BAGAI MAKAN BUAH SIMALAKAMA

Selamat jumpa  para Pendukung Kristus, apa kabar? Semoga pagi ini ketika kita bangun tidur, hati kita tenang dan senang, penuh keyakinan karena kita sudah mendapat  hikmat dari Tuhan tentang apa yang sebaiknya kita lakukan pada hari ini, di saat semakin banyak orang yang terinfeksi virus Corona ketika “New Normal” sudah mulai dijalankan. Saat ini banyak orang yang bingung, menjadi serba ragu, khususnya di kalangan pengambil keputusan. Mereka menghadapi dilema. Bagai makan buah Simalakama. Sesungguhnya kita semua, tanpa terkecuali, butuh hikmat Tuhan. Kitab Amsal merupakan salah satu kitab  yang paling sering saya baca. Kitab Amsal adalah kumpulan ajaran tentang cara menjalani hidup yang baik dan sesuai dengan kehendak Tuhan.  Ajaran-ajaran itu diungkapkan dalam bentuk petuah, peribahasa atau pun pepatah;  kebanyakan berkaitan dengan persoalan hidup manusia sehari-hari.  Ada banyak hikmat yang diajarkan dalam kitab Amsal ini, dan kunci untuk memiliki hikmat itu adalah takut akan Tuhan,  “Permulaan hikmat adalah takut akan TUHAN, dan mengenal Yang Mahakudus adalah pengertian.”  (Amsal 9:10). Bagaimana caranya untuk memiliki hati yang takut akan Tuhan? Tidak ada jalan lain, selain kita harus tinggal di dalam firman Tuhan.  Dari situlah kita akan mendapatkan fondasi yang kuat bagi kehidupan kita, sehingga kita dapat berdiri kuat dan tak tergoyahkan meski diterpa badai permasalahan seberat bagaimana pun.  Ketika kita memilih hidup di jalan Tuhan kita akan beroleh hikmat sehingga kita dapat membedakan manakah yang menjadi kehendak Tuhan:  apa yang baik, yang berkenan dan yang sempurna.  Akhirnya dengan hikmat tersebut kita dapat berlaku seperti yang Tuhan mau dan inginkan.  Raja Salomo, ketika hidup mengandalkan Tuhan, dan senantiasa melibatkan Dia di setiap rencana hidupnya serta bergantung penuh kepada-Nya, maka hidup Salomo diberkati Tuhan secara luar biasa dan ia pun menjadi raja yang sangat terkenal di zamannya. Pengalaman hidup saya bercerita,  selama kita mau berjalan bersama Tuhan setiap hari dan tinggal dalam firman-Nya, maka  “Engkau memberitahukan kepadaku jalan kehidupan; di hadapan-Mu ada sukacita berlimpah-limpah, di tangan kanan-Mu ada nikmat senantiasa.” (Mazmur 16:11).  Untuk tetap tinggal dalam firman Tuhan kita harus berpegang pada perintah Tuhan dan menjaga-Nya seperti menjaga biji mata sendiri. Mari kita camkan dan laksanakan nasihat ini, “Hai anakku, berpeganglah pada perkataanku, dan simpanlah perintahku dalam hatimu.”  (Amsal 7:1) Ingatlah! “Permulaan hikmat adalah takut akan TUHAN, semua orang yang melakukannya berakal budi yang baik. …”  (Mazmur 111:10). GBU & Fam. (pg)

