TUGAS YANG BELUM SELESAI (UNFINISHED TASK). Menjadi tua itu suatu keniscayaan. Demikian juga suatu saat semua orang akan meninggal dunia, itu juga suatu keniscayaan. Sahabat, kita semua diciptakan Tuhan dari tanah dan akan kembali menjadi tanah, itu berarti masa kerja dan pelayanan kita ada batasnya, ada waktunya.
Pernyataan tersebut begitu sangat berarti, dengan adanya batas waktu, gunakan waktu kita sebaik mungkin, selama badan masih kuat layanilah Tuhan dengan giat karena akan ada waktunya Sahabat dan saya ingin melayani namun tubuh dan pikiran kita sudah tidak kuat lagi. Berbahagialah kita yang sudah melayani Tuhan semenjak masih muda sampai garis akhir. Itu berarti tugas dan tanggung jawab yang diberikan Tuhan kepada kita telah selesai, namun pekerjaan gereja Tuhan selama dunia masih ada, belum selesai dan harus dilanjutkan oleh orang-orang pilihan berikutnya.
Ketika Hudson Taylor meninggal dunia, apakah pelayanan misi dan penginjilan di Tiongkok telah selesai? Jelas belum, setelah dia meninggal dunia dan sampai saat ini masih banyak orang Tionghoa yang belum percaya.
Ketika Nommensen meninggal dunia apakah pelayanan misi di Sumatera Utara sudah selesai? Sama, masih ada orang-orang di Sumatera Utara yang belum percaya. Demikian pula dengan David Livingston, William Carey, Joseph Kam, dan lain-lainnya. Tidak ada seorang manusia pun yang sanggup menyelesaikan pekerjaan Allah. Pelayanan akan terus dilanjutkan oleh orang-orang percaya selanjutnya sampai kegenapan rencana Allah atas gereja-Nya selesai, yaitu pada saat Tuhan Yesus datang kedua kali.
Hari ini kita akan melanjutkan belajar dari kitab Yosua dengan topik: “Be Wise with Your Time (Bijaksanalah dengan Waktumu)”. Bacaan Sabda diambil dari Yosua 13:1-7. Sahabat, bacaan kita pada hari ini dibuka dengan pernyataan Yosua menjadi tua dan lanjut umurnya (Ayat 1). Namun ketika dia menjadi tua dan lanjut umur, masih ada tugas yang belum rampung, “… negeri ini masih amat banyak yang belum diduduki.” (Ayat 1). Padahal, rencana Allah adalah Israel harus mengambil alih semua tanah Kanaan (Ayat 2-6).
Yosua mungkin sudah tidak sanggup lagi berperang dan mengangkat pedang. Oleh karena itu, Tuhan mendelegasikan tugas terakhir kepadanya. Dia harus membagikan negeri ini kepada sembilan suku dan suku Manasye yang setengah. Tanah itu akan menjadi milik pusaka mereka (Ayat 7).
Sahabat, manusia memang tidak bisa mengalahkan waktu. Ini menunjukkan bahwa manusia tidak abadi dan terbatas. Yosua menghabiskan segenap hidupnya melayani kehendak Allah. Bisa dikatakan, sepanjang usianya, dia konsisten berkenan di hadapan Allah. Bahkan pada usia tuanya, dia pun masih memberi diri untuk menyelesaikan tugas dari Allah. Ini menunjukkan integritas dan tanggung jawab Yosua teruji.
Pertanyaan selanjutnya bagi kita, dalam keterbatasan waktu yang ada, apa yang sudah kita lakukan? Apakah waktu yang tersedia sudah kita gunakan untuk menggenapi rencana Allah atas hidup kita masing-masing? Atau, kita membunuh waktu dan membuangnya percuma melalui pekerjaan sia-sia yang hanya mengumbar nafsu kedagingan saja? Atau, jangan-jangan, kita sama sekali belum pernah dengan serius berpikir dengan waktu yang kita miliki?
Kita perlu merenungkan pertanyaan-pertanyaan tersebut dengan serius. Jangan sampai, nanti pada hari tua, kita merana karena penyesalan telah memboroskan waktu dengan percuma. Ingatlah, ada tiga hal yang tidak bisa kita tarik kembali: Perkataan, kesempatan, dan waktu. Oleh karena itu mari kita perhatikan nasihat Rasul Paulus berikut: “Karena itu, perhatikanlah dengan saksama, bagaimana kamu hidup, janganlah seperti orang bebal, tetapi seperti orang arif,dan pergunakanlah waktu yang ada, karena hari-hari ini adalah jahat. Sebab itu janganlah kamu bodoh, tetapi usahakanlah supaya kamu mengerti kehendak Tuhan.” (Efesus 5:15-17). Haleluya! Tuhan itu baik. Bersyukurlah!
Berdasarkanhasil perenunganmu dari bacaan kita pada hari ini, jawablah beberapa pertanyaan berikut ini:
- Pesan apa yang Sahabat peroleh dari perenunganmu?
- Apa yang Sahabat pahami dengan Tugas Yang Belum Selesai (Unfinished Task)?
Selamat sejenak merenung. Simpan dalam-dalam di hati: “Ajarlah kami menghitung hari-hari kami sedemikian, hingga kami beroleh hati yang bijaksana” (Mazmur 90:12). (pg)