DOA Paulus untuk Jemaat di EFESUS

Selamat jumpa para Pendukung Kristus, apa kabar? Salam sehat. Semoga kita tidak lupa mendoakan keluarga dan pelayanan para pelayan Tuhan yang begitu setia mendampingi kita dalam menjalani hidup dari hari ke hati. Sahabat, hubungan Rasul Paulus dengan jemaat Efesus sedikit berbeda bila dibandingkan  hubungannya dengan jemaat-jemaat lain. Ia memiliki hubungan sangat dekat dengan jemaat Efesus. Mungkin disebabkan  jemaat Efesus pernah  digembalakan Paulus sampai tiga tahun lamanya (Kisah Para Rasul 20:31) Oleh sebab itu dalam Efesus 3:14-21 Rasul Paulus menaikan doa berkat untuk jemaat di Efesus. Sahabat, bagi Paulus, doa merupakan kunci hidup iman dari sebuah spiritualitas. Doa bukan sekadar ritual, tetapi juga sebuah relasi yang tak terlepas dari iman. Di tengah zaman yang sibuk seperti saat ini, doa sering tidak lagi menjadi prioritas. Berbeda dengan Paulus, di tengah kesibukannya, Paulus senantiasa tetap berdoa. Paulus berdoa karena ia percaya sepenuhnya kepada kuasa Allah dan menghargai kepercayaan berita Injil yang sangat bernilai (Efesus 3:1-13). Dalam doanya, Rasul Paulus memohon supaya Allah senantiasa memelihara setiap warga jemaat Efesus dalam segala pergumulan mereka. Sahabat, dalam bacaan kita hari ini, Paulus berdoa untuk dua hal.  Pertama, jemaat dikuatkan dan diteguhkan imannya (ayat 16) agar hidup mereka semakin berakar dalam kasih Kristus (ayat 17). Tanpa dikuatkan Allah dan berakar dalam Kristus, iman seseorang akan mudah runtuh. Kedua, jemaat mengerti rencana keselamatan yang telah dirancangkan Allah, meski rancangan keselamatan itu sangat lebar, panjang, tinggi, dan dalam, yang melampaui pengetahuan manusia (ayat 18-19). Dalam doanya, Paulus rindu supaya jemaat takjub akan pengenalan tersebut sehingga hidup mereka semakin indah dan diperkenan Allah. Kepenuhan Allah boleh memenuhi mereka dengan pengenalan yang benar (ayat 19). Akhirnya, sebagaimana biasa doa Paulus, ia menaikkan kemuliaan bagi Allah. Ia adalah seorang rasul yang sangat memahami bahwa hidup orang percaya berasal dari Allah dan untuk kemuliaan Allah (ayat 20-21). Ia percaya bahwa Allah akan melanjutkan karya-Nya lebih dari yang dapat ia pikirkan. Sahabat, Doa merupakan kekuatan umat percaya yang menyatukan. Dalam doa, ada kuasa yang besar. Karena itu, Paulus berdoa dan berdoa. Ingatlah! Sahabat,  di dalam surat Efesus yang ia tulis, Paulus banyak mengungkapkan betapa melimpahnya kekayaan Kristus yang hendak dilimpahkan kepada umat-Nya. Paulus berharap agar jemaat di Efesus terbuka mata rohaninya, sehingga mereka  dapat memahami, betapa lebarnya dan panjangnya dan tingginya dan dalamnya kasih Kristus (ayat 18). Yakinlah di tengah kesulitan yang ada, kasih-Nya yang melampaui segala akal sanggup menopang kita. Tuhan memberkati Sahabat dan keluarga, (pg)

