, Sarikaya, Durian, Alpukat, Jambu, Mangga, dan lain-lain. Seandainya pohon-pohon buah tersebut sudah berbuah, maka kami akan lebih mudah untuk mengenali pohon-pohon tersebut. Dalam Injil Lukas 6:43-45, Tuhan Yesus, Sang Guru Agung, memerlihatkan keterampilan mengajar:  Menggunakan kebenaran umum untuk menjelaskan suatu kebenaran rohani. Sahabat, pepatah lama mengatakan, “Dalamnya laut dapat diduga, tapi dalam hati siapa yang tahu”. Tuhan Yesus menolong kita bagaimana kita dapat mengenali isi hati seseorang. Dalam bacaan kita hari ini, Yesus memberikan gambaran sederhana tentang bagaimana cara mengenal pribadi seseorang. Yesus, dengan cerdas, mengibaratkan manusia itu seperti pohon. Pohon yang baik pasti akan menghasilkan buah yang baik. Sebaliknya, pohon yang tidak baik akan menghasilkan buah yang juga tidak baik (ayat 43). Dia memberikan contoh bahwa semak duri tidak akan menghasilkan buah ara atau buah anggur. Tentu saja kita pasti tahu alasannya karena ketiganya berasal dari jenis yang berbeda (ayat 44). Dari sini kemudian Yesus menarik pada kenyataan hidup manusia. Orang yang dari dalam hatinya baik akan memancarkan hal-hal yang baik pula. Sedangkan, orang yang dari dalam hatinya jahat, juga akan memancarkan hal-hal yang jahat (ayat 45). Sahabat, dari perikop sebelum perikop bacaan kita hari ini diceritakan tentang selumbar di mata orang lain terlihat tetapi balok di mata sendiri tidak terlihat (ayat 41-42). Daripada melihat kekurangan dan kelemahan orang lain yang diumpamakan sebagai selumbar, lebih baik mawas diri untuk melihat kekurangan diri sendiri sehingga tidak gampang menghakimi orang lain (ayat 37). Hal ini tentu saja menegur para orang Farisi dan Ahli Taurat karena merekalah yang mengkritik Tuhan Yesus dengan keras. Merekalah yang diumpamakan orang buta menuntun orang buta (ayat 39). Sedangkan dari konteks sesudahnya  (ayat 46-49), kita mendapat gambaran bagaimana standar mempunyai hati yang baik yang dapat menghasilkan hal-hal yang baik. Standarnya: Mendengarkan perkataan Tuhan Yesus dan melakukannya. Karena jika orang melakukan perkataan Kristus maka ia seperti rumah yang didirikan dengan dasar batu yang digali dalam-dalam sehingga kokoh dan tidak akan goyah oleh air bah dan banjir.Ingatlah! Sahabat, sebenarnya, tidak terlalu sulit untuk mengenali isi hati seseorang. Caranya cukup sederhana. Kita hanya perlu mendengar apa yang dikatakannya dan melihat tindak-tanduknya setiap hari. Jika seseorang berbicara tentang hal yang baik, benar, dan membangun, itu sudah bagus. Namun, perkataan saja tidak cukup. Kita juga harus melihat keselarasan tindakannya dengan perkataannya. Jika selaras, maka kita dapat menilainya sebagai pribadi yang baik. Kita ini berasal dari benih yang baik, yaitu dari Allah. Oleh karena itu, kita memiliki potensi untuk menjadi pohon yang baik. Pohon yang menghasilkan buah yang baik pula. Haleluya! Tuhan memberkati Sahabat dan keluarga. Maukah Sahabat dan saya menjadi pohon yang baik? (pg)

BERSERU dan CARILAH Wajah-Nya

