KETIKA CORONA MELANDA

Selamat jumpa para pendukung Kristus, apa kabar? Sehat-sehat, tetap semangat dan kita senantiasa bisa bersyukur. Semoga  kita semua tetap yakin bahwa Yesus Kristus tetap sama. Ia Tuhan yang hidup dan Mahakuasa. Ia berkuasa atas alam semesta beserta sgenap isinya. Ia menjadi pemegang sejarah umat manusia. Dengan adanya pandemi virus Corona yang melanda seluruh dunia, banyak orang percaya yang bertanya-tanya, di mana Tuhan, mengapa Ia membiarkan virus Corona semakin meraja lela di mana-mana? Mengapa Tuhan tidak segera membasmi virus Corona supaya tidak semakin banyak manusia yang meninggal dunia dan semakin banyak manusia yang menderita? Kapan penderitaan, goncangan, kecemasan, kekalutan, dan tekanan karena virus Corona ini akan berakhir? Sampai kapan, Engkau membiarkan penderitaan umat manusia ini terus berlangsung? Keadaan manusia saat ini kian tertekan dan terjepit.  Lalu, bagaimana seharusnya kita bersikap dalam menghadapi kondisi yang sangat sulit ini? Tentu  manusiawi jika banyak orang menjadi takut, khawatir dan tertekan.  Hari ini firman Tuhan menasihatkan agar kita bisa menjaga sikap hati dengan benar.  Jangan bersikap seperti orang dunia yang terus dihinggapi rasa takut dan khawatir karena Tuhan berjanji untuk menopang dan memlihara umat-Nya dari kesukaran yang ada.  Janji-Nya adalah ya dan amin, “Janji Tuhan adalah janji yang murni, bagaikan perak yang teruji, tujuh kali dimurnikan dalam dapur peleburan di tanah.”  (Mazmur 12:7).  Mari kita belajar dari Daud.  Mazmur pasal 13  merupakan ungkapan isi hati Daud saat ia mengalami pergumulan yang sangat berat.  Hari-hari Daud penuh kegelisahan karena ia terus dikejar-kejar Saul yang hendak membunuhya.  Bisa dibayangkan betapa tidak tenangnya perasaan Daud karena dihantui oleh bahaya kematian.  Selain itu Daud juga harus menghadapi bani Amalek, suatu bangsa yang menjadi musuh bangsa Israel.  Daud benar-benar dalam tekanan yang hebat.  Wajar bila Daud sempat putus asa dan mengeluh kepada Tuhan, “Berapa lama lagi, Tuhan, Kaulupakan aku terus-menerus?  Berapa lama lagi Kausembunyikan wajah-Mu terhadap aku?  Berapa lama lagi aku harus menaruh kekuatiran dalam diriku, dan bersedih hati sepanjang hari?  Berapa lama lagi musuhku meninggikan diri atasku?”  (Mazmur 13:2-3). Terlihat sekali, dari  berbagai tuntutan Daud bahwa ia merasa sangat tidak sabar menanti jawaban TUHAN.  Tuhan seakan-akan bertindak sangat lambat, sementara persoalan datang bertubi-tubi dan cepat.  Demikian juga dengan kita,  lebih senang minta agar TUHAN dengan segala kuasa-Nya menghentikan segala persoalan yang kita hadapi saat ini. Kita sering lupa bahwa TUHAN juga sanggup memberikan kekuatan pada kita untuk menghadapi dan menang atas persoalan yang sedang kita hadapi saat ini.  Sekarang kita simak dan renungkan apa yang dikatakan Daud dalam Mazmur 13:6, “Tetapi aku, kepada kasih setia-Mu aku percaya, hatiku bersorak-sorak karena penyelamatan-Mu. Aku mau menyanyi untuk TUHAN, karena Ia telah berbuat baik kepadaku.” Kasih setia Tuhan sangat terlihat di dalam diri  Daud, bayangkan saja, berbagai bahaya yang semestinya terjadi di dalam dirinya, namun ia senantiasa luput dari itu.  Daud mulai sadar, ia melihat, ternyata TUHAN Allah yang dia sembah itu adalah TUHAN yang penuh kasih setia-Nya. Untuk itu maka respons yang ditujukan pada TUHAN adalah ia harus bangkit dari permasalahan dan kesulitan, bukan tenggelam dan terbawa arus. Hidup manusia begitu rapuh , bukan hanya rapuh tetapi hidup kita sekaligus begitu lapuk. Gampang rusak. Ia ibarat mutiara yang harus dijaga setiap saat.  Itu sebabnya tanpa kasih setia Tuhan maka semua itu tidak akan terpelihara dengan baik.   Pemeliharaan Tuhan sangat nyata di dalam diri Daud. Itu sebabnya imannya mulai terstimulasi, ia menjadi percaya. Bukan hanya itu, ia juga bersorak-sorak; karena penyelamatan dari Tuhan itu jelas dan nyata.  Seorang penafsir mengatakan apabila engkau bagkit kembali di dalam Tuhan maka engkau pasti akan bangkit pula dari keputusasaan hidup ini. Inilah yang dimaksud dengan hidup yang berkemenangan itu. Berkat rohani yang kita peroleh dari Daud hari ini ada tiga tahap. Tahap pertama,  bahwa sebagai manusia kita begitu rapuh dan lapuk. Itu sebabnya bila ada tekanan, kesulitan, persoalan, sakit, dan keputusasaan yang menimpa, kita lebih gampang protes dan bahkan marah.  Namun Tuhan kadang membiarkan itu berjalan terus di dalam hidup kita, hingga memasuki tahap kedua yaitu: Bukan berarti Ia meninggalkan kita, Ia mau kita benar-benar sadar bahwa kita butuh pertolongan dari yang berkuasa, dalam hal ini Tuhan. Memasuki Tahap ke tiga, ini merupakan tahap penentuan, ternyata Tuhan yang disembah memang benar-benar memiliki kuasa yang dahsyat. Ia sanggup memberikan kita kekuasaan dan kekuatan menghadapi berbagai persoalan yang sulit, dan bukan hanya itu. Ia juga membawa kita menuju kemenangan. Ingatlah!  “Serahkanlah hidupmu kepada Tuhan dan percayalah kepadaNya, dan Ia akan bertindak;…”  (Mazmur 37:5). GBU & Fam.  (pg)

