DIGETARKAN OLEH FIRMAN TUHAN


Florence Nightingale (1820–1910)  adalah seorang perawat Inggris yang dikenal sebagai pelopor keperawatan modern. Ia lahir dalam keluarga kaya, tetapi memilih meninggalkan kenyamanan hidup untuk melayani orang sakit dan terluka.  Saat Perang Krimea (1853–1856), Florence bekerja tanpa lelah merawat tentara yang terluka, sering terlihat berjalan di lorong-lorong rumah sakit pada malam hari sambil membawa lampu, sehingga ia dijuluki “The Lady with the Lamp” (Wanita dengan Lampu).   Namun, pilihannya untuk menjadi perawat tidak mudah. Pada masa itu, profesi perawat dianggap pekerjaan rendahan, sehingga ia mendapat penolakan keras dari keluarganya. Meski demikian, ia merasa hatinya ” digetarkan ” oleh firman Allah, terutama Mazmur 37:5, “Serahkanlah hidupmu kepada TUHAN dan percayalah kepada-Nya, dan Ia akan bertindak.” Firman ini menjadi nyala api yang membakar semangatnya untuk terus maju, melampaui rintangan yang ada.
Yeremia 23:29 mengatakan,” “Bukankah firman-Ku seperti api, demikianlah firman TUHAN, dan seperti palu yang menghancurkan bukit batu?”.  Firman Tuhan bekerja dengan dahsyat dalam hidup kita, mengikis keegoisan, menghancurkan dosa, dan membentuk kita menjadi pribadi yang dikehendaki Allah.  Seperti Florence Nightingale, kita sering kali menghadapi “batu” ketakutan, kemalasan, atau penolakan. Namun, Firman Allah dapat menggetarkan hati kita, mengubah ketakutan menjadi keberanian, dan ketidakmampuan menjadi kekuatan.   Apakah Anda masih membiarkan hati Anda dingin dan tertutup? Izinkan firman Allah bekerja seperti api yang menghanguskan segala hal yang tidak diperkenan-Nya, sehingga kita bisa menjadi alat di tangan-Nya untuk melakukan pekerjaan besar.   Hati yang digetarkan oleh Firman Allah tidak akan pernah sama lagi. Firman-Nya seperti api yang memurnikan dan palu yang memecahkan kebekuan hati, menjadikan kita pribadi yang siap dipakai untuk kemuliaan-Nya.   Sebuah kalimat bijak mengatakan,“Ngidam kamulyaning urip, kudu wani nandhang prihatin” (kalau menginginkan kemuliaan hidup maka harus berani menghadapi kesulitan).  (sTy)

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *