BERSYUKUR: Puncak Kebahagiaan

BERSYUKUR: Puncak Kebahagiaan

Sahabat,  menurut pendapat banyak orang BERSYUKUR adalah berterima kasih. Mengucapkan terima kasih atau mengucapkan syukur kepada Allah. Bersyukur juga dapat dimaknai mensyukuri atas berkat-berkat-Nya yang sudah  kita terima.

Jadi yang dimaksud dengan bersyukur kepada Allah adalah mengucapkan syukur ke hadirat Tuhan atas kelimpahan berkat-berkat-Nya, baik berkat makanan dan minuman, kesehatan, keselamatan, kebaikan, keberuntungan, perasaan senang, sukacita, bahagia dan damai sejahtera. Bersyukur kepada Allah adalah mengucapkan syukur kepada Tuhan atas kelimpahan kasih setia dan kasih karunia-Nya bagi kita dalam segala perkara.

Sesungguhnya bersyukur merupakan SALAH SATU KEUTAMAAN HIDUP orang percaya, dikatakan sebagai PUNCAK KEBAHAGIAAN. Artinya, tidak ada kebahagiaan yang melebihi kebahagiaan orang yang bersyukur kepada Tuhan.

Untuk lebih memahami topik tentang: “BERSYUKUR: Puncak Kebahagiaan”, Bacaan Sabda pada hari ini saya ambil dari Mazmur 136:1-26. Sahabat, Mazmur 136 mengajak kita menaikkan syukur karena karya-Nya dalam hidup umat-Nya. Sepertinya mazmur ini dilantunkan dalam suatu ibadah dengan bersahut-sahutan. Satu baris pernyataan perbuatan Allah yang diucapkan oleh imam atau pemimpin pujian, disambut dengan satu baris yang diucapkan umat sebagai respons:  “Bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya.”

Mazmur 136 dimulai dengan karya Allah dalam penciptaan (ayat 5-9). Kapan terakhir kali kita mengagumi karya Allah yang menjadikan alam semesta ini begitu asri dan harmonis? Kalau yang kita lihat kerusakan di sana sini, itu disebabkan ulah manusia. Polusi di kota-kota besar, membuat sulit kita melihat keindahan dan keasrian alam ini. Namun Kejadian pasal 1 mengingatkan kita bahwa Allah masih berkarya sampai saat ini dalam memperbarui ciptaan-Nya, dan satu kali kelak semua akan diperbarui total.

Sahabat, dari karya penciptaan, Pemazmur meneruskan mensyukuri kasih setia Allah dengan menceritakan karya-Nya dalam sejarah permulaan Israel. Mulai dari karya penebusan dari perbudakan Mesir (ayat 10-15), diteruskan dengan perjalanan di padang gurun (ayat 16-20), sampai akhirnya mereka masuk ke tanah perjanjian (Mazmur 21-24). Mazmur Syukur ini ditutup dengan pernyataan perbuatan-Nya atas segala makhluk (ayat 25), untuk mengingatkan kita bahwa Dia Allah bukan hanya eksklusif untuk Israel, melainkan melalui Israel untuk semua makhluk.

Bisakah kita bersyukur karena karya Allah dalam sejarah hidup kita? Dia adalah Allah pencipta kita yang dalam kasih setia-Nya telah menebus kita dari perbudakan dosa. Dia sedang menuntun kita dalam perjalanan perziarahan padang gurun dunia ini. Suatu hari kelak kita akan menikmati tanah perjanjian yang kekal, peristirahatan dari semua pergumulan hidup. Bila kita belum atau jarang bersyukur, marilah sekarang mulai dan jangan berhenti bersyukur.

Berdasarkan hasil perenunganmu dari bacaan kita pada hari ini, jawablah beberapa pertanyaan berikut ini:

  1. Hikmat apa yang Sahabat peroleh dari hasil perenunganmu pada hari ini?
  2. Berdasarkan ayat 5-9, kebaikan dan kasih setia Tuhan diingat melalui apa?

Selamat sejenak merenung. Simpan dalam-dalam di hati: Kebaktian yang sejati hanya mungkin bila dialasi rasa syukur dari dalam hati. (pg).

Renungan Lainnya