TEMBANG IMAN

Selamat jumpa para Pendukung Kristus, apa kabar? Salam sehat penuh syukur karena kita tetap dapat bersuka cita di dalam Tuhan ketika kita harus melewati masa pandemi Covid -19. Sahabat, kadang masalah atau pergumulan hidup membuat kita tidak dapat lagi mengucap syukur kepada Tuhan. Sesungguhnya tidak seorang pun yang tidak memiliki masalah. Ada cukup banyak orang yang pernah mengalami permasalahan yang sulit dan menekan hidupnya. Tetapi justru ketika menghadapi masalah itulah terlihat bagaimana iman dari orang yang mengalami masalah tersebut. Saat ini pandemi Covid – 19 masih berlangsung hampir di seluruh dunia. Di tengah-tengah pandemi seperti ini tentu cukup banyak orang yang kena dampaknya. Kesulitan yang ekstrem sedang dialami oleh banyak orang di seluruh penjuru dunia. Dalam situasi seperti itu, mari kita merefleksikan satu perikop dari kitab Habakuk 3:17-19 di bawah judul: “Nyanyian iman.” Sahabat, perikop yang kita gali saat ini melukiskan tentang kondisi ekstrim yang mungkin dialami oleh semua orang saat ini. Pada saat kitab Habakuk ini ditulis, kebanyakan masyarakat yang tinggal di Kanaan hidup dari kegiatan agraris, yaitu bercocok tanam dan berternak. Jadi, kondisi yang diceritakan di ayat 17 merupakan suatu kondisi yang mengerikan. Semua tanaman yang sedang ditanam tiba-tiba habis begitu saja. Pohon ara, pohon anggur, pohon zaitun tidak berbuah, serta hasil ladang pada saat itu tidak menghasilkan apa pun, entah karena hama, banjir, atau justru karena kekeringan. Jika semua tanaman saja tidak menghasilkan, tentu saja tidak ada bahan makanan bagi ternak-ternak. Kambing dan domba yang membutuhkan banyak rumput terhalau dari kandang, apalagi lembu dan sapi yang membutuhkan lebih banyak rumput daripada kambing dan domba. Dalam pasal 3 ini disebutkan bahwa Habakuk berdoa dengan nada ratapan, hal yang tidak dituliskan di pasal-pasal sebelumnya.  Awalnya ia tidak mengerti maksud Tuhan yang sepertinya menutup mata terhadap kefasikan, serta membiarkan bangsanya ditindas bangsa lain. Akhirnya terjawab sudah pergumulan Habakuk selama ini, bahwa Tuhan tidak pernah membiarkan dan meninggalkan orang-orang yang hidup benar di hadapan-Nya, karena itu meski kegelapan masih melingkupi bangsanya Habakuk tidak membiarkan dirinya larut dalam kepedihan yang berkepanjangan. Di dalam Tuhan selalu ada masa depan dan harapan.  Walau sepertinya berlambat-lambat, saatnya pasti akan tiba, karena janji Tuhan adalah ya dan amin,  “Sebab penglihatan itu masih menanti saatnya, tetapi ia bersegera menuju kesudahannya dengan tidak menipu; apabila berlambat-lambat, nantikanlah itu, sebab itu sungguh-sungguh akan datang dan tidak akan bertangguh.”  (Habakuk 2:3).  Dengan mata iman, Habakuk mampu melihat jauh ke depan melampaui realita dan kemustahilan yang ada,  “Sekalipun pohon ara tidak berbunga, pohon anggur tidak berbuah, hasil pohon zaitun mengecewakan, sekalipun ladang-ladang tidak menghasilkan bahan makanan, kambing domba terhalau dari kurungan, dan tidak ada lembu sapi dalam kandang, namun aku akan bersorak-sorak di dalam TUHAN, beria-ria di dalam Allah yang menyelamatkan aku.”  (ayat 17-18).. Ingatlah! Sahabat, persepsi yang benar mengenai karya Allah, akan memunculkan respons yang berbeda saat kesulitan melanda. Karya Tuhan tak hanya dapat kita rasakan ketika keadaan serba baik. Ketika kita berada dalam kondisi sulit, tetapi kita mampu bersyukur karena meyakini bahwa Allah tak pernah meninggalkan kita, itu pun merupakan karya Allah! Tembang yang Habakuk lantunkan, semoga dapat menginspirasi kita untuk melakukan hal yang sama, terutama pada masa-masa sulit seperti saat ini.  Maukah Sahabat melakukannya? Tuhan memberkati Sahabat dan keluarga. (pg)