Setia dan Taati Pemerintah

Bacaan Alkitab: ”Ingatkanlah mereka supaya mereka tunduk pada pemerintah dan orang-orang yang berkuasa, taat dan siap untuk melakukan setiap perkerjaan yang baik” (Titus 3:1) Desember 2020, tepatnya tanggal 9 akan terselenggara pilkada serentak di NKRI ini. Bila suatu pemilihan pimpinan daerah dilaksanakan dan diketahui hasilnya, akan ada warga negara yang senang atau sedih, tergantung pilihan politik mereka. Bagi para pendukung pimpinan terpilih mungkin akan tunduk pada otoritas pemerintah yang dibentuknya. Namun banyak juga yang akan tunduk, sekalipun dengan terpaksa. Para pengikut Kristus harus jadi teladan dalam menaati Firman Tuhan, tidak hanya harus tunduk dengan tulus ikhlas kepada pemerintah yang berkuasa dan menaati peraturan yang ditetapkan oleh pemerintah yang sah, tetapi terlebih oleh karena Alkitab Firman Tuhan. Dalam suratnya kepada Titus, Paulus mengatakan bahwa kita juga harus hidup berdamai dan penuh perhatian, serta siap melakukan setiap pekerjaan yang baik, tanpa memfitnah orang lain (Titus 3:1,2). Titus melayani orang-orang percaya di Kreta, suatu daerah yang terkenal dengan penduduknya yang tidak patuh. Ada banyak alasan untuk mengungkapkan kejelekan para penduduk dan pemerintah di Kreta, tetapi Paulus mengingatkan para pengikut Kristus agar tidak melakukan hal itu karena berlawanan dengan sabda Tuhan. Kenyataannya, dalam surat singkatnya kepada Titus, Rasul Paulus mengatakan sampai tujuh kali tentang pentingnya melakukan pekerjaan yang baik: suka terhadap hal yang baik (Titus 1:8), mengajarkan hal-hal yang baik (Titus 2:3), melakukan perbuatan baik (Titus 2:7,14; 3:1, 2,8,14). Surat Paulus ini merupakan peringatan yang tepat pada waktunya, yakni bahwa sebagai hamba Tuhan Yesus Kristus kita harus berbuat baik kepada orang lain, tak peduli apakah kita menyetujui norma dan kebijakan mereka. Memang tidak mudah, tetapi ini merupakan hal yang benar untuk dilakukan.    Hikmat hari ini: Para pengikut Kristus dapat menjadi pembangun, bila mereka menolak untuk menjadi perusak. Selamat memasuki awal minggu ini, Selamat beraktivitas, tetap menjadi pembangun semangat di era New Normal ini. Tetap setia dan taat kepada protokol kesehatan dari pemerintah NKRI dan WHO.  Jesus Christ bless you (sp).

CERITAKANKANLAH PERBUATAN TUHAN YANG AJAIB

Selamat jumpa para pendukung Kristus, apa kabar? Mari kita syukuri akhir pekan pada hari ini yang Tuhan sediakan bagi kita. Semoga hari ini  hati kita benar-benar meluap dengan syukur karena kita merasakan pertolongan dan pemeliharaan Tuhan dalam sepanjang hidup. Di akhir pekan ini saya mengajak pembaca RH ini untuk bersukacita dan bersukaria karena Tuhan. Saya mengajak pembaca untuk sejenak menyimak kehidupan Daud. Sungguh luar biasa, di sepanjang hidupnya,  Daud senantiasa merasakan dan mengalami penggenapan janji-janji Tuhan.  Bukan hanya berkat jasmani yang dirasakan, tapi berkat-berkat rohani juga Tuhan limpahkan dalam kehidupannya sehingga ia berkata,  “…aku mau bersukacita dan bersukaria karena Engkau, bermazmur bagi nama-Mu, ya Mahatinggi,”  (Mazmur 9:3). Maka kita tidak perlu heran, ketika Daud berkata,  “Engkau menyediakan hidangan bagiku, di hadapan lawanku; Engkau mengurapi kepalaku dengan minyak; pialaku penuh melimpah.”  (Mazmur 23:5).  Hidangan berbicara tentang berkat-berkat jasmani.   Sedangkan urapan berbicara tentang berkat rohani.  Urapan adalah tanda penyertaan, perlindungan, dan penjagaan dari Tuhan.  Adapun  piala berbicara tentang suatu kemenangan, kebesaran dan kejayaan.  Karena itu, sekalipun  harus diperhadapkan dengan berbagai masalah dan besarnya tantangan, Daud sangat percaya bahwa ia tidak menghadapinya seorang diri, ada Tuhan yang selalu menyertai dan berada di pihaknya.  Ketika berhadapan dengan Goliat, raksasa Filistin yang  “Tingginya enam hasta sejengkal.”  (1 Samuel 17:4), lengkap dengan  “Ketopong tembaga ada di kepalanya, dan ia memakai baju zirah yang bersisik; berat baju zirah ini lima ribu syikal tembaga.”  (1 Samuel 17:5), Daud tidak gentar dan tawar hati.  Secara akal manusia Goliat bukanlah lawan yang sepadan, namun Daud percaya jika Tuhan beserta,  maka tidak ada perkara yang mustahil.  “Engkau mendatangi aku dengan pedang dan tombak dan lembing, tetapi aku mendatangi engkau dengan nama TUHAN semesta alam…Hari ini juga TUHAN akan menyerahkan engkau ke dalam tanganku dan aku akan mengalahkan engkau dan memenggal kepalamu dari tubuhmu;” (1 Samuel 17:45-46).  Daud begitu yakin dapat mengalahkan Goliat, bukan dengan kehebatan dan kekuatan manusia, tapi dengan nama Tuhan.  Daud menggunakan bahasa iman! Pengalaman hidup Daud bercerita bahwa  Tuhan benar-benar memelihara hidupnya, sehingga ia dapat berkata,  “…tetapi tidak pernah kulihat orang benar ditinggalkan, atau anak cucunya meminta-minta roti;”  (Mazmur 37:25). Karena itu, mari bersama dengan Daud, kita ikrarkan kerinduan kita, “Aku mau bersyukur kepada TUHAN dengan segenap hatiku, aku mau menceritakan segala perbuatan-Mu yang ajaib;”  (Mazmur 9:2). GBU & Fam. Enjoy your weekend. (pg)

