PILIHAN YANG TEPAT

Selamat jumpa para Pendukung Kristus, apa kabar? Saya yakin hampir setiap manusia begitu dia bangun tidur sudah diperhadapkan pada pilihan, mau langsung ke kamar mandi untuk buang air kecil lalu berolahraga atau ke wastafel untuk berkumur kemudian minum air putih hangat, setelah itu bersaat teduh sejenak? Saya yakin hampir setiap saat dalam sepanjang hidup, kita diperhadapkan pada pillihan. Ingatlah! Pilihan-pilihanmu itu akan sangat menentukan keberhasilanmu di kemudian hari. Dari hasil pengamatan saya selama ini, hampir setiap orang tentunya tidak ingin hidup dalam kekurangan atau pas-pasan, termasuk saya tentunya.  Kita pasti ingin mendapatkan sesuatu yang lebih.  Seorang pelajar atau mahasiswa tentunya tidak ingin meraih nilai yang pas-pasan.  Ia akan tekun belajar, berjuang mati-matian, sampai ia memperoleh nilai yang memuaskan atau di atas rata-rata.  Seorang karyawan rela kerja lembur hingga larut, rela banting tulang,  dengan harapan akan mendapatkan penghasilan atau gaji lebih dari biasanya.  Pada dasarnya semua orang bekerja keras dan melakukan berbagai usaha untuk mendapatkan hasil yang lebih. Iya apa iya? Sayang seribu sayang,  saat ini ada cukup banyak orang yang mengambil jalan pintas,   menempuh jalan yang sesat, tidak halal, melanggar hukum, mengesampingkan rasa malu, mengorbankan harga diri, hidup dalam ketidaktaatan demi mendapatkan hasil yang lebih.  Mereka terlibat dalam berbagai skandal:  penyalahgunaan kekuasaan atau jabatan dengan melakukan korupsi, memanipulasi pajak, menekan upah buruh dan sebagainya.  Alkitab dengan keras memperingatkan:  “Orang yang menabur kecurangan akan menuai bencana,” (Amsal 22:8a).  Bagaimana agar kita mendapatkan hasil yang lebih. Mari kita pegang janji Tuhan berikut, “Bagi Dialah, yang dapat melakukan jauh lebih banyak dari pada yang kita doakan atau pikirkan, seperti yang ternyata dari kuasa yang bekerja di dalam kita,”  (Efesus 3:20) Untuk mendapatkan hasil yang lebih atau mengalami berkat-berkat Tuhan yang sangat luar biasa, kita dapat belajar dari salah seorang tokoh Alkitab yaitu SALOMO.  Ketika bertemu dengan Tuhan, Salomo MENENTUKAN PILIHAN YANG TEPAT, maka dia mendapatkan berkat-berkat yang luar biasa, lebih dari yang diduga.  Salomo minta HIKMAT dari Tuhan bukan yang lain. Berikut adalah tanggapan Tuhan atas pilihan Salomo,  “Oleh karena engkau telah meminta hal yang demikian dan tidak meminta umur panjang atau kekayaan atau nyawa musuhmu, melainkan pengertian untuk memutuskan hukum, maka sesungguhnya Aku melakukan sesuai dengan permintaanmu itu, sesungguhnya Aku memberikan kepadamu hati yang penuh hikmat dan pengertian, sehingga sebelum engkau tidak ada seorang pun seperti engkau, dan sesudah engkau takkan bangkit seorang pun seperti engkau. Dan juga apa yang tidak kauminta Aku berikan kepadamu, baik kekayaan maupun kemuliaan, sehingga sepanjang umurmu takkan ada seorang pun seperti engkau di antara raja-raja.” (1 Raja-Raja 3:11-13). Kuncinya terletak pada PILIHAN yang tepat. Ingatlah! “Apa yang tidak pernah dilihat oleh mata, dan tidak pernah didengar oleh telinga, dan yang tidak pernah timbul di dalam hati manusia: semua yang disediakan Allah untuk mereka yang mengasihi Dia.”  (1 Korintus 2:9). GBU & Fam.  (pg).

