Ada pepatah dalam bahasa Jawa yang berbunyi: “Ajining Rogo Soko Busono” yang artinya harga diri kita sedikit banyak ditentukan oleh pakaian yang kita kenakan.
Sahabat, dalam buku Wearing God (Mengenakan Allah), penulisnya, Lauren Winner mengatakan bahwa secara diam-diam, pakaian kita dapat mengungkapkan jati diri kita kepada orang lain. Apa yang kita kenakan dapat saja menunjukkan karier, komunitas, identitas, suasana hati, atau status sosial kita.
Untuk lebih memahami topik tentang: “Ajining Rogo SOKO BUSONO”, Bacaan Sabda pada hari ini saya ambil dari Mazmur 93:1-5 dengan penekanan pada ayat 1. Sahabat, Di satu sisi, raja itu sosok yang mulia. Di sisi lain, ia juga ditakuti oleh rakyatnya.
Raja yang baik senantiasa dicintai rakyatnya. Zaman dahulu seorang raja selalu menjamin keamanan dan ketenteraman bagi rakyatnya. Mengusahakan kesejahteraan di wilayah kekuasaannya merupakan prioritas utama seorang raja. Menjaga dan melindungi rakyatnya dari segala ancaman dan bahaya juga merupakan tanggung jawab raja.
Sahabat, Pemazmur menggambarkan Allah sebagai Raja di bumi. Ini merupakan posisi tertinggi yang ada dalam kehidupan sosial zaman itu. Mazmur 93 ini menceritakan kemegahan Allah sebagai Raja yang kekal. Penggambaran Allah sebagai Raja yang bertakhta dan berkuasa dengan jelas dilukiskan Pemazmur (ayat 1-2).
Dalam kekuatan-Nya, Allah menegakkan dunia untuk sepanjang masa. Takhta-Nya kekal dari dahulu, sekarang, dan selamanya. Ia menjabat secara kekal. Ia memiliki kedaulatan mutlak. Allah berada di atas takhta-Nya dan memerintah dalam keadilan-Nya secara kekal.
Sahabat, menurut Paulus, kita juga dapat mengungkapkan tentang Kristus tanpa kata-kata, maka Rasul Paulus merintahkan kita, “… kenakanlah Tuhan Yesus Kristus sebagai perlengkapan senjata terang dan janganlah merawat tubuhmu untuk memuaskan keinginannya” (Roma 13:14).
Ketika kita menjadi orang percaya, kita mengenakan identitas Kristus. Kita semua adalah “anak-anak Allah karena iman” (Galatia 3:26-27). Itulah status kita. Namun, setiap hari kita perlu mengenakan karakter-Nya. Kita melakukannya dengan berjuang untuk hidup bagi Tuhan Yesus dan menjadi semakin serupa dengan-Nya, bertumbuh dalam kesalehan, kasih, dan ketaatan, serta meninggalkan dosa-dosa yang pernah memperbudak kita.
Sahabat, pertumbuhan di dalam Kristus itu merupakan hasil dari karya Roh Kudus di dalam kita dan buah dari kerinduan kita untuk semakin mengenal-Nya melalui penggalian firman Tuhan, doa, dan persekutuan dengan sesama orang percaya (Yohanes 14:26).
Berdasarkan hasil perenunganmu dari bacaan kita pada hari ini, jawablah pertanyaan ini: Ketika orang lain mendengar perkataan dan melihat perilaku kita, pernyataan apakah yang sedang kita tunjukkan tentang Kristus? Selamat sejenak merenung. Mari kita daraskan: “TUHAN adalah Raja, Ia berpakaian kemegahan, TUHAN berpakaian, berikat pinggang kekuatan. Sungguh, telah tegak dunia, tidak bergoyang; …” (ayat 1). (pg)