Menjadi POHON yang BAIK

Selamat jumpa para Pendukung Kristus, apa kabar? Salam sehat penuh syukur karena kita dapat menjaga hati kita, sehingga perkataan dan perbuatan kita menjadi berkat bagi orang-orang yang ada di dekat kita. Sahabat, manakah lebih mudah mengenali jenis buah: dari pohonnya atau dari buahnya langsung? Di rumah, saya dan istri memiliki berbagai pohon yang kami tanam di pot-pot. Ada pohon: Kelengkeng, Rambutan, Sarikaya, Durian, Alpukat, Jambu, Mangga, dan lain-lain. Seandainya pohon-pohon buah tersebut sudah berbuah, maka kami akan lebih mudah untuk mengenali pohon-pohon tersebut. Dalam Injil Lukas 6:43-45, Tuhan Yesus, Sang Guru Agung, memerlihatkan keterampilan mengajar:  Menggunakan kebenaran umum untuk menjelaskan suatu kebenaran rohani. Sahabat, pepatah lama mengatakan, “Dalamnya laut dapat diduga, tapi dalam hati siapa yang tahu”. Tuhan Yesus menolong kita bagaimana kita dapat mengenali isi hati seseorang. Dalam bacaan kita hari ini, Yesus memberikan gambaran sederhana tentang bagaimana cara mengenal pribadi seseorang. Yesus, dengan cerdas, mengibaratkan manusia itu seperti pohon. Pohon yang baik pasti akan menghasilkan buah yang baik. Sebaliknya, pohon yang tidak baik akan menghasilkan buah yang juga tidak baik (ayat 43). Dia memberikan contoh bahwa semak duri tidak akan menghasilkan buah ara atau buah anggur. Tentu saja kita pasti tahu alasannya karena ketiganya berasal dari jenis yang berbeda (ayat 44). Dari sini kemudian Yesus menarik pada kenyataan hidup manusia. Orang yang dari dalam hatinya baik akan memancarkan hal-hal yang baik pula. Sedangkan, orang yang dari dalam hatinya jahat, juga akan memancarkan hal-hal yang jahat (ayat 45). Sahabat, dari perikop sebelum perikop bacaan kita hari ini diceritakan tentang selumbar di mata orang lain terlihat tetapi balok di mata sendiri tidak terlihat (ayat 41-42). Daripada melihat kekurangan dan kelemahan orang lain yang diumpamakan sebagai selumbar, lebih baik mawas diri untuk melihat kekurangan diri sendiri sehingga tidak gampang menghakimi orang lain (ayat 37). Hal ini tentu saja menegur para orang Farisi dan Ahli Taurat karena merekalah yang mengkritik Tuhan Yesus dengan keras. Merekalah yang diumpamakan orang buta menuntun orang buta (ayat 39). Sedangkan dari konteks sesudahnya  (ayat 46-49), kita mendapat gambaran bagaimana standar mempunyai hati yang baik yang dapat menghasilkan hal-hal yang baik. Standarnya: Mendengarkan perkataan Tuhan Yesus dan melakukannya. Karena jika orang melakukan perkataan Kristus maka ia seperti rumah yang didirikan dengan dasar batu yang digali dalam-dalam sehingga kokoh dan tidak akan goyah oleh air bah dan banjir.Ingatlah! Sahabat, sebenarnya, tidak terlalu sulit untuk mengenali isi hati seseorang. Caranya cukup sederhana. Kita hanya perlu mendengar apa yang dikatakannya dan melihat tindak-tanduknya setiap hari. Jika seseorang berbicara tentang hal yang baik, benar, dan membangun, itu sudah bagus. Namun, perkataan saja tidak cukup. Kita juga harus melihat keselarasan tindakannya dengan perkataannya. Jika selaras, maka kita dapat menilainya sebagai pribadi yang baik. Kita ini berasal dari benih yang baik, yaitu dari Allah. Oleh karena itu, kita memiliki potensi untuk menjadi pohon yang baik. Pohon yang menghasilkan buah yang baik pula. Haleluya! Tuhan memberkati Sahabat dan keluarga. Maukah Sahabat dan saya menjadi pohon yang baik? (pg)