Sehebat-Hebatnya Manusia

Bacaan Alkitab: Berfirmanlah TUHAN: “Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita, supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas ternak dan atas seluruh bumi dan atas segala binatang melata yang merayap di bumi.” (Kejadian 1:26) Bioteknologi adalah sebuah bidang ilmu yang menerapkan kemajuan teknologi ke dalam bidang ilmu biologi. Prospek kemajuan yang ditawarkan oleh bidang ilmu yang satu ini sungguh luar biasa. Mulai dari yang sudah kita anggap normal, seperti semangka tanpa biji, cloning manusia, sampai kepada yang masih terasa bagaikan mimpi seperti mengganti anggota tubuh kita yang rusak dengan teknologi sel punca (stem cell). Namun, perkembangan ini juga menimbulkan banyak masalah etika. Kemajuan yang ditawarkan tersebut acap kali berbenturan dengan batas-batas etika yang selama ini dipegang oleh masyarakat. Sebagai contoh, teknologi embryonic stem cell membutuhkan janin sebagai bahan percobaannya. Tak heran begitu banyak perdebatan yang terjadi di kalangan para ahli etika seputar isu-isu bioteknologi tersebut. Disadari atau tidak, perkembangan bioteknologi memang membawa perubahan yang besar dalam pola pikir manusia mengenai seluruh alam dan ciptaan. Manusia, dengan perkembangan bioteknologi, seakan-akan merasa mampu mengubah alam dan kemudian menciptakan kehidupan baru. Dengan demikian, manusia merasa bahwa ia adalah allah. Dan karena itu, ia tidak lagi memerlukan TUHAN yang sejati. Sebagai pengikut Tuhan Yesus Kristus, kita harus berhati-hati terhadap isu ini. Sebab seperti yang kita baca dalam bacaan Alkitab Firman Tuhan hari ini, tampak jelas siapa TUHAN dan siapa kita. DIA adalah PENCIPTA segala sesuatu, sedangkan kita, Sehebat-Hebatnya Manusia dan secanggih apa pun, tetap hanyalah ciptaan yang penuh keterbatasan. Tanpa DIA kita tidak ada. Terlepas dari DIA kita binasa. Selayaknya kita tingkatkan pujian penyembahan kepada-Nya, tak perlu kita menunda, besok atau nanti mungkin terlambat. Di era pandemi covid-19 inilah saat-Nya. Hikmat hari ini: Semaju apa pun teknologi manusia, kita tetap ciptaan yang bergantung kepada sang pencipta. Selamat memasuki hari baru hari ini, “Biarlah segala  yang bernafas memuji TUHAN! Haleluya!” (Mazmur 150:6), Tetap semangat jadi berkat bagi sesama di era New Normal Ini Jesus Christ bless you (sp).

Kesaksian

Nama lengkap saya Florencia Valentina Ayu Wardiani, biasa dipanggil  Ayu. Anak-anak Panti Asuhan Christopherus (PA Chp) senang memanggil saya dengan sebutan Kak Ayu. Saya mulai bekerja di PA Chp sebagai Staf Administrasi (Tata Usaha) sejak 1 Juni 2010 hingga saat ini. Awalnya, setelah  lulus dari universitas, saya melamar hanya untuk mengisi kekosongan di bagian administrasi PA.  Saat itu pimpinan PA adalah Ibu  Oeke Winarty dan anak panti berjumlah 35 anak. Seiring berjalannya waktu, saya merasa senang bisa bekerja dan melayani di PA, berkumpul bersama anak-anak yang memiliki berbagai latar belakang. Saya merasa bersyukur bisa berkerja di PA Chp,  karena saya tidak hanya bekerja di bidang administrasi, tetapi juga dapat melayani anak-anak. Dulu, saat masih usia SD, saya berkeinginan untuk tinggal di PA jika sedang dimarahi oleh ibu. Karena saya menganggap bahwa ibu tidak sayang kepada saya. Namun rancangan Tuhan sungguh menakjubkan, sekarang saya bisa bekerja di PA dan memahami kehidupan anak-anak di Panti. Di PA, anak-anak dididik untuk dapat hidup mandiri. Bagi saya, bekerja di PA adalah hal yang menyenangkan. Tugas saya menulis surat keluar, menerima surat masuk dan mengagendakannya. Menerima tamu dan donatur, membuat laporan bulanan, mengurus KTP dan bagi anak-anak yang tidak memiliki keluarga sama sekali, saya juga membantu untuk mengurus kartu keluarga. sehingga kelak anak yang  keluar dari PA mereka dapat memiliki identitas yang jelas. Selain itu saya juga bertugas membayar listrik, air, telepon, juga membantu menerima dan mengatur tamu-tamu yang menginap di Guest House Agape.  PA Chp berusaha untuk dapat hidup mandiri, tidak hanya bergantung dari dana yang diberikan pemerintah dan para donatur. Syukur, melalui kerja di PA Chp,  saya dapat bertemu dengan orang –orang hebat, menghadiri rapat-rapat dinas sosial dan bertemu dengan teman-teman dari PA lain sekota Semarang yang memiliki pengalaman-pengalaman menarik. Di PA Chp  saya bisa bekerja dan melayani Tuhan melalui anak-anak yang Tuhan percayakan kepada kami. Bekerja di sini harus mampu melakukan pekerjaan yang lain, seperti harus bisa membimbing anak-anak belajar, memasak, mengantar anak ke dokter jika sakit, menerima rapor, siap menemui pihak sekolah jika ada pelanggaran ataupun keluhan tentang anak dan tugas-tugas lainnya. Bekerja di PA banyak sekali yang dapat kita pelajari, sebagai perempuan saya belajar untuk menjadi seorang ibu yang baik bagi anak-anak saya kelak. Sabar, mau memahami dan rendah hati adalah kunci pokok untuk bisa bekerja di PA. Anak-anak yang memiliki beragam karakteristik mengajarkan saya untuk selalu belajar menjadi pribadi yang jauh lebih baik dan mampu memahami mereka satu per satu. Suka dan duka selama 9 tahun bekerja di PA merupakan suatu pengalaman yang sangat berharga. Bagi saya, dapat hidup  bersama anak-anak, merupakan satu prestasi yang membanggakan.  Saya pun senang bisa bekerja dengan teman-teman sepelayanan yang tidak hanya sebagai teman kerja tetapi juga sebagai guru dan orangtua. PA merupakan keluarga kedua bagi saya, apalagi saya juga seorang yatim piatu,  jadi lebih bisa memahami perasaan anak-anak yang tinggal di sini. Saya sangat bersyukur dan berterimakasih kepada Tuhan atas proses perjalanan hidup yang Tuhan berikan kepada saya. (pg/sb) Catatan: Kesaksian ini disampaikan dalam perayaan HUT ke-40 Panti Asuhan Christopherus yang telah diselenggarakan pada tanggal 21 Juni 2019.

