Sahabat, pengalaman hidup kita bercerita bahwa untuk segala sesuatu ada waktunya. Dalam dunia pertanian, ada waktu untuk: membajak, mencangkul, menyiangi, menabur, dan memanen. Jadi tidak seluruh waktu harus digunakan untuk membajak, atau tidak seluruh waktu kita gunakan untuk menabur saja, sebab nantinya juga ada waktu untuk memanen. (Pengkhotbah 3:1-2).
Dalam kitab Imamat 26:3-5a tertulis, “Jikalau kamu hidup menurut ketetapan-Ku dan tetap berpegang pada perintah-Ku serta melakukannya, maka Aku akan memberi kamu hujan pada masanya, sehingga tanah itu memberi hasilnya dan pohon-pohonan di ladangmu akan memberi buahnya. Lamanya musim mengirik bagimu akan sampai kepada musim memetik buah anggur dan lamanya musim memetik buah anggur akan sampai kepada musim menabur. …” Berkat disediakan bagi umat yang hidup menurut ketetapan Tuhan dan perjanjian-Nya.
Saya ingat satu paribasan dalam bahasa Jawa yang diajarkan ketika saya duduk di bangku SD , “Desa mawa cara, negara mawa tata”, artinya setiap tempat atau setiap daerah mempunyai adat dan aturan sendiri-sendiri. Pribahasa tersebut dipakai untuk menunjukkan bahwa setiap daerah memiliki adat kebiasaannya masing-masing. Jika sebuah desa atau negara saja memiliki tata aturannya sendiri, begitu juga Tuhan. Dia memiliki aturan dan kebijaksanaan sendiri untuk menata kehidupan manusia.
Sahabat, untuk mendalami masalah aturan dan kebijaksanaan Tuhan, Bacaan Sabda saya ambil dari Yesaya 28:23-29. Firman Tuhan yang menjadi bacaan kita pada hari ini merupakan sebuah metafora yang mengambil latar pertanian untuk menunjukkan aturan dan kebijaksanaan Tuhan. Di bacaan kita, petani itu adalah
nabi Yesaya yang melaksanakan kehendak Allah, yaitu menyampaikan pesan Allah kepada umat-Nya dan kepada semua pembesar.
Berdasarkan hasil perenunganmu dari bacaan kita pada hari ini, jawablah beberapa pertanyaan berikut ini:
- Tolong tuliskan pemahamanmu tentang pekerjaan seorang petani berdasarkan ayat 24-27.
- Tolong tuliskan pemahamanmu tentang apa yang akan dilakukan oleh Tuhan berdasarkan ayat 28.
Selamat sejenak merenung. Tuhan memberkati. (pg)