Bukti Menghargai Waktu dan Potensi

Selamat jumpa para Pendukung Kristus, apa kabar? Apakah Saudara terbiasa membuat rencana harian? Minimal setiap sore atau malam, Saudara membuat rencana apa saja yang ingin Saudara kerjakan besok dari pagi hingga malam. Orang bijak berkata, “You are what you believe” Artinya apa yang kita percayai akan menentukan bagaimana sikap dan perilaku kita. Sejak muda saya sudah memercayai bahwa jika kita tidak membuat rencana, maka kita merencanakan kegagalan. Saya bersyukur,  Tuhan beri kesempatan kepada saya untuk melayani di Sinode GKMI, GKMI Sola Gratia, dan Yayasan Christopherus. Saya dilatih dan diminta terus menerus untuk membuat rencana jangka pendek dan rencana jangka panjang. Dengan demikian membuat rencana sudah menjadi gaya hidup. Perencanaan merupakan hal penting dalam menjalani sebuah kehidupan. Dengan perencanaan yang baik dan matang, langkah hidup seseorang akan semakin teratur dan semakin terarah kepada suatu sasaran yang hendak dituju. Hidup yang terencana adalah bukti bahwa seseorang sangat menghargai waktu dan semua potensi yang Tuhan berikan. Sebuah perencanaan hidup akan semakin sempurna apabila Tuhan terlibat di dalamnya. Yakobus.mengingatkan agar jangan pernah kita melupakan Tuhan dalam setiap perencanaan hidup, “Jika Tuhan menghendakinya, kami akan hidup dan berbuat ini dan itu.” (Yakobus 4:15). Orang yang melupakan Tuhan dalam setiap rencana hidupnya sama artinya meremehkan Tuhan, mengabaikan kehadiran-Nya, menganggap seolah-olah Tuhan tidak ada dan tidak punya kuasa. Yang menjadi akar persoalan adalah kesombongan. Orang sombong dan angkuh meyakini bahwa ia mampu mengatasi semua persoalan hidupnya dengan kekuatan yang dimiliki, padahal banyak hal di dunia ini yang unpredictable. Apa yang akan terjadi esok, lusa, minggu depan, bulan depan, tahun depan? Tak seorang pun tahu, “Janganlah memuji diri karena esok hari, karena engkau tidak tahu apa yang akan terjadi hari itu.” (Amsal 27:1). Ternyata kehidupan ini tidak selurus dan semulus yang kita bayangkan, terkadang ada “kejutan-kejutan” yang tidak pernah kita harapkan. Ingat-ingat, sebuah perencanaan jika tidak disertai tekad dan usaha mewujudkannya tidak akan lebih dari sekadar mimpi di siang hari dan angan-angan belaka. Orang yang berhasil adalah orang yang hidupnya terencana dengan baik serta punya semangat dan kemauan keras untuk mewujudkannya. Ingatlah! “Banyaklah rancangan di hati manusia, tetapi keputusan TUHANlah yang terlaksana.” GBU & Fam. (pg)