Kesaksian

Perkenalkan nama saya Debora Maria Wijayanti. Anak-anak Panti Asuhan  Christopherus (PA Chp), ada memanggil saya Bu Maria, ada yang panggil Mami, dan ada yang panggil Bunda. Saya ingin berbagi cerita selama saya melayani di PA Chp. Saya senang memasak, menjahit dan pekerjaan tangan lainnya, selain itu latar belakang saya adalah seorang pendidik, dan saya pernah jadi guru SD di satu sekolah swasta. Pada tahun 2012, saya pernah berdoa kepada Tuhan, “Saya ingin melayani Tuhan dalam sisa hidup saya sesuai dengan talenta yang Tuhan berikan.”. Ketika pertama kali saya ada di PA Chp, sepertinya saya sedang bermimpi, tidak percaya. Saya bertanya kepada Tuhan, “Tuhan saya kok bisa ada di tempat ini?”. Saya mendengar Tuhan berbisik, “Inilah jawaban doamu dan di sinilah tempatmu melayani Aku”. Saya terkejut dan jadi teringat  apa yang pernah saya minta kepada Tuhan. Sebetulnya saya  sudah lama ikut melayani di Christopherus melalui Departemen Persekutuan Biji Sesawi (PBS) dari sekitar tahun 1998 sampai sekarang, tapi baru pada  tanggal 1 Juni 2014, Tuhan bawa saya untuk tinggal 24 jam bersama anak-anak PA Chp.  Tidak mudah bagi saya untuk melayani di PA Chp, karena saya terlebih dulu harus memberi pengertian kepada anak saya  (anak tunggal) dan mengingat usia saya yang sudah tidak lagi muda, saat ini sudah memasuki usia 60 tahun. Banyak suka duka yang saya rasakan selama melayani dan tinggal bersama anak-anak PA Chp. Membimbing anak-anak secara jasmani setiap hari untuk melakukan tugas belajar, mengajarkan anak-anak untuk dapat mandiri dan bertanggung jawab dengan piket kebersihan dan lain-lain. Juga membimbing anak-anak secara kerohanian setiap malam menjelang tidur dengan renungan Firman Tuhan. Selain itu  setiap hari Jumat sore ada persekutuan dengan hamba Tuhan. Setiap hari saya  ke pasar berbelanja, kemudian memasak dengan dibantu oleh teman-teman sepelayanan, layaknya memiliki keluarga besar, sebagai sosok ibu yang melakukan tugas sehari-hari. Pengalaman yang tak terlupakan yaitu waktu pertama kali yang saya  memandikan anak-anak TK sekaligus 3 orang anak dalam satu kamar mandi. Dimandikan bergantian, demikian pula gosok giginya. Hal tersebut saya lakukan karena sekolah mereka pagi hari, agar tidak telambat. Suatu ketika terjadi hal yang tak terduga, terjadinya menjelang fajar menyingsing sekitar pukul 00.30. Semua anak masih tertidur lelap dan saya kalau malam sering terbangun. Pada waktu itu saya di kamar mendengar suara pintu dipukul-pukul dan suara sayup minta tolong. Kemudian saya buka pintu kamar dan mencari arah suara tersebut, ternyata dari kamar mandi. Antara kamar mandi dan kamar saya letaknya berjauhan. Setelah saya ketuk-ketuk pintunya dari luar dan saya tanya siapa yang di dalam, ternyata anak dari Papua yang bernama Prince, dia terkunci dari dalam sudah lama dan tidak bisa keluar. Saya panggil Ayu yang malam itu tidur di panti, akhirnya dengan terpaksa pintu dibuka, dan keluarlah Prince, si hitam manis dengan ketakutan dan bekeringat. Kami berdua merasa kasihan dan geli melihat Prince. Kenapa harus dikunci malam-malam, kan tidak ada orang lain. Saya juga sering membuat kue donat dan anak-anak suka sekali. Pernah sekali ada anak kami yang ulang tahun, saya buatkan kue ulang tahun dari donat yang ditumpuk dan dihiasi dengan buah strawberry. Mereka senang menggoreng sendiri dan menghiasi  sesuai selera  masing-masing. Melihat anak-anak seperti itu, saya merasa senang karena dapat berbagi dengan mereka. Sering juga anak-anak bandel, tidak melakukan tugasnya dengan baik dan semaunya sendiri , membuat hati saya sedih. Kerinduan saya, supaya anak-anak PA Chp  tidak usah rendah diri dan malu, tetapi pakailah kesempatan yang Tuhan berikan, waktu yang disedia oleh Tuhan jangan disia-siakan untuk meraih masa depan. Saya merasa bangga, nyatanya tahun ini ada anak PA Chp yang bernama Karenina, mendapat penghargaan dengan meraih nilai UNBK tertinggi, jurusan IPS. (pg/sb) Catatan: Kesaksian ini disampaikan dalam perayaan HUT ke-40 Panti Asuhan Christopherus yang telah diselenggarakan pada tanggal 21 Juni 2019.

