Di Pemakaman

Bacaan Alkitab: Jawab Yesus:“AKUlah kebangkitan dan hidup; barang siapa percaya kepada-KU, ia akan hidup walaupun ia sudah mati” (Yohanes 11:25) Saya senang mendengarkan berbagai sambutan, nasihat, kotbah oleh berbagai rohaniwan, yang intinya betapa hidup ini singkat dan itu berarti betapa bernilainya selama kita masih berada di dunia ini. Salah satu nasihat yang pernah saya baca di peti mati bertuliskan: ”Kemarin aku seperti kamu, besok kamu seperti aku, yang penting bukan siap-siapa yang mengantar aku tetapi siapa yang menjemput aku”. Saat orang yang kita kasihi meninggal dunia, kita pergi ke kuburan untuk mengikuti prosesi pemakaman. Kita mungkin akan duduk atau berdiri di sekitar makam dan mendengarkan dengan khidmat saat rohaniwan agama menyampaikan kotbahnya. Diakhiri dengan jenazah diturunkan ke liang lahat. Kemudian kita mungkin akan tinggal sejenak untuk menaburkan bunga dan berdiri dengan kepala tertunduk untuk mengenang dan menghormati yang meninggal saat masih hidup. Orang yang kita kasihi telah telah tiada, kita pun sadar bahwa kita tidak dapat membawanya kembali. Berbeda saat Tuhan Yesus Kristus datang ke pemakaman Lazarus, sahabat-Nya yang baru saja meninggal. Ketika tiba di kuburnya, DIA menggunakan otoritas kuasa-Nya dengan memberi perintah: “Angkat batu itu” (Yohanes 11:39). “Lazarus, marilah keluar!” (Yohanes 11:43). “Bukalah kain-kain itu dan biarkan ia pergi” (Yohanes 11:44). Kita mungkin berharap sepenuh hati dapat mengembalikan orang yang kita kasihi, tetapi meskipun kita memberikan perintah seperti yang Yesus ucapkan, tak ada yang akan terjadi. Namun, Yesus memiliki kuasa untuk itu, karena DIA adalah “kebangkitan dan hidup” (Yohanes 11:25). Kuasa-Nya nyata saat Lazarus keluar dari kubur, dan hidup kembali! Kelak, Tuhan Yesus Kristus akan datang lagi ke kubur dari orang-orang percaya. Dan ketika DIA memberikan perintah, maka semua jenazah orang mati yang percaya kepada-Nya akan “keluar dan bangkit” (Yohanes 5:28,29; 1 Tesalonika 4:16). Betapa luar biasa hari itu kelak! Inilah berita baru bagi yang belum percaya Tuhan Yesus Kristus, DIA bukan sekedar zat (padat, cair, gas) yang amat terbatas oleh ruang dan waktu, tetapi DIA itu ROH yang kekal dan tidak terbatas oleh ruang dan waktu. Betapa di saat pandemi covid-19 ini kita berpotensi mudah meninggal dunia, tetapi RIP (Rest In Peace), meninggal dengan tak takut sedikit pun karena kita meninggal dalam damai-Nya yang abadi.  Hikmat hari ini: Bagi pengikut Tuhan Yesus Kristus, kematian adalah pintu masuk menuju kemuliaan. Selamat memasuki hari baru hari ini, kematian adalah pintu gerbang elok menuju hidup kekal. Mari kita jalani protokol kesehatan dengan cermat sebagai bekal hidup bermakna di era New Normal hari ini. Jesus Christ bless you (sp).

DIA Tak Jauh Dari Kita

Bacaan Alkitab: Dan sementara mereka bercakap-cakap tentang hal itu, Yesus tiba-tiba berdiri di tengah-tengah mereka dan berkata kepada mereka, “Damai sejahtera bagi kamu!” (Lukas 24:36) Kejutan! Kejutan! Kesebelas rasul berkumpul bersama pada hari kebangkitan Yesus Kristus. Mereka sedang membicarakan peristiwa-peristiwa aneh yang terjadi hari-hari itu, dan baru saja mendengar sebuah laporan dari dua orang yang mengatakan telah melihat DIA. Lalu, tiba-tiba saja DIA hadir di situ! Sang Juruselamat berkata, “Damai sejahtera bagi kamu!” (Lukas 24:36). Tentu kita pun bertanya-tanya apakah kita sadar bahwa ketika berkumpul bersama teman-teman di sebuah perhimpunan, di rumah, di persekutuan doa, dan di berbagai pertemuan lainnya, sesungguhnya Yesus juga ada di sana. DIA bersabda, “Dan ketahuilah, AKU menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman” (Matius 28:20). Apakah kita sungguh-sungguh percaya DIA bersama kita, mendengarkan setiap ucapan kita, dan melihat semua yang kita lakukan? Beberapa pelajar membicarakan tentang pengarang-pengarang besar di masa lalu. Lalu seseorang bertanya, “Bagaimana jika Milton tiba-tiba masuk ruangan ini?” “Ah!” jawab yang lain. “Kita akan menghormatinya dan memberi perhatian lebih karena ia hanya menerima sedikit pengakuan semasa hidup.” Orang ketiga berkomentar, “Bagaimana jika Shakespeare yang datang? Tidakkah kita semua akan berdiri dan memproklamirkannya sebagai Raja Penyair?” Kemudian seseorang memberanikan diri berkata, “Dan, jika Tuhan Yesus Kristus yang datang?” Mereka terdiam cukup lama, sampai akhirnya seseorang berkata, “Tapi teman-teman, DIA kan ada di sini! Mari kita yakini bahwa DIA tak jauh dari kita” Ya, mari kita ingat bahwa Yesus Kristus ada di sini, karena DIA Tuhan! DIA melihat, DIA mendengar, dan DIA tahu segalanya! Hikmat hari ini: Keistimewaan kita yang terbesar adalah menikmati kehadiran Tuhan Yesus Kristus. Selamat memasuki awal hari di minggu ini. Selamat beraktivitas. Tetap jalani protokol kesehatan di era New Normal dengan setia dan tulus hati. Jesus Christ bless you (sp).

PERSEKUTUAN DOA PAGI SETIAP KAMIS

Selamat jumpa para Pendukung Kristus,  apa kabar? Sehat-sehat, tetap segar, tetap semangat dan tetap berbuah. Semoga kita semua benar-benar punya waktu khusus untuk bersaat teduh, waktu untuk datang kepada Tuhan, waktu untuk berdoa. Sudah 48 tahun Christopherus  melayani dan menjadi berkat bagi Gereja-Gereja dan masyarakat luas lainnya. Hal tersebut bisa terjadi karena salah satunya sudah sekitar 45 tahun hampir setiap Kamis pagi mereka mengadakan Persekutuan Doa. Ada anak-anak Tuhan yang tekun berdoa untuk menopang keberadaan dan pelayanan Christopherus. Maka pada pagi ini, Kamis 7 Mei 2020 Christopherus menyelenggarakan *Doa Syukur* online HUT ke-48. Doa menjadi sumber kekuatan bagi orang-orang percaya, terutama ketika kita sedang menghadapi situasi dan kondisi yang sulit dan menekan. Doa lahir karena kita menyadari akan kekuatan dan kemampuan kita yang sangat terbatas, sehingga kita sangat membutuhkan pertolongan dan campur tangan Tuhan. Doa adalah nafas hidup kita. Berdoa bukan hanya sebagai kegiatan rutin agamawi, bukan sekadar mengucapkan kalimat yang dihafalkan, tetapi yang menjadi gaya hidup sehari-hari. Inilah yang dimaksud dengan memiliki kehidupan doa! Adakala doa memerlukan beberapa waktu lamanya sampai kita mendapatkan jawabannya. Oleh karena itu janganlah kita berhenti berdoa sampai Tuhan bekerja! Teruslah berdoa dan nantikanlah Tuhan, karena waktu-Nya adalah yang terbaik! Bacaan Alkitab pada hari ini diambil dari Lukas 18:1, “Tidakkah Allah akan membenarkan orang-orang pilihan-Nya yang siang malam berseru kepada-Nya? Dan adakah Ia mengulur-ulur waktu sebelum menolong mereka?” Marilah kita jalani dan nikmati hidup pada hari ini dengan satu keyakinan bahwa Tuhan sama sekali tidak mengulur-ulur waktu, tapi kadang-kadang kita harus belajar bersabar untuk memperoleh segala sesuatu menurut rencana dan waktu Tuhan. Ingatlah! “… Berdoalah setiap waktu di dalam Roh dan berjaga-jagalah di dalam doamu itu dengan permohonan yang tak putus-putusnya …” (Efesus 6:18). GBU & Fam. (pg)