Belajar dari Burung Rajawali

Selamat jumpa para Pendukung Kristus, apa kabar? Semoga sehat-sehat dan tetap semangat. Ada ungkapan yang berkata bahwa belajar itu sepanjang hidup kita. Betul sekali, apalagi ketika ada pandemi Covid-19 dan memasuki “New Normal” kita harus mau belajar banyak hal baru kalau kita ingin bisa bertahan hidup. Saudara, sesungguhnya hidup itu adalah sebuah pembelajaran  (learning)   selama hidup. Selama kita hidup, kita takkan pernah berhenti untuk belajar dan  belajar.  Belajar itu tidak selamanya harus di ruang kelas,  ada guru, ada buku/diktat, dan perlengkapan belajar lainnya. Adakalanya kita harus belajar dari situasi-situasi yang ada di sekitar, belajar dari setiap kejadian atau peristiwa, belajar dari hewan, tumbuhan, dan alam, belajar dari pengalaman hidup orang lain, belajar dari kesalahan atau kegagalan masa lampau dan sebagainya.  Semakin kita belajar semakin kita mengerti banyak hal dan kita pun menjadi semakin bijaksana!  Dalam amsalnya, Agur bin Yake mengajak kita untuk belajar dari 4 hal:  “Ada tiga hal yang mengherankan aku, bahkan, ada empat hal yang tidak kumengerti: jalan rajawali di udara, jalan ular di atas cadas, jalan kapal di tengah-tengah laut, dan jalan seorang laki-laki dengan seorang gadis.” (Amsal 30:18-19). Hari ini kita akan khusus belajar dari burung rajawali.  Burung rajawali adalah salah satu jenis burung yang besar dan memiliki sayap yang sangat kuat.  Ia tidak pernah takut dan khawatir dengan badai sehebat bagaimana pun.  Justru ketika badai datang burung rajawali akan semakin mengembangkan sayapnya dan terbang semakin tinggi, kemudian dia terbang di atas badai itu.  Sebagaimana burung rajawali mampu terbang di atas badai, dia mampu mengatasi badai.  Orang percaya hendaknya memiliki mentalitas burung rajawali yang tidak takut menghadapi badai  hidup. .Selain itu burung rajawali menyukai tempat-tempat yang tinggi, bersarang di tempat-tempat yang tinggi atau di bukit-bukit batu yang sulit dijangkau.  Tempat yang tinggi berbicara tentang perkara-perkara rohani, perkara yang dari Tuhan.  Nasihat Rasul Paulus:  “…carilah perkara yang di atas, di mana Kristus ada,…Pikirkanlah perkara yang di atas, bukan yang di bumi.”  (Kolose 3:1-2).  Orang yang senantiasa memikirkan perkara-perkara rohani atau perkara yang di atas tentunya adalah orang yang memiliki persekutuan yang karib dengan Tuhan.  Semakin kita dekat dengan Tuhan semakin kita beroleh kekuatan dan kemampuan untuk mengatasi badai hidup ini;  dan melalui badai persoalan kita diajar untuk memiliki penyerahan diri penuh kepada Tuhan. Pelajaran lain yang kita dapatkan dari burung rajawali adalah bergerak dengan kecepatan tinggi.  Ini berbicara tentang semangat hidup.  “Orang yang bersemangat dapat menanggung penderitaannya, tetapi siapa akan memulihkan semangat yang patah?”  (Amsal 18:14).  Seberat bagaimana pun penderitaan, tekanan atau kesesakan yang kita alami, biarlah kita tetap memiliki semangat untuk menjalani hidup, karena kita tahu bahwa Tuhan selalu ada untuk kita, lengan-Nya yang kuat siap menopang.  “Punya-Mulah lengan yang perkasa, kuat tangan-Mu dan tinggi tangan kanan-Mu.”  (Mazmur 89:14). Ingatlah! Bagaikan seorang olahragawan yang sedang bertanding, semangat merupakan modal penting untuk bisa meraih kemenangan.  Rasul Paulus menasihati:  “Janganlah hendaknya kerajinanmu kendor, biarlah rohmu menyala-nyala dan layanilah Tuhan.”  (Roma 12:11). GBU & Fam. (pg)

