MASALAH. Wikipedia mencatat masalah didefinisikan sebagai suatu pernyataan tentang keadaan yang belum sesuai dengan yang diharapkan. Bisa juga diartikan kata yang digunakan untuk menggambarkan suatu keadaan yang bersumber dari hubungan antara dua faktor atau lebih yang menghasilkan situasi yang membingungkan.
Masalah biasanya dianggap sebagai suatu keadaan yang harus diselesaikan. Umumnya masalah disadari pada saat seorang individu menyadari keadaan yang ia hadapi tidak sesuai dengan keadaan yang diinginkan. Masalah adalah ketika kenyataan yang terjadi atau realita, fakta, tidak sesuai dengan yang diharapkan.
Dalam beberapa literatur penelitian, masalah sering kali didefinisikan sebagai sesuatu yang membutuhkan alternatif jawaban, artinya jawaban masalah atau pemecahan masalah bisa lebih dari satu. Selanjutnya dengan kriteria tertentu akan dipilih salah satu jawaban yang dianggap paling tepat dan paling kecil risikonya. Biasanya, alternatif jawaban tersebut bisa diidentifikasi jika seseorang telah memiliki sejumlah data dan informasi yang berkaitan dengan masalah bersangkutan.
Hari ini kita akan melanjutkan belajar dari kitab Yosua dengan topik: “Breaking Down the Problem Walls (Meruntuhkan Tembok Masalah)”. Bacaan Sabda diambil dari Yosoa 6:1-20 dengan penekanan pada ayat 3-5. Sahabat, setelah menghabiskan empat puluh tahun yang sulit di gurun, bangsa Israel kini berada di tepi timur Sungai Yordan. Tantangan selanjutnya: Merebut tanah Kanaan. Rintangan pertama adalah Yerikho (ayat 1), kota yang sangat sulit ditaklukkan. Kotanya dikelilingi tembok dan benteng-bentengnya memiliki dinding batu setinggi 11 kaki dan lebar 14 kaki.
Maka runtuhnya tembok Yerikho merupakan satu kisah yang sangat menggetarkan hati kita. Bagaimana tidak, tembok tersebut runtuh bukan karena kekuatan manusia menggunakan alat perang yang canggih, melainkan dengan kekuatan adikodrati, yaitu melalui sorak-sorai dan puji-pujian.
Pada waktu itu yang dihadapi oleh bangsa Israel di bawah kepemimpinan Yosua bukan perkara ringan, sebab mereka bukan hanya menghadapi Yerikho yang telah tertutup pintu gerbangnya (Ayat 1), tapi juga raja dan pahlawan-pahlawannya yang gagah perkasa. Secara logika mustahil bagi bangsa Israel bisa masuk ke kota Yerikho karena pintu gerbangnya telah tertutup, namun bila Tuhan turut bekerja dan terlibat di dalamnya, maka perkara yang mustahil bagi manusia menjadi sangat mungkin bagi Tuhan.
Sahabat, tembok Yerikho adalah gambaran dari masalah-masalah yang kita alami dalam kehidupan ini. Betapa sering kita dihadapkan pada masalah yang sepertinya tidak ada jalan keluar, tertutup oleh tembok yang tebal, dan hal itu membuat kita takut dan khawatir. Begitu melihat permasalahan itu tampak besar dan kuat, serasa sulit untuk ditembus dan diruntuhkan, kita pun sudah merasa kalah sebelum bertanding, alias menyerah. Perhatikan apa yang Tuhan firmankan kepada Yosua!: “Aku serahkan ke tanganmu Yerikho ini beserta rajanya dan pahlawan-pahlawannya yang gagah perkasa.” (Ayat 2). Tuhan berjanji dan membesarkan hati Yosua bahwa Ia akan memberikan kemenangan besar kepada bangsa Israel, dan janji itu pun ditepati-Nya!
Karena itu orang percaya tak perlu takut menghadapi masalah sekalipun masalah tersebut sebesar dan sekuat tembok Yerikho, sebab kita punya Tuhan yang lebih besar dan lebih dahsyat dalam segala perbuatan-Nya, Tuhan yang kuasa-Nya tidak pernah berubah dahulu, sekarang dan sampai selama-lamanya. Orang percaya tak perlu takut sebab di dalam diri kita ada Roh Kudus, Roh yang membangkitkan kekuatan (2 Timotius 1:7) dan “… Roh yang ada di dalam kamu, lebih besar dari pada roh yang ada di dalam dunia.” (1 Yohanes 4:4).
Sahabat, orang percaya memiliki potensi Ilahi yang luar bisa! Karena itu tidak ada alasan bagi kita untuk menjadi lemah dan takut menghadapi apa pun. Haleluya! Tuhan itu baik. Bersyukurlah!
Berdasarkan hasil perenunganmu dari bacaan kita pada hari ini, jawablah beberapa pertanyaan berikut ini:
- Pesan apa yang Sahabat peroleh dari hasil perenunganmu pada hari ini?
- Tolong tuliskan secara singkat salah satu pertolongan Tuhan yang Sahabat alami.
Selamat sejenak merenung. Simpan dalam-dalam di hati: Iman menggerakkan kaki kita untuk menapaki anak tangga pertama. (pg).