HUT KE-48 CHRISTOPHERUS

Selamat jumpa para Pendukung Kristus, apa kabar? Pagi ini, 3 Mei 2020 hatiku ber-bunga-bunga, penuh dengan syukur dan sukacita karena Yayasan Christopherus, tempat saya mengabdi saat ini, tepat berulang tahun yang ke-48. Benjamin Franklin menulis, “You may delay, but time will not.”  Waktu adalah sesuatu yang terus melaju, tak bisa dihentikan dan tidak akan kembali lagi. Karena itu sebagian besar dari kita berusaha untuk mengabadikan momen-momen tertentu yang dianggap paling berkesan dalam hidupnya dalam bentuk video atau foto: pernikahan, ulang tahun, wisata keluarga, reuni, dan lain-lain. Momen-momen seperti itu sungguh sangat berkesan dan berharga sekali! Ketika seseorang merayakan hari ulang tahun, orang-orang terdekatnya pasti memberikan ucapan selamat melalui berbagai cara dan sarana.  Dengan bertambahnya usia seseorang, diharapkan ia semakin dewasa pula. Hampir semua orang pasti berharap hidupnya mengalami peningkatkan demi peningkatkan dalam segala hal: keluarga makin harmonis, hidup makin diberkati, karir makin naik, pelayanan makin maju dan makin dipakai Tuhan, dan semakin dewasa secara rohani. Kedewasaan rohani seseorang berbicara tentang karakter dan buah-buah Roh  yang dihasilkan dalam hidupnya. Orang yang dewasa rohani memahami kehendak dan rencana Tuhan dalam hidupnya, serta menyadari bahwa jalan-jalan Tuhan bukanlah jalannya, waktu Tuhan, bukanlah waktunya. Oleh karena itu ia percaya bahwa Tuhan “… membuat segala sesuatu indah pada waktunya” (Pengkhotbah 3:11), sehingga ia pun mampu memandang segala sesuatu dari sudut pandang  Tuhan, bukan dari sudut pandang manusia. Dampaknya, selalu ada ucapan syukur, tidak mudah mengeluh dan mengomel meski harus melewati berbagai persoalan, karena ia tahu bahwa *TUHAN memegang kendali segenap hidupnya.* Bacaan Alkitab pada hari ini diambil dari 1 Samuel 2:26, “Tetapi Samuel yang muda itu, semakin besar dan semakin disukai, baik di hadapan TUHAN maupun di hadapan manusia.” Marilah kita jalani dan nikmati hidup pada hari ini dengan satu keyakinan bahwa ketika seseorang berada dalam tahap dewasa rohani, ia layak menerima janji-janji Tuhan dalam hidupnya! Ingatlah! Hari ini, 3 Mei 2020 Yayasan Christopherus tepat berumur 48 tahun. Tuhan telah menaruhkan visi: “Terlaksananya Amanat Agung Tuhan di seluruh pelosok dunia”  kepada pak Andreas Christanday. Kita sebagai keluarga besar Christopherus, diminta untuk terus mengobarkan visi tersebut dalam perjalanan Christopherus ke depan. “TUHAN akan mengangkat engkau menjadi kepala dan bukan menjadi ekor, engkau akan tetap naik dan bukan turun, apabila engkau mendengarkan perintah TUHAN, Allahmu, yang kusampaikan pada hari ini kaulakukan dengan setia, …” (Ulangan 28:13) GBU & Fam. (pg)