Warisan Iman: Suka Bekerja

Bacaan Alkitab: Tetapi mungkin ada orang berkata: “Padamu ada iman dan padaku ada perbuatan”, aku akan menjawab dia: “Tunjukkanlah kepadaku imanmu itu tanpa perbuatan, dan aku akan menunjukkan kepadamu imanku dari perbuatan-perbuatanku” (Yakobus 2:18) Hari ini, Jumat 3 Juli 2020 adalah Hari Bebas Kantong Plastik Sedunia atau International Plastic Bag Free Day. Kantong plastik yang dibuang sembarangan dapat mencemari lingkungan. Kantong plastik bisa mengganggu kelancaran aliran air dan mengakibatkan banjir. Kantong plastik tidak mudah terurai di alam, tidak dapat membusuk. Perlu waktu ratusan tahun untuk membuat bahan ini dapat terurai menjadi tanah. Walaupun sudah ada teknologi plastik biodegradable, plastik tetap memerlukan waktu yang cukup lama untuk terurai. Pemprov DKI Jakarta menetapkan bahwa sejak 1 Juli 2020 Jakarta bebas kantong platik!  Saat Dave Thomas meninggal dunia 2002, ia tidak hanya mewariskan ribuan restoran Wendy’s-nya, tetapi juga mewariskan pengalaman kerja kerasnya yang terkenal itu.  Dave Thomas, sang wiraswastawan yang murah senyum ini memberi pandangan bagaimana seharusnya pengikut Kristus mengisi hidupnya. Dia yang di masa mudanya banyak dipengaruhi neneknya mengenal Kristus, mengatakan bahwa orang percaya harus jadi teladan yang tulus ikhlas menyingsingkan lengan baju. Itulah: “Warisan Iman: Suka Bekerja.”  Dalam bukunya ”Well Done (Bagus Sekali!), Dave Thomas berkata, “Pengikut Yesus Kristus yang mau menyingsingkan lengan bajunya adalah orang yang melihat kekristenan sebagai iman dan perbuatan, sebagai wujud relasi dengan Tuhan Yang Hidup. Walau tetap tak dikenal, tetapi terkenal sebagai orang yang gemar melakukan lebih banyak kebaikan daripada semua orang beriman termasyhur mana pun”. Pernyataan itu lebih berisi daripada burger Wendy’s yang berlapis tiga. Dave Thomas tidak hanya sadar bahwa kerja keras diperlukan untuk menjalankan bisnis restorannya, tetapi juga penting untuk kehidupan rohaninya. Dalam Yakobus 2:17, dapat kita baca bahwa iman tanpa perbuatan akan membuat iman kita mati. Marilah kita singsingkan lengan baju kita dan mulai bekerja dengan tulus. Ada banyak hal yang bisa dikerjakan saat ini, mari kita belajar tidak menunda. Menunda sama dengan tidak melakukan apa-apa, sia-sia. Hikmat hari ini: Iman yang hidup adalah iman yang mau bekerja keras dengan Segenap hati, bukan setengah hati. Selamat memasuki hari baru hari ini, Tetap semangat jadi berkat bagi sesama di era New Normal Ini”.  Jesus Christ bless you (sp).

MASIH ADA HARAPAN

Selamat jumpa para Pendukung Kristus,  apa kabar? Semoga sehat-sehat dan tetap semangat menyambut setiap kesempatan yang masih Tuhan bukakan bagi kita. Sesungguhnya menjadi tua merupakan suatu keniscayaan. Kita perlu menyadari bahwa manusia tidak selamanya muda dan perkasa.  Semua pasti akan mengalami perubahan seiring berjalannya waktu:  yang muda menjadi tua, yang kuat dan gagah lambat laun akan melemah kekuatannya.  Tentu saja proses menjadi tua bukan untuk kita sesali apalagi kita ratapi, tapi justru harus kita syukuri karena Tuhan memberi kesempatan kepada kita untuk menjadi tua dan boleh menikmati masa tua. Saudara, dalam Perjanjian Lama, ada satu kitab yang bernama Ratapan. Mengapa diberi nama Ratapan? Karena Yeremia menulis kitab tersebut sebagai ungkapan kepedihan hatinya yang mendalam atas kehancuran Yerusalem:  tembok-tembok kota yang runtuh dan pembuangan orang-orang ke Babel.  Sambil duduk ia menangis dan meratapi Yerusalem:  “Ah, betapa terpencilnya kota itu, yang dahulu ramai! Laksana seorang jandalah ia, yang dahulu agung di antara bangsa-bangsa. Yang dahulu ratu di antara kota-kota, sekarang menjadi jajahan. Yehuda telah ditinggalkan penduduknya karena sengsara dan karena perbudakan yang berat; … Jalan-jalan ke Sion diliputi dukacita, karena pengunjung-pengunjung perayaan tiada; sunyi senyaplah segala pintu gerbangnya, …” (Ratapan 1:1, 3, 4). Yang menarik walaupun kitab tersebut memang dimulai dengan ratapan, tapi isinya tidak semuanya ratapan,  ada pengharapan untuk dipulihkan.  Ada janji pemulihan bagi setiap orang yang berharap kepada Tuhan!  “Adalah baik menanti dengan diam pertolongan TUHAN.” (Ratapan 3:26).  Janji pemulihan disediakan bagi orang-orang yang senantiasa bertekun menanti-nantikan Tuhan.  Yeremia mengingatkan kepada kita mengapa kita  berharap kepada Tuhan dan menantikan-Nya?  Karena  “Tak berkesudahan kasih setia TUHAN, tak habis-habisnya rahmat-Nya, selalu baru tiap pagi; besar kesetiaan-Mu!”  (Ratapan 3:22-23).  Menantikan Tuhan berarti menaruh harap dan memercayakan hidup sepenuhnya kepada Tuhan, serta memandang Dia sebagai satu-satunya sumber pertolongan, bukan yang lain.  “Dia memberi kekuatan kepada yang lelah dan menambah semangat kepada yang tiada berdaya…orang-orang yang menanti-nantikan TUHAN mendapat kekuatan baru: mereka seumpama rajawali yang naik terbang dengan kekuatan sayapnya; mereka berlari dan tidak menjadi lesu, mereka berjalan dan tidak menjadi lelah.”  (Yesaya 40:29, 31).  Orang yang menati-nantikan Tuhan akan beroleh kekuatan baru, kemampuan untuk mengatasi masalah dan kesanggupan untuk terus berjalan maju melewati badai. Ingatlah! Senada dengan isi kitab Ratapan, kita tidak hanya ikut meratapi pertumbuhan ekonomi di negara kita yang turun sangat tajam pada tahun ini, bahkan ada kecenderungan menjadi minus, namun bersama Yeremia, kita juga tetap menaruh pengharapan kepada Tuhan karena  “Diberkatilah orang yang mengandalkan TUHAN, yang menaruh harapannya pada TUHAN! Ia akan seperti pohon yang ditanam di tepi air, yang merambatkan akar-akarnya ke tepi batang air, dan yang tidak mengalami datangnya panas terik, yang daunnya tetap hijau, yang tidak kuatir dalam tahun kering, dan yang tidak berhenti menghasilkan buah.” (Yeremia 17:7-8). GBU & Fam. (pg)

