Sahabat, sebagian besar orang berharap hidupnya diberkati oleh Tuhan. Itu hal yang manusiawi. Tapi tahukah kita, mengapa Tuhan memberkati kita? Sesungguhnya kita dipanggil untuk menjadi berkat bagi sesama. Kita tidak boleh hanya memikirkan diri kita sendiri saja. Intinya, kita tidak boleh egois, kita tidak boleh hidup hanya bagi diri sendiri dan untuk diri sendiri. Kita dipanggil, diselamatkan dan diberkati oleh Allah supaya kita juga bisa menjadi berkat bagi bangsa-bangsa.
Untuk lebih memahami topik tentang: “Belajar MEMAHAMI BERKAT TUHAN”, Bacaan Sabda pada hari ini saya ambil dari Mazmur 67:1-8. Sahabat, Pemazmur mengetahui bahwa berkat itu bukan hanya untuk dirinya. Pemazmur paham betul bagaimana seharusnya ia mengelola berkat yang asalnya dari Tuhan itu.
Sahabat, pelajaran apa yang hendak disampaikan oleh Pemazmur dari Mazmur 67? Ada 4 pelajaran penting yang hendak disampaikan oleh Pemazmur kepada kita. Pertama, berkat itu sumbernya dari Allah. Dalam Mazmur 67, kita menemukan ada tiga kali diulang oleh Pemazmur tentang Allah memberkati kita (ayat 2, 7-8). Dalam Alkitab ketika sebuah kata diulang-ulang, maka hal itu menunjukkan bahwa ada yang sangat penting untuk diperhatikan.
Itu sebabnya, ketika Pemazmur berkata Allah memberkati kita, maka hal itu ingin ditegaskan oleh Pemazmur bahwa Allah itu sumber berkat dalam hidup kita. Sumber berkat itu tidak ada pada yang lain. Kita tidak bisa mengandalkan kekuatan-kekuatan dunia ini untuk memberi berkat kepada kita. Pemazmur menegaskan bahwa sumber berkat dalam hidup kita hanya satu yaitu Allah.
Kedua, mintalah berkat itu kepada Allah. Setelah kita mengerti dan memahami bahwa Allah itu sumber berkat bagi hidup kita, maka sudah seharusnya kita meminta berkat dari Allah saja. Pemazmur menegaskan, “Kiranya Allah mengasihani kita dan memberkati kita, kiranya Ia menyinari kita dengan wajah-Nya” (ayat 2). Bagian firman Tuhan itu menyatakan dengan jelas bahwa Pemazmur meminta berkat kepada Allah bagi hidupnya karena dia tahu bahwa Allah itu sumber berkat.
Oleh karena itu, menjadi salah kalau kita sudah tahu bahwa Allah itu sumber berkat, sumber pertolongan, dan sumber kasih, tetapi kita meminta berkat kepada pihak lain. Perbuatan tersebut dalam pandangan Allah merupakan perbuatan dosa.
Ketiga, kita pasti diberkati oleh Allah. Pemazmur menegaskan, “Tanah telah memberi hasilnya; Allah, Allah kita, memberkati kita. Allah memberkati kita; …” (ayat 7-8a). Bagian firman Allah ini menunjukkan bahwa Allah memberkati umat-Nya. Ketika kita mengetahui bahwa Allah itu sumber berkat bagi hidup kita dan ketika kita meminta berkat dari Dia, maka Allah sendiri pasti memberkati kita.
Keempat, kita harus menjadi berkat bagi orang lain. Pemazmur dalam ayat 3-6 menegaskan bahwa ketika mereka diberkati oleh Allah, maka mereka tidak menikmati berkat itu hanya untuk diri mereka saja. Melainkan mereka membagi berkat itu kepada orang lain, kepada suku lain dan kepada bangsa-bangsa lain.
Sahabat, kita harus menjadi berkat bagi orang lain. Kita harus membagikan berkat rohani, keselamatan di dalam Yesus Kristus kepada orang lain. Lalu kita juga harus menjadi saluran berkat materi bagi orang lain. Itulah yang Allah kehendaki dari hidup kita sebagai umat-Nya.
Sudahkah hari ini kita menjadi berkat bagi sesama? Selamat sejenak merenung. Tuhan memberkati. (pg).