KEKUATAN DALAM KELEMAHAN

KEKUATAN DALAM KELEMAHAN

Dalam dunia ini sisi kuat dan sisi lemah saling erat mengikat.  Tak ada satupun di dunia ini yang benar-benar kuat dan sebaliknya.  Dalam kelemahan selalu ada kekuatan dan dalam kekuatan pasti ada kelemahan.  Gambaran indah ini dituliskan dalam Mazmur 100, sebuah mazmur yang dinyanyikan dengan penuh syukur dalam ibadah. Mazmur 100:3 mengatakan,”Ketahuilah bahwa TUHAN, Dia adalah Allah. Dia yang menjadikan kita, dan kita ini milik-Nya. Kita ini umat-Nya, dan domba-domba gembalaan-Nya.

Mazmur ini berisi pengagungan akan kebesaran Tuhan yang menciptakan manusia.  Dialah Tuhan yang tak terukur, tak terpikirkan dan tak terduga oleh ciptaan-Nya.  Karena keagungan-Nya maka bila Tuhan tak memperkenalkan diri-Nya, manusia tak akan mampu mengenal-Nya. Dialah Sang Pemilik dan Tuan yang memelihara ciptaan-Nya dengan setia.  Ada gambaran yang menarik dituliskan oleh pemazmur tentang manusia yaitu ia digambarkan seperti domba milik Tuhan.  Gambaran spiritual yang sungguh indah karena domba adalah binatang yang lemah, sebagaimana spiritual manusia yang juga selemah itu.  Namun keadilan Tuhanlah membuat domba juga memiliki kekuatan dibalik segudang kelemahannya.  Lalu apa kekuatan seekor domba? Domba adalah makhluk yang mampu untuk setia kepada tuannya.  Ia mengenal dan mengikuti suara tuannya, seperti yang dikatakan Yesus, “Domba-domba-Ku mendengarkan suara-Ku. Aku kenal mereka, dan mereka mengikuti Aku.“(Yohanes 10:27).  Maka gembala pada masa itu melatih dombanya  sehingga domba itu mengenali suara gembala tersebut. Semenarik atau seberisik apapun suara asing memanggil, sang domba tak bergeming sebab hanya suara gembalanya yang dikenalinya, suara orang yang selalu memberi perhatian dan memeliharanya setiap hari.  Relasi  ini benar-benar kuat dan berlangsung sepanjang hidup sang domba.  Indah sekali bukan?

Keadilan Tuhan membuat Dia menciptakan dengan keseimbangan.  Manusia memang diciptakan dengan memiliki kelemahan dan keterbatasan namun Tuhan juga melengkapi manusia dengan  kekuatan. Maka janganlah jatuh dalam penyesalan diri karena kelemahan-kelemahan kita  karena selama kita memiliki relasi dengan Sang Gembala Agung, maka Dia akan menuntun untuk menemukan kekuatan kita.    Relasi antara kita dan Tuhan akan terjalin saat  kita mau belajar untuk mendengarkan suara-Nya dan bergantung dalam pemeliharaan-Nya.  Bersyukurlah karena kita diciptakan dengan memiliki kekuatan dalam kelemahan kita.  Bersyukurlah karena Tuhan yang Maha Besar mau menjalin relasi dengan kita.  (ASH)

Renungan Lainnya