HARUS TELATÈN

Melihat seorang anak belajar membatik di Elly Batik. “Belajar m’batik harus telatèn,” kata instruktur sambil terus mendemonstrasikan: merangkai kompor, mengisi minyak gas, menyulut sumbu dengan korek api, pasang wajan kecil dan memasukkan malam/lilin batik agar cair. Kemudian mempersilakan anak didiknya mencoba  membongkar dan merangkai peralatan di atas. “Nyekelé begini,” sang instruktur  memberi contoh bagaimana memegang canting untuk mencedok lilin batik yang sudah mencair. “Jangan sampai ‘kètès’, diusap dulu ya,” pesannya lebih lanjut. Menghapus Kesalahan “Nglorod/melorod/ngerok/ngebyok/mbabar’ adalah istilah yang dipakai untuk membersihkan lilin batik pada permukaan kain. Kain di rendam dengan air panas yang telah dicampur dengan soda abu, kemudian dikucek atau dikerok/dikerik sampai lilin batik lepas. Cara itu juga dapat digunakan untuk menghapus sebagian lilin batik yang tidak pada tempatnya atau ketètèsan karena kecerobohan sang pembatik Satu Jam Pertama Langsung praktik di atas sehelai kain katun putih yang telah ada gambar pinsilnya: “Ya, betul,” kata-kata penyemangat dari seorang instruktur yang tak takut tersaing oleh muridnya. “Rapi bersih tanpa tètèsan kecerobohan,” pujinya kembali setelah sehelai kain selesai dililin batik sesuai gambar. Wajah berbinar (bukan webinar…) terpancar dari anak yang dididik dengan rasa asih, sang instruktur tidak takut kelak tersaingi. Sepertinya proses dasar lilin batik yang dikerjakan oleh anak didiknya tidak rapi-rapi amat, tapi kata-kata cela tak keluar dari mulut sang instruktur. Dia membiarkan anak didiknya berdemonstrasi tanpa terus dikontrol dengan omelan, dia melihat, dia mengoreksi, dia memberi contoh, dia memberi pujian. Regenerasi Regenerasi akan berjalan mulus jika sang Senior mengasuh sang Yunior dengan asih, dengan kata-kata yang memberi semangat. Bagus… Andai sebuah organisasi, pengurusnya dimotivasi sedemikian rupa, pasti regenerasi akan berjalan mulus. Harus Telaten Kalau mau terjadi regenerasi tanpa merasa tersaingi! Selamat beregenerasi! (simon nhk)

Kita Pun Boleh Percaya

Bacaan Alkitab, ”Kepada mereka Ia menunjukkan diri-Nya setelah penderitaan-Nya selesai, dan dengan banyak tanda Ia membuktikan, bahwa Ia hidup. Sebab selama empat puluh hari Ia berulang-ulang menampakkan diri dan berbicara kepada mereka tentang Kerajaan Allah” (Kisah Para Rasul 1:3) Hari ini, tepatnya pada 12 Juli 1947 adalah hari lahir Koperasi. Merupakan sejarah Hari Koperasi Indonesia. Istilah koperasi berasal dari kata bahasa Inggris co-operation yang berarti usaha bersama. Di Indonesia koperasi bukan merupakan sesuatu hal yang asing bagi masyarakat Indonesia, mengingat begitu banyak manfaat yang telah dirasakan oleh masyarakat dalam membantu perekonomian, telah teruji dan terbukti. Pada tahun 1957, Letnan David Steeves berjalan keluar dari Pegunungan Sierra di Nevada, Kalifornia, setelah 54 hari pesawat jet pelatih Air Force-nya menghilang. Ia menceritakan kisah yang tak masuk akal tentang bagaimana ia bertahan hidup di belantara bersalju setelah terjun dengan parasut dari pesawatnya yang mati mesin. Sebelum ia menunjukkan bahwa dirinya masih hidup, sebenarnya secara resmi ia dinyatakan telah mati. Saat penyelidikan selanjutnya gagal menemukan bangkai pesawat, Steeves dianggap berbohong dan ia dipaksa mengundurkan diri karena ceritanya diragukan. Lebih dari 20 tahun kemudian, kisahnya terbukti dengan ditemukannya bangkai pesawat oleh sebuah regu Pramuka. Kisah bertahan hidup lain yang terjadi berabad-abad lalu juga masih kontroversial sampai saat ini. Seorang lelaki bernama Yesus Kristus yang berjalan keluar dari padang gurun Yudea membuat banyak pernyataan yang sulit dipercaya. Lalu Dia dihukum mati dan dinyatakan mati. Namun, tiga hari kemudian Dia muncul dan menunjukkan bahwa diri-Nya hidup. Sejak itu muncul berbagai pandangan skeptis. Namun, renungkanlah kenyataan tentang kehidupan, kematian, dan kebangkitan Kristus. Integritas-Nya tidak diragukan lagi. Para nabi telah menubuatkan kedatangan-Nya. Mukjizat menjadi bukti keilahian-Nya. Para saksi mata membenarkan kebangkitan-Nya. Dan kini, kepada semua orang yang mencari kebenaran, Roh Kudus menegaskan bahwa Yesus Kristus hidup. Di akhir zaman ini, Dia adalah Hakim Yang Adil yang akan datang kembali. Sejarah telah teruji dan terbukti, tak perlu ragu bahwa kita, Anda dan saya pun boleh percaya. Ya, kita, Anda dan saya pun bisa dan boleh percaya! Mari kita tidak menundanya, menunda sama dengan tidak melakukan apa-apa, sia-sia. Hikmat hari ini: Kebangkitan Yesus Kristus adalah fakta sejarah yang perlu ditanggapi dengan iman. Selamat hari Minggu. Selamat beribadah baik online maupun offline, berjumpa Sang Juruselamat hari ini. Tetap jalani protokol kesehatan di era New Normal dengan setia dan tulus hati. Jesus Christ bless you (sp).