DOA MENJADI KENYATAAN

Saya menyadari bahwa berdirinya Yayasan Christopherus ini karena panggilan untuk melaksanakan Amanat Agung Tuhan kita Yesus Kristus. Dimulai dari persekutuan doa dan lahirlah Yayasan Christopherus yang diwujudkan dalam Akte Notaris tanggal 3 Mei 1972. Peristiwa tersebut adalah awal perjalanan melangkah bersama dengan Yesus. Tahun 1972, Christopherus adalah sebuah nama yang tidak dikenal, tidak memiliki kekayaan yang bisa diandalkan. Dimulai dengan persembahan Pengurus yang sebesar Rp 43.500,-. Tidak mempunyai tempat dan tidak ada pengalaman berorganisasi bagi pengurus. Yang ada hanyalah nama-nama pengurus balk yang ada di Semarang maupun yang ada di luar kota Semarang. Yayasan ini  dimulai berjalan melangkah dengan iman dan terus berjalan. Bpk. Andreas Christanday dan istri yang saat itu bersedia menjadi eksekutif penuh waktu melayani dalam wadah Yayasan Christopherus. Hidupnya bergantung pada Tuhan Yesus, tanpa jaminan honor yang memadai, tidak ada jaminan tempat tinggal, “cukup indekos” dan bersedia tinggal dalam satu kamar yang disediakan pengurus di jalan Tanjung 15 Semarang, tanpa membayar. DOA itu Indah Doa meneguhkan hati akan panggilan Tuhan, ini terjadi saat saya bersama bapak. Andreas Christanday membawa mobil persembahan untuk pelayanan Christopherus dari Jakarta, lewat Bandung menuju ke Semarang. Di luar dugaan dan tanpa tahu apa sebabnya terjadi kecelakaan di desa Demangharjo, Tegal, tepatnya tanggal 30 September 1972 pukul 10.30, yang hampir merenggut jiwa kami. Kami hanya yakin, pasti Tuhan izinkan peristiwa ini terjadi, tapi apa maksud-Nya? Kami tidak berani melanjutkan perjalanan pulang sampai Tuhan menjawab pergumulan kami; apakah Tuhan tidak berkenan kami melayani di ladang yang baru? Maka kamipun berdoa… dan Tuhan menjawab dengan rhema dari Hosea 10:12, “… Bukalah bagimu tanah baru, sebab sudah waktunya untuk mencari TUHAN …” Kemudian Tuhan juga menegur agar kami harus mengutamakan apa yang utama yaitu mengabarkan Injil (Markus 1:38) dan bukan lebih dulu mengejar dana dan sarana. Kami bersyukur dengan jawab yang tegas dan jelas ini, lalu kami berdua tanda tangan di hadapan Tuhan untuk sepakat dan setia, barulah kami pulang dalam damai sejahtera. Tuhan izinkan peristiwa ini untuk memantapkan komitmen kami terjun dalam pelayanan yang baru di Christopherus Selanjutnya tempat kegiatan dipindahkan di rumah kontrakan jalan Pringgading Dalam 2, rumah separuh papan dan tembok itu bekas tempat pelacuran dan perjudian. Di situlah keluarga bapak Andreas Christanday tinggal, berkantor, mengadakan persekutuan doa dan sebagai pusat pelayanan’. Sampai-sampai DR. Joseph Tan dari Ambassador of Christ, waktu berkunjung terheran-heran melihat kantor Christopherus jikalau dibanding dengan pelayanannya yang “hebat”; beliau bertanya dengan heran: “Is it your headquater?”. Puji Tuhan, dari pada ada kantor yang mewah tapi tanpa pelayanan. Doa itu penyerahan diri untuk menerima dan melaksanakan tuntunan tangan Tuhan. Begitulah dari tidak punya apa-apa, sekarang pelayanannya telah berkembang menjadi beberapa departemen dan komisi: Dept. Firman; Dept. Musik; Dept. Media; Dept. Diakonia; Persekutuan Biji Sesawi; Pendidikan; PUSKESMAS dan lain-lain. Dan yang sangat mengesankan saya adalah saudara-saudara pengurus dan staf Yayasan Christopherus tetap aktif dan setia dalam pelayanan melanjutkan karya Allah terjadi lewat Yayasan Christopherus. Percayalah, secara pribadi, kita masing-masing akan menerima segala berkat, kemurahan dan penyertaan=Nya bisa terjadi dalam hidup kita. Selamat Ulang Tahun ke-35. Pandang sekeliling kita masih banyak yang membutuhkan Kristus dalam hidup mereka. Pandang terus          Dia akan datang, buka hati dan laksanakan panggilan-Nya. Christopherus, maju terus !!! Dalam Dia kita bisa! (Fil. 4:13) Semarang, 27 Maret 2007 Adi Sutjipto (Ketua dalam Pengurus Pertama Yayasan Christopherus) Catatan: Kesaksian ini disampaikan dalam Perayaan HUT ke-35 Yayasan Christopherus pada tahun 2007