PILIHAN YANG TEPAT

Selamat jumpa para Pendukung Kristus, apa kabar? Saya yakin hampir setiap manusia begitu dia bangun tidur sudah diperhadapkan pada pilihan, mau langsung ke kamar mandi untuk buang air kecil lalu berolahraga atau ke wastafel untuk berkumur kemudian minum air putih hangat, setelah itu bersaat teduh sejenak? Saya yakin hampir setiap saat dalam sepanjang hidup, kita diperhadapkan pada pillihan. Ingatlah! Pilihan-pilihanmu itu akan sangat menentukan keberhasilanmu di kemudian hari. Dari hasil pengamatan saya selama ini, hampir setiap orang tentunya tidak ingin hidup dalam kekurangan atau pas-pasan, termasuk saya tentunya.  Kita pasti ingin mendapatkan sesuatu yang lebih.  Seorang pelajar atau mahasiswa tentunya tidak ingin meraih nilai yang pas-pasan.  Ia akan tekun belajar, berjuang mati-matian, sampai ia memperoleh nilai yang memuaskan atau di atas rata-rata.  Seorang karyawan rela kerja lembur hingga larut, rela banting tulang,  dengan harapan akan mendapatkan penghasilan atau gaji lebih dari biasanya.  Pada dasarnya semua orang bekerja keras dan melakukan berbagai usaha untuk mendapatkan hasil yang lebih. Iya apa iya? Sayang seribu sayang,  saat ini ada cukup banyak orang yang mengambil jalan pintas,   menempuh jalan yang sesat, tidak halal, melanggar hukum, mengesampingkan rasa malu, mengorbankan harga diri, hidup dalam ketidaktaatan demi mendapatkan hasil yang lebih.  Mereka terlibat dalam berbagai skandal:  penyalahgunaan kekuasaan atau jabatan dengan melakukan korupsi, memanipulasi pajak, menekan upah buruh dan sebagainya.  Alkitab dengan keras memperingatkan:  “Orang yang menabur kecurangan akan menuai bencana,” (Amsal 22:8a).  Bagaimana agar kita mendapatkan hasil yang lebih. Mari kita pegang janji Tuhan berikut, “Bagi Dialah, yang dapat melakukan jauh lebih banyak dari pada yang kita doakan atau pikirkan, seperti yang ternyata dari kuasa yang bekerja di dalam kita,”  (Efesus 3:20) Untuk mendapatkan hasil yang lebih atau mengalami berkat-berkat Tuhan yang sangat luar biasa, kita dapat belajar dari salah seorang tokoh Alkitab yaitu SALOMO.  Ketika bertemu dengan Tuhan, Salomo MENENTUKAN PILIHAN YANG TEPAT, maka dia mendapatkan berkat-berkat yang luar biasa, lebih dari yang diduga.  Salomo minta HIKMAT dari Tuhan bukan yang lain. Berikut adalah tanggapan Tuhan atas pilihan Salomo,  “Oleh karena engkau telah meminta hal yang demikian dan tidak meminta umur panjang atau kekayaan atau nyawa musuhmu, melainkan pengertian untuk memutuskan hukum, maka sesungguhnya Aku melakukan sesuai dengan permintaanmu itu, sesungguhnya Aku memberikan kepadamu hati yang penuh hikmat dan pengertian, sehingga sebelum engkau tidak ada seorang pun seperti engkau, dan sesudah engkau takkan bangkit seorang pun seperti engkau. Dan juga apa yang tidak kauminta Aku berikan kepadamu, baik kekayaan maupun kemuliaan, sehingga sepanjang umurmu takkan ada seorang pun seperti engkau di antara raja-raja.” (1 Raja-Raja 3:11-13). Kuncinya terletak pada PILIHAN yang tepat. Ingatlah! “Apa yang tidak pernah dilihat oleh mata, dan tidak pernah didengar oleh telinga, dan yang tidak pernah timbul di dalam hati manusia: semua yang disediakan Allah untuk mereka yang mengasihi Dia.”  (1 Korintus 2:9). GBU & Fam.  (pg).