BERSERU dan CARILAH Wajah-Nya

Selamat jumpa para Pendukung Kristus, apa kabar? Salam sehat penuh damai sejahtera. Sahabat, sesungguhnya setiap orang pasti mengalami lika-liku kehidupan. Hal baik dan buruk, silih berganti terjadi di dalam kehidupan. Lebih mudah bagi kita menerima kondisi baik, tapi tidak demikian dalam hal menerima kondisi buruk. Seringkali saat mengalami pergumulan hidup, kita mengeluh dan marah kepada orang lain, bahkan kepada Tuhan dan diri sendiri. Bangsa Israel mendapat pesan  dari Tuhan yang terdapat di kitab Yeremia 29:1-14, yang akan kita gali bersama pada hari ini. Seringkali dalam kehidupan kita, Tuhan mengizinkan pergumulan terjadi. Tapi yakinlah, Tuhan mengizinkan kita mengalami pergumulan bukan supaya kita menderita dan merasa susah. Sahabat, percayalah, rancangan Allah bukanlah rancangan kecelakaan melainkan rancangan damai sejahtera yang memberikan hari depan penuh harapan, “Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman TUHAN, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan.” (ayat 11) Apa yang harus  kita lakukan untuk meraih janji rancangan damai sejahtera dan  masa depan yang penuh harapan tersebut? Pertama, berseru dan berdoa. “Dan apabila kamu berseru dan datang untuk berdoa kepada-Ku, maka Aku akan mendengarkan kamu;” (ayat 12). Kita tidak perlu takut untuk mengungkapkan isi hati kita kepada Tuhan. Bahkan tidak perlu dengan kata-kata yang bagus atau terlalu ditata, karena Tuhan melihat ketulusan hati kita. Firman Tuhan bahkan mengatakan kepada kita untuk berseru kepada-Nya. Berseru merupakan suatu tindakan atau ungkapan yang mengerahkan sekuat tenaga kita untuk mengeluarkan isi hati dan pikiran kita. Oleh karena itu, marilah kita dengan penuh keberanian berseru dan berdoa kepada-Nya, sehingga kita dapat melihat karya Tuhan dinyatakan dalam kehidupan kita, rancangan damai sejahtera digenapi bagi kita, “Sebab itu marilah kita dengan penuh keberanian menghampiri takhta kasih karunia, supaya kita menerima rahmat dan menemukan kasih karunia untuk mendapat pertolongan kita pada waktunya” (Ibrani 4:16). Kedua, cari Wajah Tuhan, “Apabila kamu mencari Aku, kamu akan menemukan Aku; apabila kamu menanyakan Aku dengan segenap hati” (ayat 13). Masalah demi masalah selalu datang kepada kita, mulai dari masalah yang ringan hingga masalah yang sangat berat. Satu-satunya jalan keluar bagi setiap masalah kita adalah dengan datang kepada-Nya, mencari wajah-Nya. Yesus adalah jawaban bagi setiap masalah kita. Tidak ada pribadi lain yang dapat memberikan jalan keluar terbaik selain Yesus. Ketika kita datang mencari wajah-Nya, maka Dia akan menyatakan diri-Nya kepada kita. Dia akan memberikan ketenangan, damai sejahtera, sukacita, kekuatan baru, pemulihan dan hikmat yang baru untuk menyelesaikan masalah yang sedang kita hadapi. Ingatlah! Sahabat, janji pemulihan bagi kita akan digenapi oleh Tuhan jika kita setia datang mencari wajah-Nya, kita setia berada di dalam hadirat-Nya. Masa depan yang penuh harapan dan rancangan damai sejahtera telah disediakan bagi kita semua yang taat dan setia kepada-Nya (ayat 14). Karena itu, berseru dan carilah wajah TUHAN agar rancangan damai sejahtera-Nya turun atas kita. Tuhan memberkati Sahabat dan keluarga. (pg)