N A T O

Bacaan Alkitab: ”Anak-anakku, marilah kita mengasihi bukan dengan perkataan atau dengan lidah, tetapi dengan perbuatan dan dalam kebenaran” (1Yohanes 3:18) NATO atau No Action Talk Only adalah istilah yang diberikan kepada orang atau  pemimpin yang hanya bisa bicara (Talk), tetapi tidak bisa melakukan yang diomongkan (No Action). Padahal keberhasilan seorang pemimpin  ditentukan oleh kemampuan manajerialnya, yaitu kemampuan untuk melakukan perencanaan (planing), pengorganisasian (organizing), pelaksanaan (action) dan pengawasan(controling).  Dan juga kemampuan untuk mengurai dan menyelesaikan masalah yang dihadapinya (problem solving). serta kemampuan untuk mengambil keputusan dalam waktu yang tepat (decision making).  Mari kita memilih pemimpin yang bukan NATO dalam pilkada serempak 9 Desember 2020 mendatang. Ada seorang komentator televisi yang tak sabar kepada atlet muda yang kurang berprestasi tetapi sombong. Komentator itu berkata, “Jangan ceritakan apa yang akan Anda lakukan, ceritakan apa yang telah Anda lakukan!”  Perbuatan bersuara lebih keras daripada perkataan. Prinsip ini tampak pada hidup Yesus Kristus. Di Matius 9, ada seorang lumpuh dibawa kepada-Nya. Respons-Nya? “Dosa-dosamu sudah diampuni.” Saat para pemimpin agama keberatan, Yesus bertanya, “Manakah lebih mudah, mengatakan: Dosa-dosamu sudah diampuni, atau mengatakan: Bangunlah dan berjalanlah?” (Matius 9:5). Jawabannya jelas. Mudah bagi-Nya mengatakan DIA telah mengampuni dosa si lumpuh, karena hal itu tidak dapat dibuktikan atau disangkal. Namun, mengatakan “Bangunlah dan berjalanlah” itu berbeda. Perkataan ini dapat segera diuji kebenarannya. Maka, untuk membuktikan kuasa-Nya dalam mengampuni dosa, Yesus Kristus berkata kepada si lumpuh, “Bangunlah, angkatlah tempat tidurmu dan pulanglah ke rumahmu!” (Matius 9:6). Dan, itulah yang terjadi! Tindakan Yesus Kristus mendukung perkataan-Nya, DIA itu Tuhan yang mampu mengampuni dosa, DIA itu Tuhan yang di dalam diri-Nya ada kuasa membuat orang lumpuh berjalan, orang buta celik, orang mati hidup lagi. Selayaknya kita hanya percaya dan berharap kepada-Nta. Yohanes menulis, “Anak-anakku, marilah kita mengasihi bukan dengan perkataan atau dengan lidah, tetapi dengan perbuatan dan dalam kebenaran” (1Yohanes 3:18). Perkataan kita penting bagi dunia yang mengamati kita, hanya jika perkataan itu sesuai dengan perbuatan kita. Tatkala kita berbicara tentang kasih TUHAN, perkataan itu akan penuh kuasa jika didukung dengan tindakan kasih dan kebaikan. Perbuatan bersuara lebih keras! Bukan ”N  A  T  O”. Aku rindu melihat orang kristiani sejati Bukan hanya orang yang pintar berbicara, Aku ingin melihat tindakannya Dan memandang kehidupannya sehari-hari. (Karya: Herrell) Hikmat hari ini: Perbuatan dan perkataan kita, harus menyuarakan hal yang sama. Selamat memasuki hari baru hari ini, satu teladan lebih bermakna daripada ribuan nasihat. Mari kita jalani protokol kesehatan dengan penuh tanggung jawab di era New Normal hari ini.  Jesus Christ bless you (sp).

