Berani MENYAMPAIKAN KEBENARAN

Berani MENYAMPAIKAN KEBENARAN

Sahabat, hidup dalam kebenaran itu tidak terjadi dalam semalam, tapi melalui sebuah proses dan ada harga yang harus dibayar!  Hal pertama yang harus kita lakukan adalah membuka hati dan mengarahkan teliga untuk teguran dan koreksi (Amsal 15:31).   Kita harus akui bahwa hidup kita ini tidak sempurna, tapi kita sedang berjuang menuju kepada kehidupan yang semakin disempurnakan.  Karena itu izinkan Roh Kudus, Roh Kebenaran itu, membentuk dan memroses hidup kita  (Yohanes 16:13). 

Untuk lebih memahami topik tentang: “Berani MENYAMPAIKAN KEBENARAN”, Bacaan Sabda pada hari ini saya ambil dari Kisah Para Rasul 4:1-22. Saat Petrus dan Yohanes sedang mengajar orang banyak, datanglah para imam kepala serta orang Saduki. Mereka tidak senang dengan Petrus dan Yohanes yang mengajarkan tentang konsep kebangkitan Yesus dari antara orang mati (ayat 2).

Sahabat, orang Saduki sama sekali tidak percaya adanya kebangkitan orang mati. Mereka juga menolak konsep takdir, ganjaran kekal setelah kematian, dan keabadian jiwa. Kaum Saduki lebih menekankan pada kehendak bebas dan kemandirian akal budi manusia. Oleh karena itu, segala hal yang tidak dapat diterima secara logika dianggap omong kosong belaka.

Para imam kepala itu marah karena menurut mereka kedua rasul Yesus tidak punya hak untuk berkhotbah dan mengajar, apalagi mewartakan Yesus yang sudah dicap sebagai penghujat Allah. Karena alasan itu Petrus dan Yohanes ditangkap, diadili, dan dipenjara. Dalam persidangan, kedua rasul Yesus mendapat pertanyaan krusial yang bernuansa politis, yaitu dengan kuasa manakah atau dalam nama siapakah mereka bertindak menyembuhkan orang lumpuh itu? (ayat 7).

Berkat hikmat dan kekuatan Roh Kudus, Petrus menegaskan bahwa Yesus, yang telah disalibkan oleh para agamawan Yahudi, itulah yang telah menyembuhkan orang lumpuh itu. Pernyataan Petrus dan kesaksian orang lumpuh itu sudah membuktikan Yesus adalah Mesias dan Anak Allah (ayat 10-14).

Ucapan Petrus bukan hanya melukai perasaan dan harga diri anggota Mahkamah Agama, tetapi juga membuat mereka keheranan. Mereka menghendaki bahwa setelah peristiwa penyaliban Yesus orang Nazaret, tidak akan ada lagi orang yang menyebut nama-Nya. Namun, mereka tidak dapat menghambat karya Allah di tengah bangsa Israel. Sebab, apa yang diberitakan para rasul itu benar adanya.

Sahabat, sebagai orang percaya, kita dipanggil untuk berani memberikan kesaksian tentang Yesus sebagai satu-satunya Penyelamat, Penebus, dan Penghibur bagi manusia berdosa. Fakta dan kebenaran ini sepatutnya mendorong kita untuk lebih berani hidup bagi Kristus dan kerajaan-Nya.

Berdasarkan hasil perenunganmu dari pembacaan kita pada hari ini, jawablah beberapa pertanyaan berikut ini:

  1. Mengapa orang Saduki sangat marah kepada Peturs dan Yohanes? (Ayat 2)
  2. Apa yang terjadi yang diceritakan oleh Lukas dalam ayat 4?
  3. Apa yang disampaikan oleh Petrus dalam ayat 11?
  4. Apa yang disampaikan oleh Petrus dalam ayat 12?
  5. Apa yang disampaikan oleh Petrus dan Yohanes dalam ayat 19-20?

Selamat sejenak merenung. Selamat natal dan selamat menyongsong tahun baru 2022. (pg)

Renungan Lainnya