SYARAT MENJADI MURID TUHAN YESUS

Selamat jumpa para Pendukung Kristus, apa kaba? Semoga semakin sehat dan semakin segar. Salah satu aktivitas yang menyehatkan di usia lanjut adalah bercocok tanam. Saya dan istri senang bercocok tanam kecil-kecilan. Menanam biji-biji buah yang sering kami makan. Ada yang tumbuh dengan baik dan ada yang tidak. Nah, kalau kita menanam pohon buah-buahan, tentu kita sangat senang ketika pohon yang kita tanam itu berbuah, apalagi kalau berbuah lebat. Saudara, hampir setiap orang yang bercocok tanam tentunya berharap bahwa  benih yang ditanamnya itu bukan sekadar tumbuh dan berdaun lebat, melainkan dapat menghasilkan buah,  “Sebab setiap pohon dikenal pada buahnya. …”  (Lukas 6:44a).  Inilah kerinduan Tuhan bagi orang percaya yaitu kehidupan yang berbuah.  Apabila kita berbuah banyak, maka Bapa dipermuliakan di dalam hidup kita, “Dalam hal inilah Bapa-Ku dipermuliakan, yaitu jika kamu berbuah banyak dan dengan demikian kamu adalah murid-murid-Ku.”  (Yohanes 15:8) Bagaimana caranya supaya kita bisa berbuah?  “Tinggallah di dalam Aku dan Aku di dalam kamu. Sama seperti ranting tidak dapat berbuah dari dirinya sendiri, kalau ia tidak tinggal pada pokok anggur, demikian juga kamu tidak berbuah, jikalau kamu tidak tinggal di dalam Aku.”  (Yohanes 15:4).  Untuk menegaskan hal ini, kata tinggal  ditulis sampai sepuluh kali dalam sepuluh ayat pertama dari Yohanes pasal 15.  Tinggal di dalam Tuhan berarti taat melakukan firman-Nya.  Ketaatan kita melakukan firman Tuhan itu adalah buah-buah Roh.  Inilah yang dinilai dunia!  Orang percaya yang berbuah adalah yang hidupnya jadi kesaksian yang baik bagi orang-orang di luar Tuhan.  Kepada jemaat di Filipi, rasul Paulus berpesan  “supaya kamu tiada beraib dan tiada bernoda, sebagai anak-anak Allah yang tidak bercela di tengah-tengah angkatan yang bengkok hatinya dan yang sesat ini, sehingga kamu bercahaya di antara mereka seperti bintang-bintang di dunia,“ (Filipi 2:15).  Inilah tugas yang harus kita emban sebagai orang percaya , yaitu memiliki kehidupan yang bercahaya di tengah dunia yang penuh kegelapan ini.Selain itu, untuk dapat bertumbuh dan berbuah, akar pohon juga harus merambat masuk ke dalam tanah, dan semakin dalam akar itu menembus tanah semakin memungkinkan untuk mencapai sumber air dan mendapatkan sari-sari makanan yang dibutuhkan. Begitu pula kerinduan rohani kita, untuk dapat bertumbuh dan berbuah, kita perlu berakar kuat secara mendalam di dalam firman Tuhan. Hal mendasar yang harus dilakukan untuk dapat berakar kuat di dalam firman Tuhan adalah miliki  hati yang  merespons dengan benar terhadap firman Tuhan,  “…terimalah dengan lemah lembut firman yang tertanam di dalam hatimu, …”  (Yakobus 1:21).  Hati kita ini ibarat tanah yang siap ditaburi benih firman, karena itu kondisi hati kita sangat menentukan apakah benih firman itu dapat bertumbuh dengan baik atau tidak.  Hati yang lemah lembut adalah gambaran tanah yang gembur, mau dibentuk, dan selalu terbuka terhadap teguran:  “Orang yang mengarahkan telinga kepada teguran yang membawa kepada kehidupan akan tinggal di tengah-tengah orang bijak.”  (Amsal 15:31). Ingatlah! Jerih lelah kita untuk melayani Tuhan dan sesama, apa pun bentuknya, tidak akan pernah sia-sia!“…Allah bukan tidak adil, sehingga Ia lupa akan pekerjaanmu dan kasihmu yang kamu tunjukkan terhadap nama-Nya oleh pelayanan kamu kepada orang-orang kudus, yang masih kamu lakukan sampai sekarang.”  (Ibrani 6:10). GBU & Fam. (pg)