Kesaksian

Shalom! Perkenalkan nama saya Tan Agatha Endang Kumalaningrum, kebanyakan orang memanggil saya Ibu  Agatha dan anak-anak Panti Asuhan (PA) Christopherus (Chp) biasa memanggil saya Mami. Saya bersyukur kalau masih mendapatkan kesempatan untuk melayani di PA Chp sebagai wakil Koordinator Panti Asuhan.             Karena pada saat itu Pengurus PA Chp semuanya adalah laki-laki, maka saya diminta untuk dapat membantu Ibu Sri Subiyanti sebagai Pimpinan PA. Selain sebagai satu-satunya pengurus wanita di PA, saya juga masih bekerja menjabat sebagai staf di Pabrik Jelly. Ibu Yanti selaku pimpinan selalu menceritakan permasalahan yang terjadi di PA, dan tidak jarang setelah pulang bekerja, saya usahakan untuk datang ke PA untuk bertemu dengan beliau. Pada saat itu pengasuh PA masih berjumlah 2 orang yaitu, Ibu Edi Sat Hiendarti dan Suster Puryati.  Ada ibu Maria Sutopo sebagai juru masak dan Bapak Rudi juga Bapak Widodo sebagai sopir. Pengasuh bergilir untuk jaga pagi dan siang. Saat sore hari mereka akan bertemu bersama untuk mendampingi anak-anak belajar.  Banyak sekali suka duka yang saya alami selama menjadi Pengurus PA Chp dari tahun ke tahun, saya terus berusaha dan mencoba untuk dekat dan belajar  memahami karakter anak-anak dengan terjun langsung di dalam segala aktivitas & rutinitas ke PA. Tidak jarang banyak hal yang menyakitkan selama saya mendampingi anak-anak yang bermasalah tetapi karena kuasa, kasih dan hikmat yang dari Tuhan, saya dimampukan untuk dapat melewati dan menyelesaikannya satu persatu.  Saya juga membantu untuk mendampingi Ayu (Staf Tata Usaha) untuk menjalankan tugasnya, sehingga saya dapat memahami dan mengerti tugas serta pergumulan dari pengasuh dan karyawan. Saya sering bersama sama dengan Ayu pergi ke sekolah untuk melakukan konsultasi dengan wali kelas ataupun kepala sekolah, jika terjadi permasalahan dengan anak.  Karena saya menginginkan agar dapat terjalin hubungan serta kerja sama yang baik antara PA dan Sekolah anak-anak. Saya juga pernah ikut mendampingi Ayu untuk mengikuti rapat yang diadakan oleh Dinas Sosial, karena PA Chp masih dalam naungan Dinas Sosial kota Semarang. Tidak jarang saya pergi ke bank bersama Ayu untuk menerima dana bantuan yang diberikan Pemerintah untuk setiap Panti Asuhan, termasuk PA Chp. Selain itu saya bertugas mencari dan meminta bantuan pelayanan untuk  melayani Renungan Malam setiap hari Jumat pada pukul 19.00 WIB dan juga menyiapkan waktu untuk hadir.  Saya juga menghubungi hamba TUHAN untuk  menyampaikan Firman TUHAN dalam Kebaktian Bersama dengan Keluarga anak asuh,  anak-anak alumni serta pengurus PA Chp setiap Minggu ke-3 di Kapel Sechinah mulai pukul  10.00 -11.30 WIB. Tanpa terasa waktu berjalan begitu cepat, pada tahun 2017 saya mengambil keputusan untuk mengundurkan diri dari pekerjaan di Pabrik Jelly dan waktu saya sekarang murni saya pergunakan untuk mengabdi melayani keluarga, pelayanan di gereja dan PA.  Melihat anak-anak yang tumbuh menjadi pribadi yang takut akan Tuhan dan berprestasi adalah suatu hal yang sangat membanggakan. Saya semakin menyadari hidup itu adalah satu kesempatan. Kesempatan untuk melayani Tuhan dan sesama. Kiranya di dalam segala keterbatasan kemampuan saya, Tuhan Yesus-lah yang selalu memberi kekuatan baru dan memampukan saya  untuk melayani Dia dan hidup saya masih dapat berguna dan menjadi berkat dan berkenan di hati Bapa. Segala puji dan hormat hanya bagi Yesus yang telah menebus dosa kita. (pg/sb) Catatan: Kesaksian ini disampaikan dalam perayaan HUT ke-40 Panti Asuhan Christopherus yang telah diselenggarakan pada tanggal 21 Juni 2019.

