Saudaraku, Rasul Petrus meninggal di tahun 65–68 M. Sebelumnya ia ditangkap oleh Pemerintah Roma dan kemudian disalib secara terbalik. Di Wikipedia, sekitar musim semi antara bulan Maret – Juni tahun 65 M Rasul Petrus menuliskan kitab 1 dan 2 Petrus, yang ditujukan kepada orang-orang Kristen yang tersebar di seluruh bagian utara Asia Kecil, yakni mereka disebut “umat pilihan Tuhan”. Jadi kitab Petrus ditulis oleh Rasul Petrus pada saat dia ada dalam tahanan di kota Roma.
Nah, yang membuat aku terkejut, 1 Petrus 5:13 Rasul Petrus menulis: “Salam kepada kamu sekalian dari kawanmu yang terpilih yang di Babilon …” Lho kok menyebut kota Babilon atau Babel, padahal kota ini letaknya jauh jauh di arah tenggara kota Roma berjarak sekitar 3.600 km, kalau naik pesawat Boeing 737 saat ini butuh waktu sekitar 5 jam dari Roma ke Babilonia di negara Irak.
Mengapa Rasul Petrus menyebut kota Roma sebagai Babilonia? Apalagi zaman itu mungkin kota Babil sudah bukan kota utama lagi, tapi malahan kemudian banyak disebut di kitab Wahyu sebagai kota besar yang durhaka, yang akan dihukum oleh Tuhan dan akan dimusnahkan (Wahyu 18:21).
Dalam Kejadian 10:9-10 disebutkan Kerajaan Babel didirikan oleh Nimrod, dan kota Babel menjadi terkenal karena rakyat di situ mencoba membuat sebuah menara yang tinggi menjulang ke langit. Tuhan turun dari surga melihat Menara Babel, kemudian Tuhan mengacaubalaukan bahasa orang-orang saat itu, dari satu bahasa menjadi berbagai macam bahasa, sehingga tidak bisa saling berkomunikasi lagi, pekerjaan Menara Babel terhenti, dan akhirnya orang-orang menyebar ke seluruh bumi sesuai bahasanya.
Setelah kisah ini Babel tidak disebut-sebut lagi di Perjanjian Lama meskipun muncul berbagai raja di daerah itu, yang terkenal antara lain Raja Hamurabi (1792–1750 SM) yang menyusun undang-undang Babilonia dan ada prasastinya yang sekarang disimpan di museum Louvre France.
Babilonia menjadi lebih terkenal karena para intelektualnya dapat menerapkan ilmu matematika dalam penghitungan variasi waktu siang sepanjang satu tahun surya, memuat daftar bintang dan rasi bintang, juga memprakirakan kemunculan bintang dan terbenamnya planet-planet. Jangan lupa ya, itu orang Majus dari Timur – diperkirakan dari Babel, mengunjungi bayi Yesus karena telah melihat bintang-Nya di Timur.
Saudaraku, kemudian sekitar tahun 747–562 SM, ada dinasti Kasdim yang memerintah di Babilonia, raja-raja yang terkenal yakni Nebukadnezar yang menundukkan Kerajaan Yehuda dan menawan orang-orang Yahudi ke Babel.
Raja Nebukadnezar bermimpi melihat patung yang menjulang tinggi, dengan kepala dari emas tua, dan Daniel menyebutkan kepala patung dari emas ini adalah Raja Nebukadnezar, dan kemudian akan muncul kerajaan-kerajaan lain yang menggantikan Babel (Daniel 2).
Memang setelah cerita kemegahan kerajaan Babilonia di kitab Daniel, kemudian Babel pudar dan muncul kerajaan-kerajaan lain yakni Persia, Yunani dan Kerajaan Romawi yang menahan Rasul Petrus di Roma.
Saat Petrus ditangkap, yang menjadi penguasa di Roma adalah Kaisar Nero yang berkuasa sejak tahun 54-68 M. Zaman Kaisar Nero terkenal dengan sebagai tirani dan kekejaman, melakukan banyak eksekusi, termasuk kepada ibunya dan saudara kandung adopsinya. Nero juga dikenal sebagai kaisar yang menyuruh anak buahnya “membakar Roma” untuk mendirikan kota Roma yang baru, namun Nero menuduh orang-orang Kristen yang membakar Roma dan memerintahkan penangkapan besar-besaran.
Rasul Petrus sangat tertekan melihat situasi saat itu, dan mungkin teringat untuk membandingkannya dengan Babilonia zaman Nebukadnezar, meskipun negara dan masyarakatnya menyembah berhala dan kehidupannya tidak tertib, namun di situ ada tokoh-tokoh keteladanan yakni Daniel, juga kisah heroik ketiga teman Daniel: Sadrakh, Mesakh dan Abednego yang berani dibakar karena tidak mau menyembah patung raja, ternyata tidak terbakar di dapur perapian, bahkan Raja melihat adanya orang yang keempat, yang rupanya seperti anak dewa.
Jadi Rasul Petrus menulis dalam 1 Petrus 5:13: “Salam kepada kamu sekalian dari kawanmu yang terpilih yang di Babilon.”
Saudaraku, mungkin Petrus berharap semoga ada mukjizat di Roma seperti telah terjadi di Babilonia dulu, sehingga orang-orang Kristen yang ditangkap oleh pasukan Roma bisa bebas, bisa pulang ke rumah, bisa bebas beribadah. Tapi itu tidak pernah terjadi, bahkan terjadi pembunuhan atau penyaliban massal kepada orang-orang Kristen.
Berikut inilah penghiburan yang ditulis Rasul Petrus bagi orang-orang Kristen: “Saudara-saudara yang kekasih, janganlah kamu heran akan nyala api siksaan yang datang kepadamu sebagai ujian, seolah-olah ada sesuatu yang luar biasa terjadi atas kamu. Sebaliknya, bersukacitalah, sesuai dengan bagian yang kamu dapat dalam penderitaan Kristus, supaya kamu juga boleh bergembira dan bersukacita pada waktu Ia menyatakan kemuliaan-Nya” (1 Petrus 4:12-13).
Saudaraku, apa yang dituliskan Rasul Petrus saat itu, juga berlaku saat ini bagi diri kita, meskipun kita tidak mengalami mukjizat pertolongan dari Tuhan sebagaimana yang kita harapkan dan doakan, bahkan menghadapi penderitaan sebagai murid Kristus, namun percayalah, bahwa TUHAN Allah, SUMBER SEGALA KASIH KARUNIA, yang telah memanggil kamu dalam Kristus kepada kemuliaan-Nya yang kekal, akan melengkapi, meneguhkan, menguatkan dan mengokohkan kamu, sesudah kamu menderita seketika lamanya (1 Petrus 5:10). (Surhert).