BERGEMBIRALAH karena TUHAN

Selamat jumpa para Pendukung Kristus, apa kabar? Salam sehat penuh sukacita. Tuhan itu baik. Dia memelihara hidup anak-anak-Nya. Sahabat, rasanya kesal jika kita melihat orang lain menang karena berbuat curang. Pada waktu saya kelas 2 SD, permainan Umbul sangat digemari oleh anak laki-laki. Permainan Umbul adalah mengadu gambar gacoan masing-masing. Gambar ditumpuk jadi satu, dijepit menggunakan jari telunjuk dan jari tengah kemudian dilemparkan ke atas. Gambar gacoan akan berhamburan ke tanah, nanti akan terlihat mana gambar yang menghadap ke atas dan mana yang menutup. Gambar gacoan yang dalam posisi terlentang (gambar di atas) saat jatuh di tanah adalah pemenangnya. Teman saya berlaku curang, gambar gacoannya dibuat bolak-balik, akibatnya dia memenangkan permainan. Hati saya jengkel sekali melihat kemenangan karena kecurangannya. Setelah ketahuan, dia dijauhi teman-teman, tidak ada yang mau main umbul dengannya.  Sahabat, Daud mengajak kita tidak marah dan dengki terhadap orang yang berbuat jahat dan curang. Hari ini kita akan menggali berkat dari Mazmur 37:1-40. Daud membuka mazmur ini dengan satu kalimat yang menusuk persoalan tentang bagaimana respons kita kepada ketidakadilan dalam hidup ini, “Jangan marah karena orang yang berbuat jahat, jangan iri hati kepada orang yang berbuat curang” (ayat 1).   Orang yang berbuat jahat dan curang akan lisut seperti rumput dan layu seperti tumbuh-tumbuhan hijau. Artinya, kejahatan dan kecurangan mungkin saja membawa kesuksesan sesaat, namun hal itu tidaklah abadi. Cepat atau lambat, kecurangannya akan terungkap dan menjadi aib bagi dirinya. Sahabat, Mazmur 37  menegaskan betapa rentan dan terbatasnya hidup orang yang berbuat jahat (ayat 2, 9, 10, 13, 20, 22, 35-36, dan 38). Itu berarti, meski kelihatan hidup orang jahat dipenuhi dengan kelimpahan, namun sesungguhnya hidup mereka seperti telur di ujung tanduk. Begitu rentan dan begitu mudah jatuh. Beda halnya dengan orang-orang yang hidupnya takut akan Allah. Daud menggambarkan hidup mereka itu kokoh karena ditopang Allah (ayat 17, 19, 23-24, 30-31, 33, dan 39-40), penuh kelimpahan dari Allah (ayat 9, 11, 22, 25-26, 29, dan 34), dan dipelihara selamanya oleh Allah (ayat 18, 28, dan 37). Dalam Mazmur 37, Daud mengingatkan kita bahwa di tengah kesusahan dan ketidakadilan yang kita hadapi dalam hidup ini, Allah tidak pernah tinggal diam dan mengabaikan kesusahan umat-Nya. Ia peduli dan memperhatikan, meski tidak selalu kita melihat jalan dan karya-Nya atas hidup kita. Tetapi itu tidak mengubah fakta bahwa Allah sedang bekerja di dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi kita. Oleh karena itu, jangan cemburu terhadap orang yang berbuat jahat (ayat 1, 7, dan 8), percayalah kepada Tuhan (ayat 3, 5, 7, dan  34), dan tetap lakukan apa yang baik danbenar (ayat 3-5, 27, dan 34). Ingatlah! Sahabat, Jadi, tidak ada alasan bagi kita untuk marah dan iri. Selama kita berjalan dalam kebenaran Allah dan berbuat jujur, kualitas mental dan moral kita tidak bisa disandingkan dengan orang yang curang. Selama kita hidup jujur, maka tak perlu marah atas keberhasilan yang diperoleh orang lain dengan cara yang curang. Lebih baik sambut ajakan dari Daud, “ … bergembiralah karena TUHAN; maka Ia akan memberikan kepadamu apa yang diinginkan hatimu.” (ayat 4). Tuhan memberkati Sahabat dan keluarga. (pg)

