BEREMPATI untuk MEMBERIKAN AKSI

BEREMPATI untuk MEMBERIKAN AKSI

Sahabat, dalam hidup selalu ada nilai-nilai penting yang bisa kamu dapatkan setiap harinya. Entah itu dari hal yang sederhana atau nilai besar yang kamu rasakan.

Terkadang tanpa disadari akan timbul berbagai macam perasaan setelah kamu bertemu dengan sebuah kejadian. Kamu bisa merasa sedih, bahagia, kecewa, ataupun marah. Semua itu dikatakan wajar terjadi ketika kamu rasakan. Namun sebaliknya, jika kamu tidak pernah merasakan kepedulian,  termasuk pada hal yang memilukan.

Rasa peduli bisa tumbuh karena banyak hal. Kepekaan perasaan akan membuatmu berpikir mengenai tindakan yang akan kamu lakukan. Apakah hanya akan sekadar bersimpati atau kamu akan berempati untuk memberikan aksi.

Untuk lebih memahami topik tentang: “BEREMPATI untuk MEMBERIKAN AKSI”, Bacaan Sabda pada hari ini saya ambil dari Kejadian 14:1-16. Sahabat, meskipun tempat yang didiami Lot sangat subur, namun daerah itu tidak aman karena rawan konflik dan peperangan.

Sahabat, itulah yang terjadi: Gejolak politik di daerah tersebut pecah. Beberapa raja yang takluk di bawah kekuasaan Kedorlaomer selama 12 tahun bermufakat untuk mengadakan pemberontakan (ayat 1-4). Peperangan terjadi di mana-mana. Raja Sodom dan Gomora kalah perang (ayat 10). Karena itu, seluruh rakyatnya ditawan (ayat 11). Lot pun ditawan dan hartanya juga dirampas (ayat 12).

Saat Abram mendengar kabar buruk tentang Lot, ia pun mengangkat senjata untuk membebaskan keponakan beserta keluarganya, dan juga harta bendanya (ayat 14-16).

Sahabat, tindakan Abram menunjukkan kasihnya yang besar kepada Lot. Walaupun Lot pernah berselisih dengan pamannya soal lahan untuk makanan ternak, namun Abram tetap peduli akan nasib keponakannya.

Untuk menyelamatkan Lot, Abram mengerahkan segala daya yang dimilikinya. Abram menyiapkan 318 orang pasukan terlatih yang siap tempur (ayat 14). Pasukan ini adalah orang-orang yang lahir dan menjadi dewasa di rumah Abram (ayat 14). Pernyataan ini memperlihatkan adanya kedekatan relasional antara Abram dan pasukannya. Tidak perlu diragukan lagi bahwa mereka sangat setia kepada tuan mereka, Abram.

Selama ini kita hanya melihat figur Abram sebagai pedagang. Tetapi, siapa pernah menyangka bahwa seorang pedagang bersama 318 orang pasukan saja mampu mengalahkan kekuatan besar Kedorlaomer dan para sekutunya (ayat 14-17a). Tentu saja kemenangan itu bukan milik Abram, melainkan milik Allah. Tanpa penyertaan Allah mustahil Abram dapat memenangkan peperangan tersebut.

Berulang kali kita mendengar kata cinta muncul dalam kehidupan manusia. Tentu saja itu baik, namun belum cukup jika tidak diwujudkan dalam tindakan nyata. Karena itulah, kita dipanggil Allah untuk menjadi terang dan garam dunia. Tindakan tersebut mencerminkan kepedulian dan cinta kasih Allah kepada ciptaan-Nya agar mereka tidak binasa, melainkan beroleh keselamatan, dapat menikmati hidup kekal.

Berdasar hasil perenunganmu dari bacaan kita pada hari ini, berkat apa yang Sahabat peroleh dari tindakan Abram dalam menyelamatkan Lot (ayat 14-16 dan Kejadian 13:8). Selamat sejenak merenung. Tuhan menolong dan memberkati. (pg).

Renungan Lainnya