Selamat jumpa para Pendukung Kristus, apa kabar? Salam sehat penuh damai sejahtera. Sahabat, sesungguhnya setiap orang pasti mengalami lika-liku kehidupan. Hal baik dan buruk, silih berganti terjadi di dalam kehidupan. Lebih mudah bagi kita menerima kondisi baik, tapi tidak demikian dalam hal menerima kondisi buruk. Seringkali saat mengalami pergumulan hidup, kita mengeluh dan marah kepada orang lain, bahkan kepada Tuhan dan diri sendiri. Bangsa Israel mendapat pesan  dari Tuhan yang terdapat di kitab Yeremia 29:1-14, yang akan kita gali bersama pada hari ini. Seringkali dalam kehidupan kita, Tuhan mengizinkan pergumulan terjadi. Tapi yakinlah, Tuhan mengizinkan kita mengalami pergumulan bukan supaya kita menderita dan merasa susah. Sahabat, percayalah, rancangan Allah bukanlah rancangan kecelakaan melainkan rancangan damai sejahtera yang memberikan hari depan penuh harapan, “Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman TUHAN, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan.” (ayat 11) Apa yang harus  kita lakukan untuk meraih janji rancangan damai sejahtera dan  masa depan yang penuh harapan tersebut? Pertama, berseru dan berdoa. “Dan apabila kamu berseru dan datang untuk berdoa kepada-Ku, maka Aku akan mendengarkan kamu;” (ayat 12). Kita tidak perlu takut untuk mengungkapkan isi hati kita kepada Tuhan. Bahkan tidak perlu dengan kata-kata yang bagus atau terlalu ditata, karena Tuhan melihat ketulusan hati kita. Firman Tuhan bahkan mengatakan kepada kita untuk berseru kepada-Nya. Berseru merupakan suatu tindakan atau ungkapan yang mengerahkan sekuat tenaga kita untuk mengeluarkan isi hati dan pikiran kita. Oleh karena itu, marilah kita dengan penuh keberanian berseru dan berdoa kepada-Nya, sehingga kita dapat melihat karya Tuhan dinyatakan dalam kehidupan kita, rancangan damai sejahtera digenapi bagi kita, “Sebab itu marilah kita dengan penuh keberanian menghampiri takhta kasih karunia, supaya kita menerima rahmat dan menemukan kasih karunia untuk mendapat pertolongan kita pada waktunya” (Ibrani 4:16). Kedua, cari Wajah Tuhan, “Apabila kamu mencari Aku, kamu akan menemukan Aku; apabila kamu menanyakan Aku dengan segenap hati” (ayat 13). Masalah demi masalah selalu datang kepada kita, mulai dari masalah yang ringan hingga masalah yang sangat berat. Satu-satunya jalan keluar bagi setiap masalah kita adalah dengan datang kepada-Nya, mencari wajah-Nya. Yesus adalah jawaban bagi setiap masalah kita. Tidak ada pribadi lain yang dapat memberikan jalan keluar terbaik selain Yesus. Ketika kita datang mencari wajah-Nya, maka Dia akan menyatakan diri-Nya kepada kita. Dia akan memberikan ketenangan, damai sejahtera, sukacita, kekuatan baru, pemulihan dan hikmat yang baru untuk menyelesaikan masalah yang sedang kita hadapi. Ingatlah! Sahabat, janji pemulihan bagi kita akan digenapi oleh Tuhan jika kita setia datang mencari wajah-Nya, kita setia berada di dalam hadirat-Nya. Masa depan yang penuh harapan dan rancangan damai sejahtera telah disediakan bagi kita semua yang taat dan setia kepada-Nya (ayat 14). Karena itu, berseru dan carilah wajah TUHAN agar rancangan damai sejahtera-Nya turun atas kita. Tuhan memberkati Sahabat dan keluarga. (pg)

ADA UPAH bagi Mereka yang BERSEMANGAT TINGGI