TUHAN Melimpahkan Damai Sejahtera-Nya

Selamat jumpa para Pendukung Kristus, apa kabar? Salam sehat penuh damai sejahtera. Sahabat, menurut pandangan orang dunia, damai sejahtera merupakan suatu keadaan atau situasi yang aman, tidak ada perang, tidak ada konflik, tidak ada bencana, tidak ada perselisihan, tidak ada masalah, dan tidak ada pandemi.  Orang dunia juga berpikir bahwa sumber damai sejahtera itu ada pada  kekayaan, jabatan, popularitas, dan kesehatan. Mereka berkeyakinan bahwa damai sejahtera sangat tergantung dengan hal-hal yang tampak  atau secara kasat mata, datangnya dari pihak luar  (eksternal), atau bergantung pada situasi kondisi.  Padahal semua yang ada di dunia ini hanyalah semu, serba tidak menentu, dan tidak kekal.  Sahabat, berdasarkan Kejadian 1:26-27,  manusia diciptakan menurut gambar dan rupa Tuhan, artinya manusia pertama berada dalam kondisi tanpa salah dan dosa, dengan citra diri yang utuh, sempurna dan mulia.  Tetapi setelah manusia jatuh ke dalam dosa, kemuliaan Tuhan di dalam diri manusia menjadi rusak karena dosa tersebut.  Karena itu Bapa pun berinisiatif menyelamatkan manusia melalui Putera-Nya yang diutus untuk datang ke dunia.  Melalui penebusan Kristus di kayu salib, citra diri manusia dipulihkan, karena manusia memperoleh pembenaran.  Yang dimaksud pembenaran adalah tindakan Tuhan untuk menyatakan orang  “benar”  karena percaya kepada Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat,   “Dia yang tidak mengenal dosa telah dibuat-Nya menjadi dosa karena kita, supaya dalam Dia kita dibenarkan oleh Allah”  (2 Korintus 5:21). Lalu apa dampak yang luar biasa dari  “pembenaran” tersebut?  Setiap orang percaya memperoleh damai sejahtera.  “Sebab itu, kita yang dibenarkan karena iman, kita hidup dalam damai sejahtera dengan Allah oleh karena Tuhan kita, Yesus Kristus”  (Roma 5:1) Sahabat, damai sejahtera  terjadi karena adanya pemulihan hubungan antara manusia dengan Bapa di surga,  “Karena Dialah damai sejahtera kita, yang telah mempersatukan kedua pihak dan yang telah merubuhkan tembok pemisah, yaitu perseteruan, sebab dengan mati-Nya sebagai manusia Ia telah membatalkan hukum Taurat dengan segala perintah dan ketentuannya, untuk menciptakan keduanya menjadi satu manusia baru di dalam diri-Nya, dan dengan itu mengadakan damai sejahtera,” (Efesus 2:14-15).  Damai sejahtera dari Tuhan mengalir dari dalam hati  (internal), tidak terpengaruh oleh situasi kondisi, dan bersifat kekal.  Sekalipun diterpa masalah, sekalipun situasi sedang tidak baik, hati tetap dipenuhi oleh damai sejahtera.  Damai sejahtera bersumber dari hubungan yang karib antara kita dengan Tuhan dan dampak dari ketaatan kita melakukan firman Tuhan,   “Sekiranya engkau memperhatikan perintah-perintah-Ku, maka damai sejahteramu akan seperti sungai yang tidak pernah kering, dan kebahagiaanmu akan terus berlimpah seperti gelombang-gelombang laut yang tidak pernah berhenti,”  (Yesaya 48:18).  Dengan cara itulah Tuhan akan melimpahkan damai sejahtera-Nya kepada kita. Ingatlah! Sahabat, damai sejahtera dari Tuhan  tidak dapat dibeli dan diukur dengan uang dan harta sebesar apa pun!  Damai sejahtera sejati diberikan secara cuma-cuma kepada setiap orang yang percaya kepada Kristus, yang merupakan sumber damai sejahtera.  Maukah Sahabat dan saya memiliki persekutuan yang karib dengan Tuhan dan taat melakukan firman-Nya? Tuhan memberkati Sahabat dan keluarga. (pg)

Semakin Menjadi DEWASA ROHANI

Selamat jumpa para Pendukung Kristus, apa kabar? Salam sehat. Kita patut bersyukur jika kita punya komunitas yang anggotanya saling memperhatikan. Sahabat, ketika seseorang mensyukuri hari ulang tahunnya, orang-orang terdekatnya pasti memberikan ucapan selamat, baik itu melalui WA, fb, IG, atau media sosial lainnya atau memberikan ucapan selamat secara langsung melalui telepon atau video call.  Dengan bertambahnya usia seseorang diharapkan semakin dewasa pula rohaninya.  Dengan berjalannya waktu, semua manusia yang ada di alam semesta  akan menjadi tua. Menjadi tua berarti menjadi makin lemah dan berakhir dengan kematian. Menjadi dewasa adalah hal yang berbeda. Bertumbuh menjadi dewasa berarti menjadi orang yang kuat, berpengertian, berpengetahuan dan bertanggung jawab. Banyak yang menjadi tua tanpa pernah menjadi dewasa rohani, karena menjadi dewasa rohani memang diperlukan keputusan dan tekad yang kuat. Hari ini 20 Juni 2021 istri saya berulang tahun. Kamis, 17 Juni 2021 sore ketika kami sedang ngobrol-ngobrol santai, istri saya berkata: “Pi, dalam rangka refleksi ulang tahun, mami membuat pernyataan pendek sambil menyodorkan HP-nya. Saya baca pernyataan yang ditulis istri saya, “Bagai burung Camar terbang tinggi di angkasa, tapi tetap turun mencari makan. Aku juga ingin bermimpi tinggi, namun tetap merendah dan peduli dengan sesama.” Saya bersyukur kepada Tuhan karena dari pernyataan tersebut istri saya tumbuh semakin dewasa rohaninya, bukan hanya tambah usianya. Sahabat, dalam 1 Samuel 2:18-26 diceritakan bahwa hidup Samuel mengalami peningkatan demi peningkatan,   “… Samuel yang muda itu, semakin besar dan semakin disukai, baik di hadapan Tuhan maupun di hadapan manusia.” (ayat 26)  Samuel mengalami pertumbuhan iman yang luar biasa dan makin dewasa rohani.  Kedewasaan rohani seseorang seharusnya adalah kedewasaan penuh, artinya ia dewasa di hadapan Tuhan dan juga di hadapan manusia.  Ada pun kedewasaan seseorang tidak tergantung pada usia atau berapa tahun dia menjadi orang percaya.  Mungkin saja seseorang dewasa secara umur, tapi belum tentu ia dewasa secara rohani. Kedewasaan rohani seseorang berbicara tentang karakter dan buah-buah Roh yang dihasilkan dalam hidupnya.  Orang yang dewasa rohani memahami kehendak dan rencana Tuhan dalam hidupnya, serta menyadari bahwa jalan-jalan Tuhan bukanlah jalannya, waktu Tuhan bukanlah waktunya.  Oleh karena itu ia percaya bahwa Tuhan membuat segala sesuatu indah pada waktunya  (Pengkotbah 3:11), sehingga ia pun mampu memandang segala sesuatu dari sudut pandang Tuhan, bukan dari sudut pandang manusia.  Dampaknya,  selalu ada ucapan syukur, tidak mudah mengomel dan mengeluh meski harus melewati berbagai persoalan, karena dia tahu bahwa Tuhan memegang kendali segenap  hidupnya. Ingatlah! Sahabat,  kedewasaan seseorang tidak  tergantung pada usia atau berapa tahun dia telah menjadi orang percaya. Seseorang bisa saja dewasa secara usia, namun belum tentu secara rohani. Ketika seseorang berada dalam tahap dewasa rohani, ia layak menerima janji-janji Tuhan dalam hidupnya! Maukah Sahabat dan saya menjadi orang percaya yang dewasa rohaninya? Tuhan memberkati Sahabat dan keluarga. (pg).

