BERKAT PEMBERIAN TUHAN. Berikut saya kutip 2 bait dari puisi WS Rendra yang terakhir:
Ketika Orang memuji MILIKKU,
aku berkata bahwa ini HANYA TITIPAN saja.
Bahwa mobilku adalah titipan- NYA,
Bahwa rumahku adalah titipan- NYA,
Bahwa hartaku adalah titipan- NYA,
Bahwa putra-putriku hanyalah titipan- NYA …
Mengapa hatiku justru terasa berat, ketika titipan itu diminta kembali oleh- NYA ?
Malahan ketika diminta kembali,
kusebut itu MUSIBAH,
kusebut itu UJIAN,
kusebut itu PETAKA,
kusebut itu apa saja …
Untuk melukiskan, bahwa semua itu adalah DERITA …
Sahabat, jauh sebelum puisi Rendra di atas lahir, Marthin Luther memberi nasihat kepada kita: “Apabila kita menerima berkat Tuhan, terimalah dengan tangan terbuka dan tetaplah terbuka, supaya apabila Tuhan mengambil kembali berkat-Nya itu, tangan kita tidak terluka.”
Sebagai orang percaya, kita perlu mempraktikkan nasihat dari Marthin Luther tersebut: Menerima berkat Tuhan dengan tangan terbuka. Accepting with the open arms.
Hari ini kita akan belajar dari salah satu Kitab Syair dalam PL, kitab Ayub dengan topik: “Accepting with the Open Arms”. Bacaan Sabda saya ambil dari Ayub 1:1-22 dengan penekanan pada ayat 21-b. Sahabat, Ayub beroleh pujian dari Tuhan karena hidupnya berkenan di hati Tuhan. Jika Tuhan sendiri yang mengatakan bahwa Ayub adalah orang yang saleh, jujur dan menjauhi kejahatan, berarti ia benar-benar tidak tercela, baik dalam perkataan dan perbuatan. Ayub memiliki kehidupan yang benar luar-dalam, tidak ada kepura-puraan atau kemunafikan. Tuhan sendirilah yang menilainya. Luar biasa!
Melalui kisah Ayub kita belajar bagaimana MEMANDANG BERKAT PEMBERIAN TUHAN. Ayub sadar bahwa segala miliknya berasal dari Tuhan, bukan miliknya sendiri. Ketika berkat pemberian Tuhan diambil kembali, ia tidak mengeluh atau protes keras kepada Tuhan karena ia percaya bahwa Tuhan memiliki maksud tersembunyi dalam kehidupannya. Meskipun ia belum mengerti sepenuhnya, ia belajar tetap bersandar kepada Tuhan.
Sahabat, kita juga dapat belajar bagaimana cara menjalani kehidupan iman. Ayub orang yang takut akan Tuhan. Namun, kehidupannya justru dilanda berbagai kesusahan dan dukacita.
Selama kita mengembara di dunia, kita pasti mengalami pasang surut kehidupan. Kadang-kadang disinari oleh mentari yang cerah, namun kadang-kadang juga dinaungi awan hitam. Kadang-kadang kita mungkin merasakan bahwa Tuhan mengambil berkat yang sudah diberikan-Nya kepada kita. Namun percayalah, berkat yang lebih indah justru telah disediakan bagi kita yang senantiasa menantikan waktu-Nya. Apa pun yang terjadi dalam hidup, kasih-Nya tidak pernah meninggalkan kita. Haleluya! Tuhan itu baik.
Berdasarkan hasil perenunganmu dari bacaan kita pada hari ini, jawablah beberapa pertanyaan berikut ini:
- Pesan apa yang Sahabat peroleh dari hasil perenunganmu pada hari ini?
- Apa yang Sahabat pahami dari ayat 21-22?
Selamat sejenak merenung. Simpan dalam-dalam di hati: Kita memang tidak selalu dapat memahami rencana dan rancangan Tuhan, tetapi yakinlah Dia senantiasa menyediakan keindahan bagi orang yang takut akan Dia. (pg).