Oh Indahnya Berbagi

Bacaan Alkitab: “Siapa banyak memberi berkat, diberi kelimpahan, siapa memberi minum, ia sendiri akan diberi minum” (Amsal 11:25) Hari ini, Rabu, 01 Juli 2020 bertepatan dengan Hari Bayangkara ke-74, kita kado apa buat Polri kita? Mari kita ucapkan selamat dan memberikan apresiasi setinggi-tingginya kepada setiap polisi kita sebagai garda terdepan dalam mengamankan NKRI bergandengan tangan dengan TNI. Fasilitas apa di HUTnya yang ke-74 ini? Ada pelayanan SIM Gratis bagi yang lahirnya di tanggal 1 Juli, hanya membayar biaya kesehatan saja, baik bagi yang perpanjangan maupun SIM baru. Konon, danau Galilea dan Laut Mati di Palestina memiliki karakteristik yang berbeda. Di Danau Galilea hidup banyak ikan. Para nelayan biasa menangkap ikan di sana. Di sekitarnya hidup bermacam tumbuhan hijau dan subur. Kontras dengan Laut Mati. Air Laut Mati banyak mengandung garam, sehingga tak ada makhluk hidup yang mampu bertahan di sana. Daerah di sekelilingnya pun kering dan gersang. Mengapa bisa demikian? Rupanya begini, danau Galilea memperoleh air dari sungai-sungai kecil yang ada di sekitarnya, lalu mengalirkannya ke Sungai Yordan. Membuat tanah di sepanjang aliran antara danau itu dengan Sungai Yordan menjadi subur. Sebaliknya, Laut Mati memperoleh air dari Sungai Yordan, tetapi ia tidak mengalirkannya ke mana pun. Laut itu sama sekali tidak punya saluran keluar. Apakah hikmah dari keduanya? Oh Indahnya Berbagi. Berbagi itu menyehatkan. Bukan saja bagi orang yang menerima, melainkan juga bagi yang memberi. Maka, mari kita tidak memandang sepele berbagi berkat kepada yang lain, seolah-olah kita melulu yang berkorban. Tidak. Sebab pada saat kita memberi, saat itu juga sebetulnya kita menerima, walau pun mungkin dalam bentuk yang berbeda. Berkat yang kita tebar akan selalu berbunga dan berbuah. Sebaliknya, berkat yang kita simpan hanya untuk diri sendiri malah bisa membusuk. Contoh nyata berbagi 5 roti dan 2 ikan, kita menuai dengan sisa 12 bakul (Yohanes 6:1-13). Sebagai pengikut Tuhan Yesus Kristus, kita dipanggil untuk menjadi penyalur berkat, seperti Danau Galilea; bukan menjadi penimbun berkat seperti Laut Mati. Dengan memberi kita mendapat, dengan menahan berkat kita justru akan kehilangan (Amsal 11:24) Hikmat hari ini: Di balik berkat yang kita terima, tersimpan tanggung jawab untuk berbagi dengan sesame. Selamat memasuki hari baru hari ini, Selamat ulang tahun Polri ke-74, Tetap semangat jadi berkat bagi NKRI di era New Normal Ini. Jesus Christ bless you (sp)