Resep TIDUR PULAS

Selamat jumpa para Pendukung Kristus, apa kabar? Salam sehat. Semoga para pembaca “Karib Dengan Tuhan (KDT)” setiap malam dapat menikmati tidur yang pulas. Sahabat, saya sangat bersyukur kalau saat ini mudah sekali pulas jika tidur. Syaratnya hanya dua, saya tidak sedang sakit dan saya harus berangkat tidur paling lambat jam 22.00. Tidak seperti yang dialami oleh  salah seorang teman saya, dia  sangat menderita. Hampir setiap malam jika ia ingin tidur, ia harus berjuang keras sedemikian rupa. Kadang-kadang sampai fajar, jam 01.00 belum bisa tidur juga. Sesungguhnya semua makhluk hidup memerlukan tidur yang cukup agar tetap sehat. Di saat kita tidur tubuh kita melakukan perbaikan terhadap berbagai kerusakan jaringan sel yang terjadi akibat berbagai aktivitas atau kegiatan kita sehari-hari. Kita butuh tidur bukan saja sehabis lelah secara fisik. Sebuah penelitian mengatakan bahwa orang yang banyak mempergunakan otak/pikiran dalam bekerja memerlukan tidur yang justru lebih lama dibandingkan dengan orang yang bekerja mempergunakan tenaga. Sahabat, ketika tubuh kita sedang sakit, kita membutuhkan waktu lebih banyak lagi agar tubuh punya cukup waktu untuk mengganti sel-sel yang rusak agar kita bisa kembali pulih. Secara umum para ahli sepakat bahwa orang dewasa memerlukan sedikitnya sekitar tujuh sampai delapan jam sehari untuk tidur kalau mau sehat. Apa yang terjadi jika kita kurang tidur? Kita akan rentan terserang penyakit. Tubuh kita akan terasa lemas, kita sulit konsentrasi, dalam kadar kekurangan tertentu, emosi menjadi labil, bahkan bisa membawa halusinasi apabila tubuh dibiarkan tidak tidur berhari-hari lamanya. Bebicara mengenai tidur yang pulas, mari kita gali dari Mazmur 4:1-9. Mazmur 4 berisi doa Daud pada malam hari menjelang tidur. Daud sadar betul bahwa Tuhan mendengarkannya jika ia berseru kepada-Nya. Oleh karena itu Daud mencurahkan isi hatinya kepada Tuhan sebelum tidur. Ia menaikkan syukur atas berkat Tuhan yang telah dicurahkan kepadanya. Yang lebih mengharukan adalah penyerahan diri Daud begitu total kepada Tuhannya. Sahabat di akhir doanya Daud membuat pernyataan,  bahwa hanya Tuhan yang membiarkan ia diam dengan aman, maka ia merasa tenteram sewaktu membaringkan diri untuk tidur, “Dengan tenteram aku mau membaringkan diri, lalu segera tidur, sebab hanya Engkaulah, ya TUHAN, yang membiarkan aku diam dengan aman.” (ayat 9) Saya  yakin sekali bahwa Daud segera tertidur pulas setelah doanya di malam hari menjelang tidur tersebut. Ternyata resep tidur pulas adalah berserah total kepada kekuasaan Tuhan. Rasa ketakutan, kekhawatiran dan banyak pikiran-pikiran yang lain adalah penyebab orang tidak bisa tidur, atau pun tidur dengan kualitas yang kurang bagus. Sahabat, mari belajar dari Daud. Berdoalah sebelum tidur dengan kepasrahan total. Yakinlah bahwa Tuhan yang Mahabaik akan menjaga hidup kita. Singkirkan pikiran- pikiran negatif yang mengganggu tidur kita. Karena dengan dipikirkan juga tidak akan menolong apa-apa. Tanamkan dalam-dalam di hati kita: Berserah itu indah.    Ingatlah! Sahabat, orang bijak berkata bahwa uang bisa membeli tempat tidur yang super mewah, tetapi tidak bisa membeli tidur nyenyak. Apabila ada di antara Sahabat yang tengah mengalami banyak masalah pada saat  ini dan karenanya menjadi sulit untuk tidur, serahkanlah segalanya ke dalam tangan Tuhan. Di dalam Tuhan ada kelegaan, di dalam Tuhan ada jawaban, di dalam Tuhan ada pertolongan, dan tentu saja di dalam Tuhan ada keselamatan. Hari ini lepaskanlah semua rasa takutmu. Datanglah kepada-Nya dan rasakan kelembutan jamahan Tuhan yang mampu memberikan kelegaan sehingga Sahabat akan bisa beristirahat dengan tenang. Alami tidur yang nyenyak dengan penyertaan Tuhan sepenuhnya atas dirimu. (pg)