MENCUKUPKAN DIRI DENGAN APA YANG ADA

Selamat jumpa para Pendukung Kristus, apa kabar? Semoga kita sehat-sehat,  tetap semangat menyambut dan menjalani hari baru yang Tuhan sediakan bagi kita. Semoga kita juga memiliki rasa cukup dengan hidup kita sehingga sukacita dan damai sejahtera senantiasa mewarnai perjalanan hidup ini. Kemarin pagi seorang teman merespons RH saya melalui telepon, “Pak Paul, orang yang tidak bisa bersyukur itu karena dia merasa kurang, tidak pernah merasa cukup.” Betulkah apa yang dikatakan teman saya? Dari hasil perenungan, betul juga pendapat teman saya. Salah satu faktor yang menjadi penyebab orang tidak bisa bersyukur  adalah perasaan kurang, tidak cukup atau tidak puas.   Bagaimana supaya kita senantiasa memiliki rasa cukup?  Hiduplah berdasarkan kebutuhan, bukan keinginan.  Kebutuhan adalah segala hasrat yang timbul dalam diri manusia yang jika tidak terpenuhi dapat mempengaruhi kelangsungan hidupnya;  fungsi dasar atas sesuatu yang secara esensial kita perlukan.  Sedangkan keinginan adalah segala hasrat yang timbul dalam diri manusia yang jika tidak terpenuhi tidak akan mempengaruhi kelangsungan hidupnya.  Tapi ada banyak orang yang tidak bisa membedakannya sehingga dengan segala cara mereka berusaha untuk memenuhi segala keinginannya, padahal apa yang kita inginkan tidak selalu kita butuhkan.  Perhatikan apa yang disampaikan rasul Paulus,  “Allahku akan memenuhi segala keperluanmu menurut kekayaan dan kemuliaan-Nya dalam Kristus Yesus.”  (Filipi 4:19), artinya Tuhan berjanji akan memenuhi segala yang kita perlukan atau butuhkan, bukan berjanji akan memenuhi segala keinginan kita karena apa yang kita inginkan belum tentu merupakan kebutuhan kita. Kita perlu merenungkan  dalam-dalam nasihat Rasul Paulus kepada Timotius, anak rohaninya, “Memang ibadah itu kalau disertai rasa cukup, memberi keuntungan besar. Sebab kita tidak membawa sesuatu apa ke dalam dunia dan kita pun tidak dapat membawa apa-apa ke luar. Asal ada makanan dan pakaian, cukuplah.” (1 Timotius 6:6-8). Kita perlu meneladani prinsip hidup Rasul Paulus, “Kukatakan ini bukanlah karena kekurangan, sebab aku telah belajar mencukupkan diri dalam segala keadaan.”  (Filipi 4:11)  Bolehkah kita memenuhi keinginan? Boleh-boleh saja, mengapa tidak, tapi ingatlah akan firman Tuhan yang ditulis di Pengkhotbah,  “Siapa mencintai uang tidak akan puas dengan uang, dan siapa mencintai kekayaan tidak akan puas dengan penghasilannya. Ini pun sia-sia.” (Pengkhotbah 5:9). Ingatlah, keinginan itu  tidak ada batasnya. Kita punya satu, ingin dua. Kita punya dua, ingin tiga. Kita sudah bisa punya, A, masih belum puas kalau belum punya B. Kita sudah bisa punya A dan B, masih belum puas juga, kalau belum punya C. Begitu seterusnya. Akibatnya yang ada di hati kita adalah perasaan kurang dan belum puas. Akibatnya kita tidak dapat menikmati ketentraman dan kedamaian. Yang ada hanya kegelisahan dan ketidakpuasan. Dengan demikian kita tidak bisa bersyukur dengan apa yang sudah kita miliki. Kita tidak bisa bersyukur dengan hasil pencapaian kita. Kalau begitu, cukupkanlah dirimu dengan apa yang ada padamu (Ibrani 13:5), sebab sampai kapan pun keinginan manusia tidak ada habisnya. GBU & Fam. (pg)

Kita Berharap Kepada-Nya

Bacaan Alkitab: “Sebab itu tabahkanlah hatimu, saudara-saudara! Karena aku percaya kepada TUHAN, bahwa semuanya pasti terjadi sama seperti yang dinyatakan kepadaku”  (Kisah Para Rasul 27:25) Ada seorang guru Sekolah Minggu memberi setiap anak laki-laki dalam kelasnya sebuah Alkitab Perjanjian Baru dan mendorong mereka masing-masing untuk menuliskan namanya di sebelah dalam sampul depan. Beberapa minggu kemudian, setelah berulang kali mengajak mereka menerima Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat, ia meminta mereka yang telah menerima Kristus untuk menuliskan kalimat berikut di bawah namanya: “Saya menerima Tuhan Yesus Kristus”. Seorang anak menulis kalimat berbeda, “Saya mengharapkan Yesus.” Ketika bercakap-cakap dengannya, sang guru menyadari bahwa si anak paham betul yang ditulisnya. Ia tidak hanya percaya kepada-Nya untuk menerima keselamatan, tetapi juga mengharapkan DIA untuk menyertainya sepanjang waktu dan untuk menggenapi semua janji-Nya. Pernyataan anak lelaki itu menghadirkan sebuah tafsiran sederhana, namun luar biasa tentang arti iman yang sejati. Dalam Kisah Para Rasul pasal 27, kita melihat iman pengharapan Rasul Paulus. Ia sedang menjadi tahanan yang dibawa dengan kapal menuju Roma ketika sebuah badai dahsyat menerpa dan mengancam menghancurkan kapal besar itu. Sepanjang malam, malaikat Tuhan memberitahu Paulus bahwa mereka semua akan selamat (Kisah 27:23,24). Ia tahu sabda Tuhan dapat dipercaya. Maka di tengah badai, ia berkata, “Aku percaya kepada TUHAN, bahwa semuanya pasti terjadi sama seperti yang dinyatakan kepadaku” (Kisah 27:25). Dan begitulah yang terjadi. Bagi kita, Anda dan saya, seharusnya tidaklah mengherankan bila TUHAN menepati janji-Nya. Perkataan-Nya memang patut diharapkan! Kita berharap hanya kepada-Nya. Itulah berita Injil, berita sukacita yang layak dipercayai. Hikmat hari ini: Mari kita melakukan segala perkara yang besar bagi TUHAN, Mari kita berharap segala perkara yang besar dari Dia. Selamat memasuki hari baru hari ini, Hidupi segenap janji TUHAN di era New Normal ini. Mari kita jalani protokol kesehatan dengan tulus hati. Jesus Christ bless you (sp).