Nobody’s Perfect

Selamat jumpa para Pendukung Kristus, apa kabar? Semoga kita bisa mensyukuri  keberadaan diri kita masing-masing. Semoga kita bisa berdamai dengan diri sendiri. Kita bisa menerima diri kita apa adanya, dengan segala kekurangan dan kelebihannya. Kita juga bisa menerima dan memaklumi satu saat kita pasti berbuat salah. Pengalaman hidup saya bercerita walaupun saya sudah berusaha melangkah, bertutur, dan menulis dengan hati-hati, saya masih sering berbuat salah, apa lagi setelah usia saya di atas 60 tahun. Saya jadi teringat dengan pepatah lama, “Tak ada gading yang tak retak.” Tidak ada seorang pun yang luput atau kebal terhadap kesalahan. Rasul Paulus mengingatkan.”Tidak ada yang benar, seorangpun tidak” (Roma 3:10). Tidak ada seorang pun yang sempurna. Nobody’s perfect!  Sehebat bagaimana pun seseorang, pastilah pernah melakukan kesalahan.  Yang membedakan adalah  tidak semua orang mau mengakui kesalahan.  Mari jujur bahwa mengakui kesalahan bukanlah hal yang mudah dilakukan dan memerlukan keterbukaan serta kerendahan hati.  Karena gengsi, takut ditolak atau dianggap rendah, seringkali orang tidak berani mengakui kesalahannya, malah berusaha menutupinya.  Yang berjiwa besar pasti mau mengakui kesalahannya walaupun dibutuhkan suatu keberanian!Pagi ini saya mengajak Saudara untuk membaca satu cerita yang mungkin sudah sering kita baca dan kita dengar sejak kita masih berada di Sekolah Minggu, “Perumpamaan tentang anak yang hilang.” (Lukas 15:11-32). Ada seorang anak yang melakukan kesalahan besar dalam hidupnya:  meminta harta warisan dari ayahnya ketika ayahnya masih hidup, lalu menghamburkannya dengan hidup berfoya-foya sampai akhirnya melarat dan terlunta-lunta, bahkan  “…ia ingin mengisi perutnya dengan ampas yang menjadi makanan babi itu, tetapi tidak seorangpun yang memberikannya kepadanya.”  (Lukas 15:16).  Karena menderita si anak segera menyadari kesalahannya dan merasakan penyesalannya. Kesadaran merupakan langkah positif menuju kesembuhan!  Banyak orang pulang ke rumah setelah teringat bahwa kasih bapanya lebih besar dari pada segala kesalahannya, “Aku akan bangkit dan pergi kepada bapaku dan berkata kepadanya: Bapa, aku telah berdosa terhadap sorga dan terhadap bapa, …” (Lukas 15:18) Prinsip ini sangat penting:  kasih Tuhan selalu lebih besar dari segala kesalahan kita.  Namun ini bukanlah alasan melakukan dosa, melainkan pengharapan bahwa Tuhan tidak pernah menolak siapa pun yang datang kepada-Nya, betapa pun besar kesalahannya.  Ia tidak pernah memutuskan hubungan dengan kita, justru kitalah yang seringkali menolak dan meninggalkan-Nya.  Maka segeralah si bungsu bangkit dan pergi kepada bapanya dengan penuh pengharapan, “Maka bangkitlah ia dan pergi kepada bapanya. …” (Lukas 15:20a) Ingatlah! Bila kita tidak segera menyadari kesalahan dan bangkit, pemulihan takkan pernah terjadi dalam hidup kita. Tuhan mengampuni setiap dosa dan pelanggaran yang kita akui dan Dia sanggup memulihkan keadaan kita, “Sekalipun dosamu merah seperti kirmizi, akan menjadi putih seperti salju; sekalipun berwarna merah seperti kain kesumba, akan menjadi putih seperti bulu domba.” (Yesaya 1:18). GBU & Fam. (pg)