Sehebat-Hebatnya Manusia

Bacaan Alkitab: Berfirmanlah TUHAN: “Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita, supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas ternak dan atas seluruh bumi dan atas segala binatang melata yang merayap di bumi.” (Kejadian 1:26) Bioteknologi adalah sebuah bidang ilmu yang menerapkan kemajuan teknologi ke dalam bidang ilmu biologi. Prospek kemajuan yang ditawarkan oleh bidang ilmu yang satu ini sungguh luar biasa. Mulai dari yang sudah kita anggap normal, seperti semangka tanpa biji, cloning manusia, sampai kepada yang masih terasa bagaikan mimpi seperti mengganti anggota tubuh kita yang rusak dengan teknologi sel punca (stem cell). Namun, perkembangan ini juga menimbulkan banyak masalah etika. Kemajuan yang ditawarkan tersebut acap kali berbenturan dengan batas-batas etika yang selama ini dipegang oleh masyarakat. Sebagai contoh, teknologi embryonic stem cell membutuhkan janin sebagai bahan percobaannya. Tak heran begitu banyak perdebatan yang terjadi di kalangan para ahli etika seputar isu-isu bioteknologi tersebut. Disadari atau tidak, perkembangan bioteknologi memang membawa perubahan yang besar dalam pola pikir manusia mengenai seluruh alam dan ciptaan. Manusia, dengan perkembangan bioteknologi, seakan-akan merasa mampu mengubah alam dan kemudian menciptakan kehidupan baru. Dengan demikian, manusia merasa bahwa ia adalah allah. Dan karena itu, ia tidak lagi memerlukan TUHAN yang sejati. Sebagai pengikut Tuhan Yesus Kristus, kita harus berhati-hati terhadap isu ini. Sebab seperti yang kita baca dalam bacaan Alkitab Firman Tuhan hari ini, tampak jelas siapa TUHAN dan siapa kita. DIA adalah PENCIPTA segala sesuatu, sedangkan kita, Sehebat-Hebatnya Manusia dan secanggih apa pun, tetap hanyalah ciptaan yang penuh keterbatasan. Tanpa DIA kita tidak ada. Terlepas dari DIA kita binasa. Selayaknya kita tingkatkan pujian penyembahan kepada-Nya, tak perlu kita menunda, besok atau nanti mungkin terlambat. Di era pandemi covid-19 inilah saat-Nya. Hikmat hari ini: Semaju apa pun teknologi manusia, kita tetap ciptaan yang bergantung kepada sang pencipta. Selamat memasuki hari baru hari ini, “Biarlah segala  yang bernafas memuji TUHAN! Haleluya!” (Mazmur 150:6), Tetap semangat jadi berkat bagi sesama di era New Normal Ini Jesus Christ bless you (sp).