HIDUPLAH DAN NIKMATILAH HARI INI

Selamat jumpa para Pendukung Kristus,  apa kabar? Semoga hati kita dipenuhi dengan rasa syukur. Selamat menjalani dan menikmati hari yang baru yang Tuhan sediakan bagi kita. Bersyukurlah untuk  semua hal yang telah Tuhan percayakan kepada kita sampai hari ini. Kemarin pagi seorang sahabat mengirimi saya sebuah video. Yang menarik di bawah video yang dia kirimkan, dia memberi catatan singkat: “Tapi tidak mudah.”. Video tersebut dibuka dengan pernyataan seorang bijak, “Saya bingung dengan yang namanya manusia, dia mengorbankan kesehatannya demi uang, lalu dia mengorbankan uangnya demi kesehatan.” Inti pesan dari video tersebut mengajak kepada pendengarnya untuk bisa menikmati hidup pada hari ini dan bisa mensyukuri untuk segala hal yang dia telah miliki. Aha!… Ternyata banyak orang yang tidak dapat bersyukur karena dia tidak bisa menjalani dan menikmati hidup pada hari ini. Dia terlalu dibebani dengan kekhawatiran akan masa depan. Tuhan Yesus mengingatkan  agar kita bisa hidup pada hari ini yang memang sudah menjadi milik kita dan setiap hari itu ada kesusahannya sendiri,  ”Sebab itu janganlah kamu kuatir akan hari besok, karena hari besok mempunyai kesusahannya sendiri. Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari.” (Matius 6:34) Sedangkan Rasul Paulus menasihati,  “Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu.”  (1 Tesalonika 5:18).  Kalimat  “dalam segala hal”  berarti di segala keadaan, baik atau tidak baik, dalam kelimpahan atau kekurangan, ada masalah atau semua berjalan dengan baik dan lancar, kita harus bisa mengucap syukur, karena inilah yang dikehendaki Tuhan! Kita perlu mengingat, bahwa Rasul Paulus juga mengalami pasang surutnya kehidupan, “Aku tahu apa itu kekurangan dan aku tahu apa itu kelimpahan. Dalam segala hal dan dalam segala perkara tidak ada sesuatu yang merupakan rahasia bagiku;”  (Filipi 4:12) Lalu apa manfaat mengucap syukur? Sesungguhnya ucapan syukur adalah kekuatan untuk mengaktifkan iman.  Jadi, iman selalu bekerja sama dengan ucapan syukur.  Nasihat Rasul Paulus kepada jemaat di Kolose,  “Hendaklah kamu berakar di dalam Dia dan dibangun di atas Dia, hendaklah kamu bertambah teguh dalam iman yang telah diajarkan kepadamu, dan hendaklah hatimu melimpah dengan syukur.”  (Kolose 2:7).  Alangkah indahnya hidup ini jikalau hati kita selalu berlimpah ucapan syukur.  Ketika kita mengucap syukur kepada Tuhan, kita sedang disadarkan tentang siapa Tuhan itu bagi kita.  Bila hati dan pikiran kita hanya fokus pada persoalan akan membawa kita kepada keputusasaan dan kekecewaan.  Sebaliknya bila kita mengarahkan pandangan kepada Tuhan, iman dan pengharapan kita kepada Tuhan semakin bertumbuh.  Semakin banyak bersyukur, semakin subur pula iman kita, semakin besar pula pengharapan kita untuk mengalami dan menikmati berkat dan janji Tuhan. Ingatlah! Hiduplah dan nikmatilah hari ini yang memang sudah menjadi milik kita. Dalam segala keadaan belajarlah untuk selalu mengucap syukur kepada Tuhan! “Adalah baik untuk menyanyikan syukur kepada Tuhan, dan untuk menyanyikan mazmur bagi namaMu, ya Yang Mahatinggi,”  (Mazmur 92:2). GBU & Fam. (pg)