Sejarah adalah Bukti

Bacaan Alkitab: Ketika aku melihat DIA, tersungkurlah aku di depan kaki-NYA sama seperti orang yang mati; tetapi IA meletakkan tangan kanan-NYA di atasku, lalu berkata: “Jangan takut! AKU adalah Yang Awal dan Yang Akhir, dan Yang Hidup. AKU telah mati, namun lihatlah, AKU hidup, sampai selama-lamanya  dan AKU memegang segala kunci maut dan kerajaan maut” (Wahyu 1:17,18) Hari ini, 11 Juli 1405 yang lalu, Penjelajah asal Tiongkok, Cheng Ho, memulai pelayaran pertamanya ke daerah-daerah di Samudra Hindia atas perintah Kaisar Yongle. Dari pelayaran pertamanya itu, Cheng Ho sempat singgah di Pulau Jawa pada 1415. Saat mengarungi Laut Jawa, salah seorang awak kapal, Wang Jinghong, sakit keras dan harus diturunkan di kawasan yang kini dikenal dengan Simongan, Kota Semarang, dan menetap di sana. Salah satu bukti peninggalannya adalah Kelenteng Sam Po Kong. Sejarah adalah bukti. Para pengikut Kristus mula-mula menegaskan dengan penuh semangat dan segenap hati bahwa Yesus Kristus dari Nazaret adalah Juruselamat yang hidup, bukan guru atau filsuf yang mati karena membela ajaran-Nya. Mereka memegang kebenaran ini sedemikian kuat hingga rela menderita siksaan dan rela mati daripada meninggalkan keyakinan itu. Kabar yang mengejutkan ini semakin menguatkan pelayanan mereka sehingga kesaksian mereka menggemparkan seluruh dunia (Kisah Para Rasul 17:6). Hal itu masih berlaku sampai hari ini: Roh Kudus menghargai kesaksian mereka yang menyatakan bahwa Yesus Kristus sudah bangkit. Kesaksian mereka yang utama bukanlah tentang hukum moral, ritual keagamaan, atau pengakuan iman secara teologis saja, melainkan tentang BAPA Surgawi yang menjelma menjadi manusia, satu-satunya yang dapat menyelamatkan. Pada zaman ini, ketika kemurnian iman telah mati dan banyak terjadi kemurtadan rohani, kita seharusnya melihat hanya kepada DIA yang hidup untuk selamanya (Wahyu 1:18). Sejarah adalah bukti. Ada seorang profesor yang sombong berkata kepada seorang anak kecil yang percaya kepada Tuhan Yesus Kristus, “Gadis kecilku, kamu tidak tahu kepada siapa kamu percaya. Ada banyak kristus di dunia ini. Kristus mana yang kamu percayai?” “Saya tahu siapa yang saya percayai,” sahut anak itu. “Saya percaya kepada Kristus yang bangkit dari antara orang mati!” Yesus hidup (Lukas 24:1-12). Hidup kekal, kita, Anda dan saya bergantung pada kenyataan ini. Hikmat hari ini: Kebangkitan Kristus meneguhkan jaminan salib di Bukit Kalvari. Selamat berakhir pecan. Keselamatan kita nanti tergantung pada pengakuan kita akan Tuhan Yesus Kristus hari ini. Selamat menjalani protokol kesehatan di era New Normal. Jesus Christ bless you (sp).