KERENDAHAN HATI dan KETAATAN YESUS

Selamat jumpa para Pendukung Kristus, apa kabar? Salam sehat penuh syukur karena Tuhan Yesus telah memberi teladan kepada umat-Nya dalam hal mengosongkan diri dan ketaatan. Sahabat, seorang teman yang ahli di bidang keuangan memberi nasihat kepada saya bahwa saya harus punya “Tabungan Darurat” jumlahnya minimal sejumlah 6 (enam) kali kebutuhan rutin kita tiap bulan. Kita tidak tahu apa yang akan kita hadapi di kemudian hari. Tabungan darurat tersebut untuk mengantisipasi hal-hal yang tak terduga yang menyebabkan penghasilan kita berkurang bahkan tidak berpenghasilan sama sekali. Ternyata kita sebagai makhluk sosial, kebutuhan dan tantangan hidup  bukan hanya berkaitan dengan uang, tetapi juga perihal relasi dengan sesama. Kita butuh dikasihi dan mengasihi. Sesungguhnya itulah keinginan Tuhan, agar kita saling mengasihi dan mengutamakan, bukan sebaliknya. saling membenci dan menjatuhkan. Untuk itu hari ini kita akan berefleksi dari surat Filipi 2:1-11. Sahabat, tujuan utama hidup orang percaya adalah menjadi seperti Kristus, “Barangsiapa mengatakan, bahwa ia ada di dalam Dia, ia wajib hidup sama seperti Kristus telah hidup.”  (1 Yohanes 2:6).  Setiap orang percaya harus meneladani Kristus dalam hidupnya dan mengikuti jejak hidup-Nya sehingga kita menjadi serupa dengan Dia.  Lalu aspek apa saja yang harus kita teladani?  Aspek yang pertama: Kerendahan hati.  Bacaan kita hari ini mencatat,   “yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia.”  (ayat 6-7).  Yesus Kristus adalah pribadi yang rendah hati.  Dia datang ke dunia bukan untuk dilayani, tetapi untuk melayani.  Orang yang rendah hati adalah orang yang tidak semata-mata memikirkan dirinya sendiri atau mencari pujian bagi diri sendiri, tetapi   menganggap yang lain lebih utama dari pada dirinya sendiri (ayat 3-b).  Aspek yang kedua: Ketaatan. Mengikuti jejak Kristus berarti meneladani ketaatan-Nya melakukan kehendak Bapa.  Yesus teladan utama dalam hal ketaatan,  “Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib.”  (ayat 8) Sahabat, ketika dihadapkan pada cawan penderitaan Yesus berkata,  “Ya Bapa-Ku, jikalau sekiranya mungkin, biarlah cawan ini lalu dari pada-Ku, tetapi janganlah seperti yang Kukehendaki, melainkan seperti yang Engkau kehendaki.”  (Matius 26:39).  Bagi Yesus melakukan kehendak Bapa adalah yang terutama dan melebihi segala-galanya.  Itulah sebabnya Rasul Paulus menasihati supaya kita menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus (ayat 5).  Karena ketaatan Yesus maka Allah sangat meninggikan Dia dan mengaruniakan kepada-Nya nama di atas segala nama  (ayat 9). Ingatlah! Sahabat, tantangan dalam hal membangun relasi jauh lebih besar dibandingkan persoalan uang. Oleh karena itu, hidup bersama dalam keharmonisan perlu “tabungan” yang ditaruh dalam hati. Tabungan tersebut adalah kerendahan hati Yesus dan ketaatan-Nya dalam mewujudkan kehendak Bapa. Itulah fondasi dari relasi yang kita bangun dengan sesama. Hal tersebut akan menjadi modal utama ketika kita menghadapi kesulitan dalam menjalin relasi, yaitu sikap yang tidak meninggikan diri sendiri, melainkan rela berkorban bagi orang lain. (pg)