Indahnya Sebuah Kebersamaan di Tim Musik

Saya bergabung dengan Christopherus tahun 1979. Alasan saya bergabung, pertama interdenominasinya, dan kedua ada tim musiknya. Pada awalnya saya memilih terlibat dalam tim musiknya. Saya merasa bahagia bisa diterima oleh bapak Andreas menjadi anggota tim musik. Oleh karena itu saya ikut jadwal-jadwal latihan di hari Minggu siang, meski sebagai seorang gembala jemaat, hari dan jam latihan tersebut terasa berat, dan melelahkan. Tapi saya merasa senang, sebab hati saya ada di situ. Setelah sekian lama di Tim Musik Christopherus di bagian vokal, saya mendapati hubungan antara pimpinan dan anggota begitu manis, penuh kasih dan pengertian. Ini membuat saya jadi semakin krasan, bahkan jatuh cinta sama Tim Musik dan Yayasan ini. Saat pelayanan di berbagai gereja membuat hubungan kami antar anggota semakin akrab. Apalagi bila pelayanan ke luar kota dan menginap. Wah rasanya sangat indah, meski dengan bermacam pengalaman yang menyenangkan maupun yang kurang menyenangkan, tetap saja terasa indah. Setiap akhir pelayanan selalu kami berkumpul mengadakan evaluasi, sehingga kami tahu mana kemajuan dan kekurangan kami, balk secara pribadi maupun tim. Kalau pelayanan di luar kota pada hari Minggu, sebelum pelayanan kami gunakan waktu di pagi hari untuk melakukan ibadah sendiri, pelayannya bergantian di antara kami. Di saat istirahat di penginapan, kami satu dengan yang lain dapat saling “curhat”, berbagi suka dan duka pengalaman masing-masing. Sungguh, mengenang masa-masa indah dan manis itu, setiap personil Tim Musik Christopherus pasti punya kerinduan untuk mengulangi kembali, dengan kata lain bernostalgia begitulah! Misi Tim Musik kami bukan semata pentas, tapi juga melayani seminar-seminar musik, memberi contoh bermusik yang balk dalam bentuk tim maupun musik pengiring di gereja, serta hidup dalam kekudusan Kristus dan juga mengikuti pelayanan KKR-KKR di berbagai gereja di dalam maupun di luar kota. Band Christopherus sempat dihentikan dan diarahkan kepada pembinaan musik melalui seminar-seminar di gereja dan mendirikan sekolah musik Christopherus, karena misi awalnya telah terlaksana, yaitu dengan sudah adanya tim-tim musik di hampir setiap gereja sekarang ini. Tapi karena dari awalnya Tuhan bekerja melalui musik, maka bentuk pelayanan musik tetap diadakan, meskipun dengan corak yang sedikit berbeda, namanya CMM (Christopherus Music Ministry). Fuji Tuhan! Kalau “Besi menajamkan besi, orang menajamkan sesamanya”, maka di Yayasan Christopherus selama ini betul-betul saya alami secara pribadi pengalaman tersebut. Apalagi di Christopherus ada persekutuan doa rutin setiap hari Kamis pagi jam 06.00, yang mendukung pelayanan Christopherus. Dan nampaknya kegiatan-kegiatan bersama ini semakin membentuk dan menajamkan saya. Dalam bidston setiap Kamis pagi tersebut saya ingin mengusahakan diri untuk selalu hadir. Karena di situ saya mendapat berkat rohani dari renungan-renungan yang dibawakan oleh rekan-rekan Christopherus sendiri, serta sharing/interaksi di antara kami yang hadir. Tak kan saya sangkal, bahwa dalam kebersamaan dengan Pengurus Yayasan ini dari waktu ke waktu, sadar atau tidak telah berdampak atas perubahan hidup saya. Saya bahagia mengalaminya. Di Christopherus orang-orang dekat di sekeliling saya yang saya kasihi dan yang mengasihi saya, khususnya bapak dan ibu Andreas Christanday telah membuat perubahan dalam membentuk hidup saya. Saya semakin sadar dan mengetahui bahwa Tuhan Yesuslah yang telah membentuk Yayasan Christopherus ini. Dalam perjalanan dan pergumulannya yang tidak mudah, dari yang semula begitu kecil dan sederhana sampai menjadi sebesar dan sekompleks ini, kehadiran Tuhan dalam diri para pengurusnya, telah membuat Yayasan ini terus diberkati dan semakin eksis. Melalui kesempatan ini saya ucapkan : “TERIMA KASIH CHRISTOPHERUS, SELAMAT HUT KE-35. TUHAN YESUS SELALU MEMBERKATIMU”. (pg) Semarang, 27 Maret 2007 Pdt. Pdt. Lukas Murjangkung (Sudah terlibat dalam pelayanan dan kepengurusan Yayasan Christopherus sejak 1979) Catatan: Kesaksian ini disampaikan dalam Perayaan HUT ke-35 Yayasan Christopherus pada tahun 2007.