PENDERITAAN MERUPAKAN HUKUMAN ALLAH? Ayub pasal 4 – 31 merupakan percakapan Ayub dengan sahabat-sahabatnya. Sedangkan Ayub 4:1-5:27 merupakan teguran dan anjuran dari Elifas untuk Ayub. Teguran dan anjuran dari sahabat. Admonition and suggestion from friends.
Maka hari ini kita akan melanjutkan belajar dari kitab Ayub dengan topik: “Admonition and Suggestion from Friends”. Bacaan Sabda saya ambil dari Ayub 4:1-5:27. Sahabat, mulai pasal 4 sampai menjelang akhir kitab Ayub, yang akan kita baca dan renungkan bukan lagi kisah hidup dan penderitaan Ayub tetapi percakapan antara sahabat-sahabat Ayub dengan Ayub.
Percakapan itu bersifat teguran, anjuran, bantahan, dan berbagai perenungan teologis tentang penderitaan dan realitas hidup. Umumnya, sahabat-sahabat Ayub menegaskan bahwa penderitaan adalah hukuman Allah atas dosa, karena itu Ayub harus bertobat. Ayub membantah hal itu sambil menunjuk kepada fakta kesalehannya.
Dari semua teguran para sahabat Ayub, teguran dari Elifas cenderung paling lembut. Elifas mengakui fakta dampak positif hidup Ayub pada banyak orang. Nasihat dan teladan hidup Ayub telah membangun kehidupan banyak orang, bahkan mereka yang sedang terpuruk sekali pun (Ayub 4: 3-4).
Elifas juga mengakui fakta bahwa sebelum ini, kesalehan Ayub dan takutnya akan Allah adalah dasar Ayub memiliki kehidupan yang penuh pengharapan (Ayub 4:6). Secara lembut Elifas menjadikan fakta-fakta tersebut teguran agar Ayub berpegang teguh pada prinsip-prinsip hidup yang sudah menjadi sumber inspirasi bagi banyak orang itu dan bersabar dalam penderitaan yang sedang dialaminya.
Sahabat, Elifas beranggapan bahwa musibah yang menimpa Ayub memang merupakan rancangan Tuhan dan bukan sesuatu yang terjadi di luar kehendak-Nya. Namun, kali ini rancangan Tuhan untuk Ayub ialah menghukumnya dan penyebabnya jelas: Ayub telah berdosa (Ayub 4:17).
Elifas terus berusaha menasihati Ayub untuk tetap bersabar (Ayub 5:2-6), memasrahkan diri ke dalam tangan Allah, sebab Dia berkuasa mengubah segala sesuatu (Ayub 5:8-13). Asal saja Ayub sabar, penderitaan ini dapat juga merupakan disiplin (Ayub 5:17). Bahkan Elifas mengatakan, “Dialah yang melukai, tetapi juga yang membebat” (Ayub 5:18).
Semua nasihat Elifas ini benar. Tetapi, hal itu tidak menjawab pergumulan Ayub. Pada akhir kitab ini, kita dapat membaca bahwa kesimpulan Elifas keliru. Menurut Elifas penderitaan Ayub merupakan ganjaran Allah atas kejahatan yang Ayub lakukan. Elifas memutlakkan hukum sebab-akibat. Akibatnya, ia tidak berhasil meringankan derita Ayub, tetapi justru tambah membebaninya.
Dari bacaan kita pada hari ini kita bisa belajar beberapa hal penting: Pertama, kita harus belajar untuk tidak melihat penderitaan dari satu sudut pandang saja. Kedua, selama kita hidup di dunia, ada kemungkinan kita akan mengalami penderitaan. Hal tersebut belum tentu karena dosa atau kesalahan kita. Misalnya, bencana alam, musibah dan sakit. Ketiga, kita harus menentukan sikap yang tepat ketika mengalami penderitaan, yaitu menyerahkan diri kepada Tuhan, mohon kekuatan untuk mengerti makna yang terkandung di dalamnya. Haleluya! Tuhan itu baik.
Berdasarkan hasil perenunganmu dari bacaan kita pada hari ini, jawablah beberapa pertanyaan berikut ini:
- Pesan apa yang Sahabat peroleh dari hasil perenunganmu pada hari ini?
- Apa yang Sahabat pahami dari Ayub 5:17?
Selamat sejenak merenung. Simpan dalam-dalam di hati: Menghakimi sesama yang tengah menderita, bak mengucurkan cuka pada luka. (pg)