Oh Indahnya Berbagi

Bacaan Alkitab: “Siapa banyak memberi berkat, diberi kelimpahan, siapa memberi minum, ia sendiri akan diberi minum” (Amsal 11:25) Hari ini, Rabu, 01 Juli 2020 bertepatan dengan Hari Bayangkara ke-74, kita kado apa buat Polri kita? Mari kita ucapkan selamat dan memberikan apresiasi setinggi-tingginya kepada setiap polisi kita sebagai garda terdepan dalam mengamankan NKRI bergandengan tangan dengan TNI. Fasilitas apa di HUTnya yang ke-74 ini? Ada pelayanan SIM Gratis bagi yang lahirnya di tanggal 1 Juli, hanya membayar biaya kesehatan saja, baik bagi yang perpanjangan maupun SIM baru. Konon, danau Galilea dan Laut Mati di Palestina memiliki karakteristik yang berbeda. Di Danau Galilea hidup banyak ikan. Para nelayan biasa menangkap ikan di sana. Di sekitarnya hidup bermacam tumbuhan hijau dan subur. Kontras dengan Laut Mati. Air Laut Mati banyak mengandung garam, sehingga tak ada makhluk hidup yang mampu bertahan di sana. Daerah di sekelilingnya pun kering dan gersang. Mengapa bisa demikian? Rupanya begini, danau Galilea memperoleh air dari sungai-sungai kecil yang ada di sekitarnya, lalu mengalirkannya ke Sungai Yordan. Membuat tanah di sepanjang aliran antara danau itu dengan Sungai Yordan menjadi subur. Sebaliknya, Laut Mati memperoleh air dari Sungai Yordan, tetapi ia tidak mengalirkannya ke mana pun. Laut itu sama sekali tidak punya saluran keluar. Apakah hikmah dari keduanya? Oh Indahnya Berbagi. Berbagi itu menyehatkan. Bukan saja bagi orang yang menerima, melainkan juga bagi yang memberi. Maka, mari kita tidak memandang sepele berbagi berkat kepada yang lain, seolah-olah kita melulu yang berkorban. Tidak. Sebab pada saat kita memberi, saat itu juga sebetulnya kita menerima, walau pun mungkin dalam bentuk yang berbeda. Berkat yang kita tebar akan selalu berbunga dan berbuah. Sebaliknya, berkat yang kita simpan hanya untuk diri sendiri malah bisa membusuk. Contoh nyata berbagi 5 roti dan 2 ikan, kita menuai dengan sisa 12 bakul (Yohanes 6:1-13). Sebagai pengikut Tuhan Yesus Kristus, kita dipanggil untuk menjadi penyalur berkat, seperti Danau Galilea; bukan menjadi penimbun berkat seperti Laut Mati. Dengan memberi kita mendapat, dengan menahan berkat kita justru akan kehilangan (Amsal 11:24) Hikmat hari ini: Di balik berkat yang kita terima, tersimpan tanggung jawab untuk berbagi dengan sesame. Selamat memasuki hari baru hari ini, Selamat ulang tahun Polri ke-74, Tetap semangat jadi berkat bagi NKRI di era New Normal Ini. Jesus Christ bless you (sp)

TUHAN, TOLONG JANGAN PAKAI LAMA YA

Selamat jumpa para Pendukung Kristus, apa kabar? Sebagai anak-anak Tuhan semoga kita tetap berkeyakinan bahwa  janji Tuhan adalah ya dan amin!  Tidak ada janji yang tidak Tuhan tepati. Masalahnya saat ini dunia sedang menuntut serba cepat dan serba instan. Mungkin ada diantara kita kalau berdoa memberi catatan, “Tuhan, tolong jangan pakai lama ya.” Padahal  terkadang Tuhan  mengizinkan kita   mengalami proses penantian yang teramat panjang sampai janji tersebut digenapi di dalam hidup kita.  Banyak orang percaya tidak sabar dalam menantikan waktu Tuhan.  Mereka menyangka Tuhan telah meninggal mereka dan tidak mau menolong, “Aku berseru, tetapi Engkau tetap jauh dan tidak menolong aku.” (Mazmur 22:2b) Mereka seringkali bertindak secara tergesa-gesa, selalu ingin serba cepat dalam menyelesaikan masalah atau dalam mencapai keberhasilan.  Ketahuilah bahwa Tuhan bekerja sesuai dengan waktu-Nya sendiri, Ia menjadikan segala sesuatu indah pada waktu-Nya.  Banyak orang berpendapat bahwa menunggu adalah pekerjaan yang sangat membosankan sehingga kita tidak sabar menanti-nantikan Tuhan.  Ketidaksabaran menunggu jawaban dari Tuhan inilah yang seringkali menjadi penyebab kegagalan kita mengalami penggenapan janji Tuhan.  Daud dalam mazmurnya menasihati,  “Nantikanlah TUHAN! Kuatkanlah dan teguhkanlah hatimu! Ya, nantikanlah TUHAN!”  (Mazmur 27:14).  Maka  ketika pertolongan Tuhan sepertinya berlambat-lambat kita pun menyerah di tengah jalan dan tidak lagi tekun berdoa.  Sesungguhnya berdoa itu membutuhkan konsistensi dari orang yang melakukannya.  Karena itu Tuhan Yesus menasihati kita agar berdoa dengan tidak jemu-jemu. Jangan mudah menyerah,  teruslah berdoa sampai apa yang kita doakan ada di depan mata. Saya yakin  Tuhan tidak berniat mengulur-ulur waktu, tetapi Ia tahu waktu yang tepat dan terbaik bagi kita.  Waktu Tuhan itu tidak pernah terlambat atau terlalu cepat,  “Ia membuat segala sesuatu indah pada waktunya,” (Pengkotbah 3:11).  Selalu ada maksud dan tujuan Tuhan di balik penundaan-Nya:  Ia ingin menguji kesabaran kita, menguji ketekunan kita dan mengajar kita untuk bergantung kepada-Nya.  Yang pasti janji Tuhan adalah ya dan amin!Ingatlah! Sabda Yesus, “Tidakkah Allah akan membenarkan orang-orang pilihan-Nya yang siang malam berseru kepada-Nya? Dan adakah Ia mengulur-ulur waktu sebelum menolong mereka?”  (Lukas 18:7) dan “Sesungguhnya, waktunya akan datang, demikianlah firman TUHAN, bahwa Aku akan menepati janji yang telah Kukatakan…”  (Yeremia 33:14). GBU & Fam. (pg)