Selamat jumpa para Pendukung Kristus, apa kabar? Salam sehat penuh semangat. Sahabat,  saya semakin meyakini bahwa  semangat sangat berperan penting dalam keberhasilan kita. Kadang semangat bisa  memulihkan kembali stamina dan kekuatan untuk terus berjuang walau tubuh dan pikiran sedang terasa lemah. Sepandai bagaimana pun, tanpa adanya semangat maka kita tidak akan bisa berbuat banyak untuk menggapai keberhasilan. Saya punya cukup banyak teman yang mempunyai inteligensi terbilang biasa-biasa saja dengan tingkat pendidikan tidak terlalu tinggi, namun semangat juang mereka membuat mereka akhirnya bisa mewujudkan impiannya. Sahabat, berbicara mengenai semangat, para peneliti kanker di King’s College, London, melakukan penyelidikan jangka panjang atas 57 orang perempuan penderita kanker payudara yang menjalani mastektomi. Mereka mendapatkan bahwa 7 di antara 10 orang perempuan dengan semangat juang tinggi dapat bertahan hidup sepuluh tahun kemudian, sedangkan 4 dari 5 orang perempuan yang merasa tak berpengharapan meninggal pada waktu didiagnosis. Untuk mendalami masalah semangat, kita bisa menggali dari kitab 2 Tawarikh pasal 15. Dalam perikop tersebut dikisahkan tentang seorang raja bernama Asa yang melakukan reformasi terhadap bangsa Yehuda yang dipimpinnya.  Sebelum ia melakukannya, ia terlebih dahulu didatangi oleh nabi Azarya bin Oded yang  diberikan mandat langsung dari Allah untuk menyampaikan pesan khusus bagi sang raja. Rangkaian pesan dari Allah pun disampaikan, dan salah satu diantara pesan itu ternyata mengenai semangat, “Tetapi kamu ini, kuatkanlah hatimu, jangan lemah semangatmu, karena ada upah bagi usahamu!” (ayat 7). Sahabat, mari kita perhatikan  bahwa Tuhan menjanjikan upah bagi orang-orang yang memiliki semangat tinggi dan punya mental baja. Syukurlah Asa mendengar pesan itu, dan proses reformasi menyeluruh pun ia lakukan. Penulis kitab 2 Tawarikh  kemudian mencatat hasil signifikan dari usahanya, “Tidak ada perang sampai pada tahun ketiga puluh lima pemerintahan Asa.” (ayat 19). Ini sebuah pencapaian besar mengingat pada saat itu perang begitu sering terjadi. Lebih lanjut mengenai semangat kita bisa menggali dari Amsal Salomo. “Orang yang bersemangat dapat menanggung penderitaannya, tetapi siapa akan memulihkan semangat yang patah?” (Amsal 18:14). Semangat mampu memberi kekuatan untuk menanggung penderitaan dan beban berat. Tetapi apa yang bisa kita perbuat ketika kita tidak memiliki semangat lagi? Orang yang patah semangat cenderung sulit untuk bangkit. Semakin lama dibiarkan, semakin sulit pula untuk pulih. Jika kita pernah mengalaminya, kita tentu tahu hal tersebut. Semangat bisa berfungsi bagaikan bahan bakar yang membuat kita bisa terus maju. Tanggung jawab yang besar ataupun kecil apabila dilakukan dengan antusiasme, gairah dan semangat yang tinggi akan mampu kita selesaikan dengan hasil terbaik. Ingatlah! Sahabat, mulai hari ini bangkit dan bersemangatlah. Ada cukup banyak orang biasa yang menggapai hasil yang luar biasa dengan bermodalkan semangat juang tinggi, yang pantang menyerah. Karena itu, apapun yang kita hadapi saat ini, hadapilah dengan semangat. Percayalah kepada janji-janji Tuhan. Nikmati kebaikan, penyertaan dan campur tangan-Nya. Yakinlah hal itu sudah lebih dari cukup untuk menumbuhkan dan mengobarkan semangat dalam diri kita. Jagalah agar baranya jangan sampai meredup. Jangan pernah lupa bahwa Tuhan menjanjikan upah bagi orang-orang yang memiliki semangat tinggi dan tahan uji. Tuhan memberkati Sahabat dan keluarga. (pg)