TUHAN PELINDUNG dan PENOLONGKU

Selamat jumpa para Pendukung Kristus, apa kabar? Salam sehat penuh syukur karena kita memiliki Tuhan yang melindungi dan menolong kita. Sahabat, pernahkah kamu  mengalami situasi yang  sukar dan tidak menyenangkan? Misalkan, pertengkaran dalam rumah tangga, diputus oleh pacar, tidak naik kelas,  tidak lulus ujian, ditolak saat melamar pekerjaan, diusir dari kontrakan karena tidak bisa bayar ketika jatuh tempo, atau sakit yang tidak kunjung sembuh.  Kadang Tuhan izinkan kita melewati masa-masa sukar dalam hidup ini.  Perkara yang tidak enak itu bisa saja datang dari keluarga, teman, rekan sepelayanan, pekerjaan dan lain-lain.  Daud adalah Raja Israel yang luar biasa. Ia juga pernah berada dalam kondisi sukar dan tidak menyenangkan. Salah satunya ialah ketika Daud dikejar-kejar oleh Saul dan diancam akan dibunuh. Mazmur 54:1-9 yang menjadi bacaan kita pada hari ini mengingatkan kita akan peristiwa tersebut. Sahabat, Daud harus tinggal di padang gurun atau di tempat-tempat perlindungan karena dikejar-kejar oleh Saul yang hendak membunuhnya,  “Ia tinggal di pegunungan, di padang gurun Zif.  Dan selama waktu itu Saul mencari dia, tetapi Allah tidak menyerahkan dia ke dalam tangannya.”  (1 Samuel 23:14b).  Bisa dibayangkan bagaimana perasaan Daud pada waktu itu:  takut, cemas, khawatir, was-was bercampur aduk jadi satu.  Maka Daud berseru kepada Allah,  “Ya Allah, selamatkanlah aku karena nama-Mu, berilah keadilan kepadaku karena keperkasaan-Mu!  Ya Allah, dengarkanlah doaku, berilah telinga kepada ucapan mulutku!”  (ayat 3-4). Sahabat, Mazmur 54 dipercaya sebagai doa Daud saat dalam kesesakan. Ia tahu bahwa hanya Tuhan sajalah yang mampu melindungi dan menolongnya (ayat 6). Tuhan menjadi satu-satunya penolong yang akan menjauhkannya dari orang-orang yang berniat jahat (ayat 5). Tuhan tidak seperti manusia karena Ia adalah sumber keadilan (ayat 3). Ia akan membela mereka yang benar dan menopang orang yang bersandar kepada-Nya. Permohonan Daud merupakan tindakan konkrit dari sebuah keyakinan terhadap siapakah Allah bagi dirinya dan siapakah dirinya di hadapan Allah (ayat 6). Bahkan permohonannya agar Allah bertindak didasarkan pada apa yang pernah para musuhnya lakukan dan kesetiaan-Nya (ayat 7). Masih ada unsur kasih terhadap musuhnya dalam permohonan Daud. Akhirnya Mazmur 54 diakhiri dengan janji Daud kepada Allah (ayat 8-9). Janji ini merupakan pengakuan sebelum Allah bertindak bahwa Allah pasti akan menyelamatkannya. Keyakinannya tidak dibatasi oleh dimensi waktu. Sahabat, saat ini, mungkin berbagai permasalahan hidup sedang menghimpit kehidupan kita. Harapan seolah-olah hilang dan kita kehilangan semangat menjalani kehidupan. Bahkan, mungkin saja kita sudah sampai meragukan pemeliharaan Tuhan. Ingatlah! Sahabat,  teduhkanlah hati dan pikiran kita. Marilah kita mengingat bahwa Tuhan adalah satu-satunya tempat perlindungan yang kukuh. Dialah yang menopang kita untuk melintasi badai kehidupan. Mari kita belajar dari Daud. Ia ditimpa banyak permasalahan hidup yang amat berat. Namun, ia tetap percaya bahwa Tuhan akan menolongnya dan melepaskannya dari kesesakan. Jangan berhenti berharap kepada-Nya, sebagaimana Allah juga tak pernah berhenti mengasihi kita. Maukah Sahabat dan saya  selalu meyakini perlindungan dan pertolongan Tuhan? Tuhan memberkati Sahabat dan keluarga. (pg)

