Saudaraku, hatiku terusik ketika aku membaca Amsal 30:8-9: “… Biarkanlah aku menikmati makanan yang menjadi bagianku; Supaya, kalau aku kenyang, aku tidak menyangkal-Mu dan berkata: Siapa Tuhan itu? Atau, kalau aku miskin, aku mencuri, dan mencemarkan nama Allahku.”
Bayangkan… Ada puluhan juta rakyat yang mesti bangun pagi-pagi dan berangkat kerja mulai jam 06.00 pagi dan pulang larut malam hingga jam 21.00, namun hanya mendapatkan penghasilan yang pas-pasan, atau senilai UMR. Tapi di lain pihak ada Si Untouchcable (Tak Tersentuh) dan banyak rekannya yang dengan mudah meraup uang puluhan juta bahkan miliar untuk dinikmati dirinya sendiri, dan dana ini dibelikan barang-barang mewah, seperti tas, baju, bahkan mobil, kapal dan pesawat pribadi yang membuat rakyat hanya mengiler.
Lama kelamaan generasi muda yang melihat contoh-contoh itu saat mendapat kesempatan menjadi pejabat atau ada saudaranya yang menjadi pejabat, akan digoda untuk mendapatkan proyek baik halal maupun non-halal, dan buntut-buntutnya uang yang didapatkan juga akan dibelikan barang-barang mewah.
Seakan-akan hal tersebut menjadi lingkaran setan yang tiada akhir, kapan mesti dihentikan dan dapat diberantas, dan mulai pemberantasannya dari mana juga tidak jelas.Makin dipikir, makin frustrasi, sehingga aku sulit tidur, hingga semalam Tuhan mengingatkan aku melalui ayat berikut: “… itu bukan urusanmu. Tetapi engkau: ikutlah Aku.” (Yohanes 21:22)
Saat bangun pagi mendapatkan link Youtube: Dari Gelap Terbit Terang #1306 – Satu Menit Bersama Andreas Christanday yang membahas 2 Korintus 4:6: “Dari dalam gelap akan terbit terang!”, Ia juga yang membuat terang-Nya bercahaya di dalam hati kita, supaya kita beroleh terang dari pengetahuan tentang kemuliaan Allah yang nampak pada wajah Kristus.”
Jadi bila kita serius mengikuti jalan Kristus, meski itu sunyi dan penuh cobaan untuk balik badan, bahkan mungkin juga dalam kesendirian dan gelap yang berkepanjangan, Tuhan berjanji akan memberikan pencerahan, dari gelap akan terbit terang, dan akan mendapatkan pengetahuan tentang jalan yang benar yang menuju kepada kemuliaan Allah.
Saudaraku, jika kita nekat mengikuti cara-cara Si Untouchcable, mungkin akan pulang kantor hingga lewat tengah malam, jam 2 pagi karena mesti menemui pejabat A atau B yang memberikan proyek. Besoknya pun harus menemui C dan D atau lainnya yang mengatur skenario proyek, dan masih banyak kelanjutannya.
Selain itu dalam setiap rapat pasti bukan sekadar rapat polosan, tapi bisa di tempat panti, restoran mewah, klub atau lapangan golf. Hidangan-hidangannya bukan sekadar makanan mahal, tapi juga pasti dihidangkan wine dan vodka. Aku lihat vodka favourit 750 ml dengan botol putih doff dan merk berwarna biru gambar sebuah bangunan seharga Rp 3,6 juta langsung dibagi dalam 7 gelas, untuk 7 orang diteguk bersama-sama. Semuanya tertawa terbahak-bahak keras bahagia, ditimpa suara musik hingar bingar dan bahkan apa yang ditertawakan tidak bisa lagi didengar dari meja sebelah.
Mengikut Tuhan, menempuh jalan yang sunyi, seperti Filipus yang berjalan sendiri di jalan yang sunyi, dan mendapatkan seorang pejabat dari Etiopia yang di keretanya sedang membaca gulungan kitab Nabi Yesaya (Kisah Para Rasul 8). FIlipus kemudian menjelaskan apa yang dibaca pejabat tersebut, dan akhirnya Filipus membaptis pejabat tersebut.
Saudaraku, mengikut Tuhan, menempuh jalan yang sunyi, di kesendirian di kantor, mesti dapat menjual barang yang bagus, timbangannya pas, tidak nyolong, menawarkan dengan harga yang bersaing, dan profit yang didapat juga mesti dibagi ke karyawan sebagai gaji dan bonusnya, juga nettonya dapat diinvestasikan kembali ke dalam perusahaan agar dapat lebih maju dan berkembang.
Jalan yang sunyi, karena tidak ikutan dalam kumpulan-kumpulan orang-orang yang merencanakan strategi KKN yang pasti mendapatkan profit non-halal yang lebih besar, namun diiringi rasa was-was hingga puluhan tahun kemudian supaya tidak terendus aparat penegak hukum, minimal 10 tahun hingga kasusnya dapat dikatakan kadaluwarsa dan pembukuan dapat ditutup dengan aman.
Saudaraku, jadi semakin kita memerhatikan Si Untouchcable, akhirnya hanya jengkel berkepanjangan, dia lagi, dia lagi. Biarkan itu, karena Tuhan Yesus mengatakan, itu bukan urusanmu. Tetapi engkau: ikutlah Aku. BUKAN LAGI DIA, Si Untouchcable, yang menjadi panutan hidup, tapi HANYA KRISTUS saja yang menjadi pemimpin dan panutan hidup. (Surhert).