TUHAN, TOLONG JANGAN PAKAI LAMA YA

Selamat jumpa para Pendukung Kristus, apa kabar? Sebagai anak-anak Tuhan semoga kita tetap berkeyakinan bahwa  janji Tuhan adalah ya dan amin!  Tidak ada janji yang tidak Tuhan tepati. Masalahnya saat ini dunia sedang menuntut serba cepat dan serba instan. Mungkin ada diantara kita kalau berdoa memberi catatan, “Tuhan, tolong jangan pakai lama ya.” Padahal  terkadang Tuhan  mengizinkan kita   mengalami proses penantian yang teramat panjang sampai janji tersebut digenapi di dalam hidup kita.  Banyak orang percaya tidak sabar dalam menantikan waktu Tuhan.  Mereka menyangka Tuhan telah meninggal mereka dan tidak mau menolong, “Aku berseru, tetapi Engkau tetap jauh dan tidak menolong aku.” (Mazmur 22:2b) Mereka seringkali bertindak secara tergesa-gesa, selalu ingin serba cepat dalam menyelesaikan masalah atau dalam mencapai keberhasilan.  Ketahuilah bahwa Tuhan bekerja sesuai dengan waktu-Nya sendiri, Ia menjadikan segala sesuatu indah pada waktu-Nya.  Banyak orang berpendapat bahwa menunggu adalah pekerjaan yang sangat membosankan sehingga kita tidak sabar menanti-nantikan Tuhan.  Ketidaksabaran menunggu jawaban dari Tuhan inilah yang seringkali menjadi penyebab kegagalan kita mengalami penggenapan janji Tuhan.  Daud dalam mazmurnya menasihati,  “Nantikanlah TUHAN! Kuatkanlah dan teguhkanlah hatimu! Ya, nantikanlah TUHAN!”  (Mazmur 27:14).  Maka  ketika pertolongan Tuhan sepertinya berlambat-lambat kita pun menyerah di tengah jalan dan tidak lagi tekun berdoa.  Sesungguhnya berdoa itu membutuhkan konsistensi dari orang yang melakukannya.  Karena itu Tuhan Yesus menasihati kita agar berdoa dengan tidak jemu-jemu. Jangan mudah menyerah,  teruslah berdoa sampai apa yang kita doakan ada di depan mata. Saya yakin  Tuhan tidak berniat mengulur-ulur waktu, tetapi Ia tahu waktu yang tepat dan terbaik bagi kita.  Waktu Tuhan itu tidak pernah terlambat atau terlalu cepat,  “Ia membuat segala sesuatu indah pada waktunya,” (Pengkotbah 3:11).  Selalu ada maksud dan tujuan Tuhan di balik penundaan-Nya:  Ia ingin menguji kesabaran kita, menguji ketekunan kita dan mengajar kita untuk bergantung kepada-Nya.  Yang pasti janji Tuhan adalah ya dan amin!Ingatlah! Sabda Yesus, “Tidakkah Allah akan membenarkan orang-orang pilihan-Nya yang siang malam berseru kepada-Nya? Dan adakah Ia mengulur-ulur waktu sebelum menolong mereka?”  (Lukas 18:7) dan “Sesungguhnya, waktunya akan datang, demikianlah firman TUHAN, bahwa Aku akan menepati janji yang telah Kukatakan…”  (Yeremia 33:14). GBU & Fam. (pg)

Gedung Tempat Ibadah?