PENGHARAPAN akan KEKEKALAN

Selamat jumpa para Pendukung Kristus, apa kabar? Salam sehat penuh syukur karena Tuhan Yesus telah menganugerahkan pengampunan dosa dan hidup yang kekal kepada kita. Sahabat, ada cukup banyak orang yang  berpendapat bahwa kehidupan manusia hanya terjadi pada saat kita hidup di dunia.  Setelah kita meninggal dunia, semuanya akan berakhir. Sekarang mari kita perhatikan apa yang dikatakan oleh Abraham Lincoln (Presiden AS ke-16), “Tentu Allah tidak akan menciptakan makhluk seperti manusia hanya untuk hidup sehari! Tidak, tidak … manusia diciptakan untuk kekekalan.” Ternyata Lincoln berpendapat bahwa hidup manusia tidak berakhir ketika dia meninggal dunia. Ketika seseorang meninggal dunia, dia memasuki babak baru, babak kekekalan. Sesungguhnya Kehidupan kita di bumi hanya bersifat sementara dan pendek. Kita akan jauh lebih banyak menghabiskan   waktu di dalam kekekalan. Bumi merupakan tempat persiapan bagi kehidupan kita di kekekalan. Inilah masa latihan sebelum permainan yang sesungguhnya; putaran pemanasan sebelum pertandingan dimulai. Kehidupan di bumi memang singkat, tapi sangat penting dan menentukan untuk kehidupan berikutnya. Firman Tuhan menegaskan bahwa masih ada kehidupan setelah kematian, yaitu kehidupan kekal di dalam kerajaan surga dan kebinasaan kekal di neraka. Sahabat, perhatikanlah dengan saksama bahwa kelak kita akan masuk ke dalam kerajaan surga atau neraka  sangat ditentukan selagi kita masih hidup di bumi, bukan setelah kita mati,  “Karena itu, perhatikanlah dengan saksama, bagaimana kamu hidup ,..”  (Efesus 5:15-a).  Saya sependapat, untuk menuju ke kota Semarang bisa melalui Kudus, Salatiga, Pekalongan, Purwadadi, dan kota  yang lain, tapi tidak berlaku untuk menuju ke surga. Tidak ada jalan lain menuju ke surga  selain melalui Yesus Kristus,  “Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku.”  (Yohanes 14:6).  Sahabat, sangat jelas dinyatakan bahwa Kristus bukanlah hanya penunjuk jalan menuju kepada Bapa (surga) tapi Ia adalah Jalan itu sendiri.  Sebagai Jalan,  tentu Kristus tidak hanya sekadar memberi nasihat dan arahan, tapi Ia sendiri akan menuntun dan memimpin umat-Nya secara pribadi hari lepas hari melalui Roh Kudus.  Kristus juga adalah kebenaran!  Banyak orang, bahkan para nabi, mungkin bisa mengajar tentang kebenaran, tapi hanya Kristus yang berani berkata,  “Akulah kebenaran.”, sebab  Ia tidak berbuat dosa, dan tipu tidak ada dalam mulut-Nya (1 Petrus 2:22).  Selain itu Kristus adalah hidup, karena itu setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak akan binasa, melainkan akan beroleh kehidupan yang kekal  (Yohanes 3:16). Sebagaimana selama sembilan bulan kita habiskan di dalam rahim ibu, itu bukanlah suatu akhir tetapi persiapan untuk menghadapi kehidupan selanjutnya di bumi. Demikian juga kehidupan ini merupakan persiapan untuk menghadapi kehidupan berikutnya. Jika kita beriman kepada Yesus, maka kita tidak perlu takut  menghadapi kematian. Sesungguhnya kematian merupakan pintu menuju kekekalan. Kematian akan menjadi saat terakhir dari waktu kita di bumi, tetapi bukan akhir dari kehidupan kita. Bukannya akhir dari kehidupan kita, kematian justru merupakan hari kelahiran kita ke dalam kehidupan kekal. Ingatlah! Sahabat, jadi sekalipun di bumi ini kita sedang menjalani ragam peristiwa kehidupan yang silih berganti, kiranya kita tidak hanya berfokus pada hal-hal yang sementara. Pengharapan akan kekekalan dapat mengubah cara pandang kita, serta mengikuti kehendak-Nya dengan tekun dan setia. Maukah Sahabat dan saya berpengaharapan akan kekekalan? Tuhan memberkati Sahabat dan keluarga. (pg)

PEMELIHARAAN Tuhan bagi Umat-Nya

Selamat jumpa para Pendukung Kristus, apa kabar? Salam sehat penuh syukur karena Tuhan bukan hanya Sang Pencipta, tapi juga Sang Pemelihara kehidupan. Sahabat, menjalani kehidupan yang penuh hambatan, keterbatasan, tantangan dan bahaya seperti saat ini, kita berjalan bak seorang bayi yang belum memiliki cukup kekuatan untuk melangkah. Kita membutuhkan tangan Tuhan yang selalu memegang tangan kita. Ketika kita meyakini tangan-Nya, kita akan berjalan tanpa rasa takut sebab Ia tidak akan membiarkan kita jatuh. Tuhan tidak saja mengajar kita untuk berjalan, Ia menuntun kita langkah demi langkah, memegang hidup kita, menjaga kita, dan membimbing kita agar selalu melangkah ke tempat yang aman. Berbicara mengenai pemeliharaan Tuhan, mari hari ini kita berefleksi dari kitab Mazmur 105:12-22. Sahabat, Mazmur tersebut ditulis sebagai ingatan kolektif kepada orang-orang Israel sebagai bangsa yang kecil dan lemah. Namun, Tuhan masih menjaga dan memelihara mereka menjadi bangsa yang besar. Mazmur tersebut juga mengingatkan bangsa Israel agar menyadari bahwa mereka bukanlah siapa-siapa tanpa penjagaan dan pemeliharaan  Tuhan (ayat 12-15). Hal itu terlihat jelas melalui pengalaman hidup Yusuf  yang penuh kepahitan dan penderitaan, namun Tuhan ubahkan pada waktu-Nya. Melalui Yusuf, Allah telah memelihara kelangsungan hidup sebuah keluarga kecil yang kelak menjadi bangsa yang besar sesuai janji-Nya kepada Abraham (ayat 16-22). Sahabat, berdasarkan logika kita, mungkin berbagai peristiwa yang terjadi atas bangsa Israel bisa dianggap sebagai suatu kebetulan. Jika dilihat dari sisi iman yang selalu terarah kepada Tuhan, tidak ada istilah kebetulan,  di balik setiap peristiwa yang terjadi dalam hidup umat-Nya ada campur tangan Tuhan. Kita bisa melihat betapa luar biasa Tuhan memelihara umat-Nya, apa pun kondisinya. Apa yang mustahil bagi manusia menjadi mungkin bagi Allah. Misalnya, bencana alam atau rancangan jahat manusia dapat dibalikkan oleh Tuhan menjadi pengalaman rohani yang indah. Tidak ada satu pun kejahatan yang dapat menggagalkan rencana-Nya. Semuanya ada dalam kendali Allah. Ia memelihara hidup orang-orang yang dipilih-Nya. Lalu, apakah pengenalan kita akan Tuhan membuat kita melihat setiap peristiwa dari kacamata iman? Apakah kita merasa aman karena percaya ada Tuhan yang menjaga? Adakah kekhawatiran yang kita rasakan hari-hari ini sampai membuat kita mempertanyakan keberadaan Tuhan?  Mari tanamkan dalam hati kita dalam-dalam,  Ia adalah Allah yang berkuasa dan setia. Ia sanggup menjaga dan memelihara hidup umat-Nya. Karena itu, jangan pernah ragu untuk memercayakan hidup kita dalam pemeliharaan-Nya yang ajaib dan perlindungan-Nya yang penuh kasih. Ingatlah! Sahabat, dalam Mazmur 18:30-35 Raja Daud menggambarkan pemeliharaan Tuhan itu sebagai kekuatan dan tuntunan yang selalu diberikan-Nya saat ia mulai kehilangan arah tidak tahu apa yang seharusnya dilakukan. Topangan tangan-Nya selalu menguatkan kaki-kakinya seperti kaki rusa dan melompat di tempat yang terjal (ayat 34). Seberat apa pun situasi di depan kita, mari percayakan hidup kita sepenuhnya kepada-Nya. Dialah yang akan menuntun dan menguatkan kaki-kaki iman kita sehingga kita dapat melewati terjalnya kehidupan ini dengan penuh sukacita. Maukah Sahabat dan saya maukah memercayakan hidup kita sepenuhnya kepada Tuhan? Tuhan memberkati Sahabat dan keluarga. (pg)

