Seorang sahabat yang punya hobi mendaki gunung bercerita bahwa dari hobinya mendaki gunung dia semakin berani untuk menjalani kehidupan. Dia berkata, “Jelajahi dan jangan pernah takut melangkah, hanya dengan begitu kita bisa mengerti kehidupan dan menyatu dengannya. Saya mendaki gunung dengan tekad bukan karena nekat. Mendaki gunung menolong saya semakin menghargai kehidupan. Yakinlah puncak gunung dapat kita capai jika kita terus mendaki.”
Untuk lebih memahami topik tentang: “BERJUANG MENGGAPAI PUNCAK”, Bacaan Sabda pada hari ini saya ambil dari 1 Korintus 9:1-27, dengan penekanan pada ayat 24-27. Sahabat, kebanyakan manusia cenderung menginginkan sesuatu yang enak, mudah, nyaman, dan serba instan. Nyatanya, kehidupan tidak seperti itu. Lebih sering, untuk mencapai sesuatu, tidak ada jalan instan dan kita mesti menapaki anak tangga demi anak tangga hingga sampai ke tujuan.
Mungkin kita pernah berandai-andai. Seandainya saya memiliki orangtua yang kaya, saya tidak perlu bersusah payah mencari pekerjaan. Seandainya saya mempunyai pendidikan yang tinggi, pasti saya mempunyai posisi yang bergengsi. Seandainya saya berwajah rupawan, pasti akan mudah menjadi pemain sinetron.
Ada banyak pengandaian yang dapat melintas dalam benak kita. Namun, kita diingatkan bahwa untuk mencapai suatu tujuan, diperlukan proses dan latihan. Dalam tugas pemberitaan Injil, meskipun sukar, Paulus tidak menyerah. Ia bersandar penuh kepada Tuhan, tetapi ia tahu bahwa hal itu tidak sama dengan menyerahkan segala sesuatu kepada Tuhan.
Sahabat, rasul Paulus juga dipanggil untuk membarenginya dengan berusaha dan bekerja keras. Oleh karena itu, kita tidak perlu menyerah karena kelelahan dan kesulitan, tetapi tetap maju dan berjuang. Segala sesuatu, yang dikerjakan dengan bersandar kepada Tuhan demi mencapai tujuan sesuai panggilan hidup kita, pasti ada hasilnya.
Perjuangan pengikut Kristus tidak sama dengan berpangku tangan; sesungguhnya ada bagian yang harus kita kerjakan dengan penuh ketekunan. Sahabat, bagi orang yang ingin menggapai puncak kuncinya ada dua: BERDOA dan BERJUANG.
Berdasarkan hasilperenunganmu dari bacaan kita pada hari ini, jawablah beberapa pertanyaan berikut ini:
- Ketika sebagian jemaat ada yang meragukan otoritas kerasulannya, apa yang dilakukan oleh rasul Paulus? (Ayat 1 dan 2)
- Apa yang Sahabat pahami dari pernyataan rasul Paulus dari ayat 13 dan 14?
- Apa yang Sahabat pahami dari pernyataan rasul Paulus dari ayat 16 – 18?
- Metode pendekatan semacam apa yang dipakai oleh rasul Paulus supaya dia dapat memenangkan banyak jiwa? (Ayat 19-23)
- Apa yang rasul Paulus lakukan supaya dirinya tidak menjadi batu sandungan? (Ayat 24-27)
Selamat sejenak merenung. Selamat natal dan selamat menyongsong Tahun Baru 2022. Tuhan memberkati. (pg)