Bacaan Alkitab: ”Dan segala lidah mengaku: ‘Yesus Kristus adalah Tuhan’ bagi kemiliaan Bapa Surgawi” (Filipi 2:11) Hari ini, Selasa, 30 Juni 2020 genap 6 bulan, setengah tahun kita memasuki tahun baru 2020, tentu sudah bukan baru lagi. Angka-angka statistik menunjukkan bahwa pandemi covid-19 belum mereda. Kita tetap prihatin memasuki era New Normal, bukan berarti kita kembali kepada normal sebelum ini, yakni boleh bebas berkumpul tanpa jaga jarak, tanpa pakai masker, tanpa terlebih dulu cuci tangan, bukan! Kita tetap hati-hati, waspada ketat dengan mengikuti protokol kesehatan pemerintah NKRI dan WHO. Di penghujung bulan Juni 2020 dini ini saya diberkati oleh pernyataan Muma, asal Modelomo-Boalemo-Gorontalo berkata: ”Tujuh tahun lebih saya menjadi santri di Pondok Pesantren Alkhairaat Tilamuta, saya santri saya Pancasila, saya menulis bukan karena saya pandai menulis, melainkan karena ada yang mesti saya sampaikan. Saya ingin memberi kepada bangsa ini dan berbagi dengan anak-anak negeri walau hanya dalam sebentuk tulisan. Hitung-hitung juga sebagai deposito amal untuk nanti setelah mati. Salam kenal buat semua.” Pada masa kini, ada kesan kuat bahwa tempat ibadah seolah-olah hanya tempat pertunjukan dan hiburan. “Pengunjung” datang dan pergi sesukanya demi mencari acara yang memuaskan selera. Jumlah hadirin dinilai sukses tidaknya tempat ibadah, sukses tidaknya pemimpin tempat ibadah. Atas perkenan TUHAN, Petrus mengaku bahwa Tuhan Yesus Kristuslah pendiri Gereja, Kepala Gereja, bukan dalam arti gedung, tetapi persekutuan dengan-Nya. Keberadaan gereja ditentukan oleh orang-orang yang mengaku percaya kepada-Nya sebagai Tuhan dan Juruselamat secara pribadi. Sejarah gereja membuktikan bahwa oleh pertolongan Roh Kudus, pengakuan itu bertahan walaupun diterjang pelbagai badai berupa: tantangan, siksaan, penganiayaan, dipersulitnya pembangunan gereja dan pembantaian. Hanya oleh anugerah-Nta saja gereja justru makin berkembang. Betapa kita tidak bersyukur, masa pandemi covid-19 seperti ini gereja bukan dalam arti gedungnya, KKR-nya, jumlah hadirin dan kehebatan pemimpin gereja memukau, tetapi gereja rumah, persekutuan pribadi, lekat dengan-Nya sebagai Sang Empunya Gereja. Gereja bukan lagi: Gedung Tempat Ibadah! Hikmat hari ini: Gereja bukanlah gedungnya, melainkan orang-orangnya! Selamat memasuki  hari baru ini. Selamat mengakhiri bulan Juni 2020. Semangat mematuhi protokol kesehatan di Era New Normal Ini. Jesus Christ bless you (sp).

TUHAN YANG TAK TERBATAS

Selamat jumpa para Pendukung Kristus, apa kabar? Syukur kalau semalam kita boleh tidur nyenyak dan pagi ini kita boleh bangun dengan tubuh yang segar. Itu merupakan anugerah Tuhan yang luar biasa bagi kita. Tidak selamanya kita bisa menikmati seperti apa yang kita bisa nikmati hari ini. Coba kita amati produk-produk makanan dan obat-obatan, hampir selalu dicantumkan kedaluwarsanya, batas waktu layak untuk dikonsumsi. Hampir semua barang mempunyai batas ketahanannya. Demikian juga dengan produl-produk elektronik dan produk-produk lainnya. Maka semua masa garansi barang juga atas batasnya. Tidak ada barang yang bisa kekal. Termasuk hidup manusia di dunia, ada batasnya. Daud berkata,  “Masa hidup kami tujuh puluh tahun dan jika kami kuat, delapan puluh tahun, dan kebanggaannya adalah kesukaran dan penderitaan;  sebab berlalunya buru-buru, dan kami melayang lenyap.” (Mazmur 90:10). Di dalam Pengkotbah 3:1-2 tertulis:  “Untuk segala sesuatu ada masanya, untuk apapun di bawah langit ada waktunya.  Ada waktu untuk lahir, ada waktu untuk meninggal, ada waktu untuk menanam, ada waktu untuk mencabut yang ditanam;” Di sini dapat disimpulkan bahwa untuk segala sesuatu ada masanya atau waktunya.  Ada waktu untuk membajak, mencangkul dan juga menabur.  Jadi tidak seluruh waktu harus digunakan untuk membajak, atau tidak seluruh waktu kita gunakan untuk menabur saja, sebab nantinya juga ada waktu untuk menuai. Pengalaman hidup saya bercerita   bahwa kehidupan ini seperti roda yang terus berputar, tidak selamanya kita berada di atas, kadangkala kita berada di bawah.  Ada saatnya seseorang berada di puncak karir, berhasil dan punya segalanya, tapi ada waktunya ia harus mengalami kegagalan dan harus merangkak dari bawah lagi.  Ada kalanya kita bersukacita karena hal-hal yang menyenangkan, tapi suatu waktu kita juga harus menangis, bersedih dan berduka karena mengalami masalah atau kesesakan.  Oleh karena itu Salomo menasihati,  “Janganlah memuji diri karena esok hari, karena engkau tidak tahu apa yang akan terjadi hari itu.”  (Amsal 27:1).  Tidak ada alasan bagi kita memegahkan diri dan sombong sebab kita tidak tahu apa yang akan terjadi di kemudian hari.  “Karena manusia tidak mengetahui waktunya. Seperti ikan yang tertangkap dalam jala yang mencelakakan, dan seperti burung yang tertangkap dalam jerat, begitulah anak-anak manusia terjerat pada waktu yang malang, kalau hal itu menimpa mereka secara tiba-tiba.”  (Pengkotbah 9:12). Sebagai anak-anak Tuhan kita harus percaya bahwa segala sesuatu yang diizinkan Tuhan terjadi dalam kehidupan kita pasti ada tujuannya. Tidak ada yang kebetulan. Semuanya pasti mendatangkan kebaikan.  Ia ingin membentuk dan memurnikan iman kita.  Ketika masa-masa sukar dan kelam terjadi, jangan mengeluh, percayalah bahwa kita tidak sendirian, Tuhan ada bersama kita:  menuntun, menyertai, bahkan akan menggendong kita  (baca Yesaya 46:4). Ingatlah! Tuhan layak dan berhak untuk mendapatkan tempat yang tertinggi, terutama, dan teristimewa dalam hidup kita, mengingat hanya Dia yang tak terbatas. Karena itu takutlah akan Tuhan dan akuilah Dia sebagai segala-galanya.  GBU & Fam. (pg).