Ada KEKHAWATIRAN

Selamat jumpa para Pendukung Kristus, apa kabar? Salam sehat penuh semangat.  Sebagai orang percaya, selayaknya kita menjalani kehidupan  dengan optimis karena kita yakin Tuhan menyediakan masa depan yang baik. Sahabat, tak bisa dimungkiri, ketika hidup penuh dengan tekanan dan keterbatasan seperti saat ini,  sulit bagi kita untuk tidak merasa khawatir. Selain itu juga karena tidak ada seorang pun yang tahu apa yang akan terjadi pada kehidupan kita, satu jam  dari sekarang, apalagi satu hari, satu pekan, satu bulan, dan  satu tahun mendatang. Tak akan ada yang memiliki kepastian perihal tersebut. Meski kita  menyadari kekhawatiran tidak akan menyelesaikan masalah, anehnya kadang kita mengizinkan kekhawatiran membayangi terus kehidupan kita. Ketika saya sedang dicekam kekhawatiran berkaitan  dengan pandemi covid-19 yang sedang mengganas di Kudus, Jepara, Pati, dan Demak, tiba-tiba seorang sahabat mengirimkan quote yang berbunyi:  “Hari yang diisi dengan rasa khawatir akan jauh lebih berat daripada hari yang disibukkan dengan berbagai pekerjaan.”  Tuhan memakai quote tersebut untuk mengingatkan saya agar jangan membiarkan kekhawatiran membayangi kehidupan saya. Lebih baik menikmati hari yang Tuhan berikan dengan segala macam kejadian yang berlangsung di dalamnya, daripada khawatir sepanjang hari terus menerus. Sesungguhnya jauh-jauh hari  Rasul Petrus  menasihati dan mengajak  kita untuk  menyerahkan beban dan kekhawatiran kita kepada Tuhan, “Serahkanlah segala kekuatiranmu kepada-Nya, sebab Ia yang memelihara kamu.” (1 Petrus 5:7) Sahabat  nasihat  Rasul Petrus tersebut  menyatakan dua hal kepada kita. Pertama, hidup tidak bisa bebas dari adanya kekhawatiran, bahkan bagi orang-orang percaya sekalipun. Kedua, cara yang benar untuk menghadapi beban dan kekhawatiran, baik yang berat maupun yang ringan adalah dengan menyerahkannya kepada Tuhan. Memercayai adanya pemeliharaan Tuhan dalam kehidupan klita. Lalu apa saja  yang bisa buat kita khawatir? Khawatir  apa yang akan kita makan dan minum  (Lukas 12:29)  khawatir  apa yang akan kita pakai (Lukas 12:22), khawatir akan hidup (Matius 6:25) dan  khawatir akan masa depan (Matius 6:34), dan khawatir bagaimana menjawab dan berkata-kata (Matius 10:19). Sahabat, hal-hal tersebut di atas sering membuat kita dikuasai kekhawatiran, sampai membuat  kita lupa bahwa Tuhan mampu membelah laut merah untuk umat-Nya, Tuhan sanggup menutup mulut singa-singa untuk menolong Daniel, dan membuat matahari terus bersinar untuk Yosua. Dia juga sanggup membuka pintu penjara bagi Petrus, membuka kandungan Sara yang sudah menopause sehingga hamil dan melahirkan anak, bahkan membangkitkan Lazarus yang sudah mati selama tiga hari. Sesungguhnya serahkanlah segala kekhawatiranmu itu berarti belajar percaya kepada Tuhan.  Percaya Tuhan Yesus ada dan mampu menolong kita. Selalu mengingat janji-janji-Nya dan yakinlah  Dia akan menyatakan pemeliharaan-Nya yang ajaib terhadap kita. Ingatlah! Sahabat, masihkah kita membiarkan kekhawatiran menguasai hidup kita? Berhentilah khawatir, belajarlah menikmati hari yang Tuhan sediakan, dan percayalah pada pemeliharaan-Nya. Bapa mengenal kita dan mengerti yang terbaik bagi kesejahteraan kita. Berjagalah untuk hal yang terburuk, berharaplah akan hal yang terbaik, dan terimalah dengan lapang dada apa pun yang menghampiri kita karena Tuhan pasti selalu beserta dengan kita. (pg)