Gedung Tempat Ibadah?

Bacaan Alkitab: ”Dan segala lidah mengaku: ‘Yesus Kristus adalah Tuhan’ bagi kemiliaan Bapa Surgawi” (Filipi 2:11) Hari ini, Selasa, 30 Juni 2020 genap 6 bulan, setengah tahun kita memasuki tahun baru 2020, tentu sudah bukan baru lagi. Angka-angka statistik menunjukkan bahwa pandemi covid-19 belum mereda. Kita tetap prihatin memasuki era New Normal, bukan berarti kita kembali kepada normal sebelum ini, yakni boleh bebas berkumpul tanpa jaga jarak, tanpa pakai masker, tanpa terlebih dulu cuci tangan, bukan! Kita tetap hati-hati, waspada ketat dengan mengikuti protokol kesehatan pemerintah NKRI dan WHO. Di penghujung bulan Juni 2020 dini ini saya diberkati oleh pernyataan Muma, asal Modelomo-Boalemo-Gorontalo berkata: ”Tujuh tahun lebih saya menjadi santri di Pondok Pesantren Alkhairaat Tilamuta, saya santri saya Pancasila, saya menulis bukan karena saya pandai menulis, melainkan karena ada yang mesti saya sampaikan. Saya ingin memberi kepada bangsa ini dan berbagi dengan anak-anak negeri walau hanya dalam sebentuk tulisan. Hitung-hitung juga sebagai deposito amal untuk nanti setelah mati. Salam kenal buat semua.” Pada masa kini, ada kesan kuat bahwa tempat ibadah seolah-olah hanya tempat pertunjukan dan hiburan. “Pengunjung” datang dan pergi sesukanya demi mencari acara yang memuaskan selera. Jumlah hadirin dinilai sukses tidaknya tempat ibadah, sukses tidaknya pemimpin tempat ibadah. Atas perkenan TUHAN, Petrus mengaku bahwa Tuhan Yesus Kristuslah pendiri Gereja, Kepala Gereja, bukan dalam arti gedung, tetapi persekutuan dengan-Nya. Keberadaan gereja ditentukan oleh orang-orang yang mengaku percaya kepada-Nya sebagai Tuhan dan Juruselamat secara pribadi. Sejarah gereja membuktikan bahwa oleh pertolongan Roh Kudus, pengakuan itu bertahan walaupun diterjang pelbagai badai berupa: tantangan, siksaan, penganiayaan, dipersulitnya pembangunan gereja dan pembantaian. Hanya oleh anugerah-Nta saja gereja justru makin berkembang. Betapa kita tidak bersyukur, masa pandemi covid-19 seperti ini gereja bukan dalam arti gedungnya, KKR-nya, jumlah hadirin dan kehebatan pemimpin gereja memukau, tetapi gereja rumah, persekutuan pribadi, lekat dengan-Nya sebagai Sang Empunya Gereja. Gereja bukan lagi: Gedung Tempat Ibadah! Hikmat hari ini: Gereja bukanlah gedungnya, melainkan orang-orangnya! Selamat memasuki  hari baru ini. Selamat mengakhiri bulan Juni 2020. Semangat mematuhi protokol kesehatan di Era New Normal Ini. Jesus Christ bless you (sp).