RUMAH KITA

Selamat jumpa para Pendukung Kristus, apa kabar? Salam sehat penuh syukur karena kita boleh tinggal di rumah bersama dengan orang-orang yang kita kasihi. Sahabat, mungkin ada  diantara kita yang ingat dengan lagunya  God Bless yang berjudul  “Rumah Kita”, yang liriknya ditulis oleh Ian Antono. Lagu tersebut meledak di pasaran dan menjadi album terlaris God Bless.  Lagu tersebut berada dalam album “Semut Hitam”, yang dirilis pada tahun 1988. Tembang lawas tersebut  hendak mengingatkan bahwa bagaimana pun keadaannya, rumah kita adalah rumah kita, walaupun hanya berupa bilik bambu, harus dijaga dan kita bangga dengannya. Syukur kepada Tuhan,  dalam pertemuan  kali ini, kita akan mempelajari dan merenungkan firman Tuhan yang   diambil dari Injil Yohanes 14:1-4 di bawah judul “Rumah Bapa”. Sahabat kita perhatikan ayat 1,  “Janganlah gelisah hatimu; percayalah kepada Allah, percayalah juga kepada-Ku.” Melalui ayat ini, Tuhan Yesus mengatakan bahwa janganlah hati kita gelisah! Janganlah cemas! Janganlah takut! Jangan pula khawatir! Percayalah kepada Allah! Percayalah juga kepada Tuhan Yesus. Tuhan Yesus melanjutkan pernyataan-Nya, “Di rumah Bapa-Ku banyak tempat tinggal. Jika tidak demikian, tentu Aku mengatakannya kepadamu. Sebab Aku pergi ke situ untuk menyediakan tempat bagimu” (ayat 2). Puji Tuhan! Percayalah! Di rumah Bapa di surga banyaklah tempat. Tuhan Yesus dengan jelas mengatakan bahwa Dia pergi ke situ untuk menyediakan tempat bagi kita. Lebih lanjut mari  kita perhatikan ayat 3,  “Dan apabila Aku telah pergi ke situ dan telah menyediakan tempat bagimu, Aku akan datang kembali dan membawa kamu ke tempat-Ku, supaya di tempat di mana Aku berada, kamu pun berada.” Tuhan Yesus sendiri sudah berfirman bahwa jika Dia sudah pergi ke sana dan telah menyediakan tempat bagi kita, maka Dia akan datang kembali dan membawa kita ke tempat Dia bersemayam. Supaya di tempat Dia berada, maka di sana pula kita berada. Ayat 3 menyiratkan bahwa supaya di rumah Bapa yang adalah juga rumah Yesus,  maka di rumah itu pula kita berada. Maka surga menjadi rumah kita. Sahabat, dalam ayat 4. Tuhan Yesus berfirman, “Dan ke mana Aku pergi, kamu tahu jalan ke situ.”  Tuhan Yesus mengatakan bahwa ke mana Tuhan Yesus pergi, maka kita harus mengetahui jalan yang dilewati-Nya untuk pergi ke sana. Supaya ke mana Dia pergi, kita mengetahui jalan ke sana.Ingatlah! Sahabat, jika saat ini di dalam hati kita masih ada keraguan,  janganlah gelisah. Betapa indahnya ketika Yesus memulai firman-Nya tentang Rumah Bapa dengan pernyataan,  “Janganlah gelisah hatimu; percayalah kepada Allah, percayalah juga kepada-Ku.” Di tempat perantauan,   kita telah dijanjikan penyertaan Tuhan, dan ada tempat yang sebenarnya bagi kita yang telah disediakan Kristus sendiri. Surga, rumah Bapa, adalah sebuah tempat yang nyata ada, bukan fatamorgana, yang akan menjadi tempat yang  kekal bagi setiap orang percaya. Mari kita terus bertekun beriman kepada Yesus agar tempat yang Dia sediakan menjadi rumah kita. Tuhan Yesus memberkati Sahabat dan keluarga. (pg)