BERSAMA TUHAN MELEWATI LEMBAH KEKELAMAN

BERSAMA TUHAN MELEWATI LEMBAH KEKELAMAN

Orang bijak berkata, “Tidak ada pesta yang tidak berakhir, dan tidak ada badai yang tidak berlalu”, yang artinya di dunia ini tidak ada yang kekal, semuanya akan berlalu, termasuk pesta dan badai, termasuk kesenangan dan kesusahan.

Sahabat, pengalaman hidup kita bercerita bahwa dalam menjalani kehidupan ini kita pasti pernah mengalami dan merasakan masa-masa yang sulit, serasa berada dalam lembah kekelaman. Maka Bacaan Sabda pada hari ini saya ambil dari Mazmur 23:1-6.

Dalam Mazmur 23, Daud menggambarkan Tuhan sebagai Gembala yang baik. Dalam ayat 4 Daud menyatakan,  “Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau besertaku; gada-Mu dan tongkat-Mu itulah yang menghibur aku” (ayat 4)

Sahabat, dalam ayat 4 Daud menyebutkan bahwa ada dua benda yang selalu dibawa oleh gembala yaitu gada dan tongkat. Gada terbuat dari akar pohon dengan panjang tidak lebih dari 40-50 cm.  Itu adalah senjata ampuh untuk melawan hewan-hewan buas yang hendak memangsa domba-dombanya.  Gada ini adalah gambaran tentang jaminan perlindungan dan pembelaan Tuhan dari para musuh.

Sedangkan tongkat berfungsi untuk menepuk-nepuk tubuh domba ketika domba mulai berjalan melenceng arah atau menjauhi kawanannya.  Tongkat ini berbentuk melengkung di bagian pangkalnya seperti gagang payung, agar dapat mengait badan atau leher domba yang jatuh terperosok di lubang atau di jurang.  

Berdasarkan hasil perenunganmu dari pembacaan kita pada hari ini, jawablah beberapa pertanyaan berikut ini:

  1. Apa yang dimaksud dengan “lembah kekelaman” di ayat  4 dalam kehidupan kita?
  2. Apa makna atau arti kata “berjalan” di ayat 4?
  3. Mengapa kita tidak perlu takut ketika harus berjalan atau melewati lembah kekelaman?
  4. Apa yang Tuhan janjikan ketika kita tetap setia berjalan bersama dengan Tuhan melewati lembah kekelaman? (ayat 5 dan 6)

Selamat sejenak merenung. Tuhan memberkati. (pg)

Renungan Lainnya