Bersyukur Saat Bisa Menderita

Bacaan Alkitab: “Hanya dari kata orang saja aku mendengar tentang ENGKAU, tetapi sekarang mataku sendiri memandang ENGKAU.” (Ayub 42:5) Mungkin banyak yang tidak tahu bahwa hari ini, Sabtu, 26 Juni adalah ”Hari Anti Narkotika Internasional” Kalau merokok saja bisa membunuhmu, demikian kata iklan, terlebih narkotika! Demi generasi penerus, marilah kita ikut memberikan dorongan dan keteladanan supaya anak-anak pewaris kita jauh dari rokok terlebih narkotika. Lebih baik kita menderita untuk memberikan teladan daripada tidak melakukan apa-apa di satu hari ini saja, Kita menderita untuk tidak merokok, Esok adalah hari ini lainnya. Bersyukur saat kita bisa menderita. Banyak dari kita mungkin sering mendengar ungkapan ini: “Mengapa ia bisa mengalami hal itu? Padahal ia orang baik. Kasihan, ya?” Orang cenderung berpikir bahwa tidak adil bila ada orang baik yang hidup menderita. Ibarat orang tak bersalah yang harus menerima hukuman. Orang berpikir bahwa hidup orang baik itu selalu diberkati Tuhan. Atau, bila ia harus mengalami kesulitan, TUHAN akan segera menolong. Alkitab Firman Tuhan mencatat bahwa Ayub adalah orang saleh, yang bahkan dipuji oleh TUHAN sendiri (Ayub 1:1). Namun, Ayub harus mengalami penderitaan yang datang bertubi-tubi. Dari yang awalnya kaya raya jatuh miskin; dari sehat jatuh sakit. Semua anaknya tewas dalam sebuah kejadian. Istri serta teman-temannya meninggalkan Ayub. Apa salah Ayub? Tidak, Ayub tidak bersalah. Lalu mengapa ia mengalami penderitaan yang begitu berat, hebat, dahsyat? Karena TUHAN ingin mengajar Ayub tentang siapa diri-Nya. Melalui penderitaan, TUHAN ingin Ayub mengenal DIA lebih dalam. Dan inilah yang diakui Ayub pada akhir cerita tentangnya. Pengenalan Ayub akan TUHAN menjadi lengkap saat ia berkata: “Hanya dari kata orang saja aku mendengar tentang Engkau, tetapi sekarang mataku sendiri memandang Engkau” (Ayub 42:5). Penderitaan bukan dari TUHAN (Kejadian 1:31), tetapi kerap kali TUHAN mengizinkan hal itu supaya kita dapat memetik hikmah dari penderitaan; baik itu hikmah mengenai kekudusan, pertobatan, ataupun mengenai TUHAN sendiri. Jadi, ”daripada menangis dan mengeluh, saat kita menderita, mari temukan apa yang hendak Tuhan ajarkan lewat penderitaan kita”. Hikmat hari ini: ”TUHAN kerap kali mengizinkan hujan lebat terjadi, supaya kita dapat melihat indahnya pelangi” Selamat berakhir pekan. Hati yang lekat dengan Tuhan Yesus Kristus, Mulut dan Wajah memancarkan indahnya kehidupan. Jesus Christ bless you (sp).