MEMENUHI PANGGILAN TUHAN

Shalom Pak Andreas, Terima kasih atas foto-foto kenangan yang Bapak kirimkan.  Bagi saya jalan-jalan  di Swiss bersama  dengan Pak Andreas dan  Ibu adalah satu peristiwa yang indah dan tak dapat dilupakan. Saya bersyukur kepada Tuhan boleh dilahirkan di negeriku yang sangat indah ini. Saya boleh menikmatinya selama 27 Tahun. Tetapi lebih bersukacita meninggalkan zona nyaman untuk menjawab panggilan Tuhan dan mau dipakai-Nya; maka saya menyerahkan hidup saya untuk melayani Tuhan dan sesama di Pakistan selama 4,5  tahun, dan  di Indonesia tercinta selama 37 tahun.  Tetapi yang jauh lebih mulia dan kekal, saya adalah penduduk yang sudah terdaftar  di surga;  sebab Tuhan Yesus telah membayar sehingga saya bisa memiliki paspor ke sana.… (1 Kor. 6:20; Luk. 10:20) Semuanya itu anugerah Tuhan saja, dan luar biasa kasih-setiaNya ! Saya tidak pernah menyesal masuk Sisterhood ChristusTraeger. Bahkan makin lama, saya merasa makin bahagia di dalam Tuhan. Besok, bersama dr. Elisabeth dan sr. Ursula dari Künzelsa, kami mau  belajar Firman Tuhan dalam rumah retret yang besar di dekat Karlsruhe. Masih tetap menjaga Jarak antara sesama manusia dan tidak boleh lupa memakai masker, walau agak menjengkelkan, karena di daerah kami sudah tidak  ada yang terkapar virus Corona. Tetapi lebih baik, masing masing taat daripada terjadi  ribuan orang meninggal, seperti di U.S.A. atau di Brasilia dan di India. Selama ini Tuhan telah melindungi setiap rumah kami di  Jerman, di Pakistan, di Brasilia, di Argentina, di Indonesia dan juga di Swiss. Pujilah Tuhan sebab Ia sangat baik! Marilah kita melihat ke depan dimana kita boleh berkumpul lagi dan pasti menikmati satu situasi yang sangat indah dan penuh damai sejahtera. Kiranya Tuhan juga terus menjaga setiap anggota Christopherus . Tak lupa kami mengucapkan terima kasih atas semua kebaikan dan doa kalian. Salam dan doa saya, Sr. Margrit Hongler

HAL – HAL KECIL DAPAT MENYENANGKAN

Shalom, Puji Tuhan atas anugerahNya sehingga Panti Asuhan (PA) Christopherus selama 40 tahun menjadi berkat buat banyak orang. Kami bersyukur karena selama lebih dari 20 tahun, kami berdua boleh menjadi bagian dari keluarga besar PA Christopherus. Ada banyak kenangan  indah yang tak akan bisa kami lupakan. Berikut  kami bagikan beberapa pengalaman dengan anak-anak: Saat Sr. Christine menyetir mobil pertama yang diisi semua anak-anak putra, tiba-tiba mobil itu mogok di tengah-tengah kampung. Sr. Christine bingung harus berbuat apa? Untung ada orang yang mau dan dapat memperbaiki mobil kami sehingga bisa meneruskan perjalanannya. Langsung anak-anak mulai menyanyi, “Puji Tuhan pada setiap waktu… Puji Tuhan, sgala susah hilang….“ Pernah kami mengajak anak-anak putri untuk jalan-jalan di hutan di Kopeng. Ada yang menemukan sebuah strawberry liar yang kecil. Susan membagi-bagikannya  kepada 16 orang, yang ikut acara itu  dan masing-masing menikmati bagian yang sangat kecil, yang hampir tidak kelihatan namun membuat mereka semua penuh sukacita. Masih ingat? Kalau ada seorang anak yang sakit, pasti yang lain datang ke kamar tidurnya dan menyanyi lagu, “Yesus, Yesus, dokterku yang baik“ Sekarang banyak di antara kalian sudah mempunyai keluarga sendiri dan membesarkan anak-anak. Doa kami kiranya kalian terus mengingat bahwa Tuhan Yesus selalu menyertai dan dapat menolong dalam kesusahan  seberat apapun. Dan Dia patut dipuji dan disembah. Mari kita menyadari hal-hal kecil pun, dapat menyenangkan. Jikalau kita membagikannya, pasti sukacita bertambah-tambah. Kami berdua sudah semakin tua. Dalam usia lanjut ini kami juga berusaha untuk melakukan hal demikian. Kami tidak akan berhenti untuk mendoakan kalian semua. Kiranya PA Christopherus terus memenuhi permohonan Tuhan Yesus (Mat. 19:14), “Biarkanlah anak-anak itu, janganlah menghalang-halangi mereka datang kepada-Ku; sebab orang-orang yang seperti itulah yang empunya Kerajaan Sorga.” Salam dan doa kami, Sr. Margrit dan Sr. Christine