TUHAN SANGGUP MEMULIHKAN

Selamat jumpa para Pendukung Kristus, apa kabar? Salam sehat. Hidup orang percaya ialah hidup oleh anugerah demi anugerah. Anugerah terbesar yang kita peroleh ialah pengampunan dosa dan hidup yang kekal. Sahabat, jika kita dapat menjalani hari-hari hingga detik ini dan bisa menikmati berkat-berkat-Nya,  itu semua  karena anugerah-Nya semata.  Kalau bukan karena tangan Tuhan yang menuntun dan menopang, kita pasti tidak memiliki kesanggupan untuk menjalani dan melewati hari-hari yang berat saat ini.  Karena itu kita pun harus berkeyakinan bahwa di hari-hari mendatang Tuhan pasti tetap menyertai dan terus melanjutkan perbuatan baik-Nya atas kita.   Saat ini dunia dipenuhi dengan goncangan-goncangan.  Goncangan tidak hanya melanda satu bidang kehidupan saja tapi hampir di semua aspek kehidupan.  Akibatnya banyak orang menjadi mudah frustasi, kecewa dan putus asa.  Sahabat, untuk itu hari ini kita akan belajar dari pengalaman umat Israel yang menerima anugerah Tuhan yang terdapat di kitab Mazmur 126:1-6. Sahabat, pernahkah kita punya pengalaman, ketika kita berdoa untuk satu kebutuhan atau satu impian dan kemudian Tuhan mengabulkan permohonan tersebut, kita merasa seakan sedang mimpi saja, padahal suatu kenyataan, “Ketika TUHAN memulihkan keadaan Sion, keadaan kita seperti orang-orang yang bermimpi.” (ayat 1). Itulah yang dialami umat Israel yang dimerdekakan dari perbudakan Babel. Bahkan yang diizinkan pulang kembali ke Yerusalem untuk membangun hidup yang baru. Justru bangsa-bangsa lain dengan tulus mengakui bahwa Tuhan memang telah melakukan perkara besar terhadap umat-Nya, “TUHAN telah melakukan perkara besar kepada orang-orang ini!” (ayat 2-b) Bahkan akhirnya umat Israel dapat menanggapi anugerah Tuhan tersebut dengan tepat,  “TUHAN telah melakukan perkara besar kepada kita, maka kita bersukacita.” (ayat 3) Sahabat, hal itu tidak berarti masalah sudah selesai. Justru penderitaan dan kerja keras menanti. Di Yerusalem, umat yang pulang menghadapi tantangan. Tembok Yerusalem perlu diperbaiki, bait Allah perlu dibangun. Tantangan lain datang dari para musuh yang iri akan kemujuran mereka, dan berupaya dengan segala cara untuk menghalangi kemajuan mereka. Oleh karena itu mereka berdoa, “Pulihkanlah keadaan kami, ya TUHAN, seperti memulihkan batang air kering di Tanah Negeb!” (ayat 4) Kemudian Tuhan membangkitkan para nabi untuk membangunkan semangat mereka untuk terus bersemangat untuk berjuang dan bersandar penuh pada kasih setia Tuhan. Syukur di masa-masa yang sulit tersebut mereka semakin mendekat dan melekat kepada Tuhan, sebab seberat dan seburuk apa pun keadaan kita Tuhan sanggup memulihkan.  Ia memiliki rancangan terbaik bagi setiap umat-Nya yang mau datang kepada-Nya,  “Orang-orang yang menabur dengan mencucurkan air mata, akan menuai dengan bersorak-sorai. Orang yang berjalan maju dengan menangis sambil menabur benih, pasti pulang dengan sorak-sorai sambil membawa berkas-berkasnya.”  (ayat 5-6).Ingatlah! Sahabat, memang, agar tanah dapat menumbuhkan hasil, perlu diolah lebih dahulu, lalu perlu ditaburi benih, disiram dan diberi pupuk. Semua kerja keras yang melelahkan, bahkan tidak jarang disertai ratap tangis, terutama kalau alam tidak mendukung, hama justru menyerang. Akan tetapi, belajar dari sejarah kasih setia Tuhan,  Pemazmur yakin bahwa upaya itu tidak akan sia-sia karena anugerah Tuhan terus menerus diberikan. Apakah Sahabat dan saya punya keyakinan yang sama? Tuhan memberkati Sahabat dan keluarga. (pg)