Sahabat, kita perlu menyadari siapa Allah dan siapa diri kita. Allah adalah Sang Pencipta alam semesta. Dia Mahakuasa. Sedangkan kita adalah makhluk ciptaan, penuh dengan keterbatasan. Ada cukup banyak orang percaya yang kurang menyadari hal tersebut, sehingga hidupnya kurang memiliki gairah untuk menghormati dan menghargai Allah sebagaimana mestinya. Raja di atas segala raja, yang telah menciptakan alam semesta ini, tidak mendapat penyambutan dan penghormatan yang selayaknya.
Untuk lebih memahami topik tentang: “ALLAH: Raja Semesta”, Bacaan Sabda pada hari ini saya ambil dari Mazmur 47:1-10 dengan penekanan pada ayat 3. Sahabat, sebagai umat Allah, sudah selayaknya kita beribadah dan menyembah Dia dengan sepenuh hati. Amat disayangkan, ibadah zaman sekarang kebanyakan dipenuhi oleh hiburan demi kesenangan umat semata, dan bukan dipenuhi oleh penghormatan demi kemuliaan Tuhan.
Berbeda sekali dengan cara Pemazmur mengajak umat Allah beribadah. Dalam Mazmur 47, Pemazmur memberikan alasan utama mengapa umat harus menyembah Tuhan. Karena Ia adalah Raja segala raja (ayat 3, 7, 8, 9). Sebagai Tuhan dan Raja, Allah patut ditinggikan dan dimuliakan sebab Ia Mahatinggi (ayat 3), Tuhan yang dahsyat (3), Raja yang besar (ayat 3), Raja seluruh bumi (ayat 8), bersemayam di atas takhta yang kudus (ayat 9), dan sangat dimuliakan (ayat 10). Kekuasaan dan kebesaran-Nya sungguh luar biasa, namun Ia bersedia memilih dan mengasihi umat-Nya (ayat 5).
Sahabat, dengan segala atribut dan keagungan Allah yang demikian, tidak mengherankan jika respons yang dicatat oleh Pemazmur untuk ditujukan kepada Allah penuh dengan antusiasme dan sukacita. Misalnya, bertepuk tangan (ayat 2), elu-elukan (ayat 2), sorak-sorai (ayat 6), diiringi sangkakala (ayat 6), dan umat diajak untuk bermazmur demi Dia (dalam ayat 7-8 disebutkan hingga 5 kali).
Bagaimanakah dengan kita? Adakah kita juga menyadari bahwa Allah kita adalah Allah yang besar dan luar biasa? Adakah kita mengamini bahwa Ia adalah Raja di atas segala raja? Jika iya, lalu bagaimana dengan ibadah kita kepada-Nya? Masih adakah antusiasme dan sukacita ketika kita menghadap hadirat-Nya dan menyembah Dia? Atau justru ibadah kita dipenuhi dengan kesenangan dan hiburan belaka?
Sekarang, marilah kita menyembah-Nya dengan yang benar. Beribadah kepada-Nya dengan penuh hormat dan takut akan Dia, karena Dialah Raja di atas segala raja, Tuhan kita.
Sahabat, berdasarkan hasil perenunganmu dari bacaan kita pada hari ini, bagikanlah bagaimana kesanmu dengan suasana ibadah di gerejamu pada saat ini, Selamat sejenak merenung. Sahabat, sudahkah kita menghormati dan mengagungkan Tuhan dengan sungguh-sungguh? (pg)