John Wesley adalah seorang pengkhotbah dan pendiri gerakan Methodis yang mengalami perubahan besar dalam hidupnya karena teguran dari Firman Tuhan. Dalam salah satu perjalanan misinya ke Amerika, ia merasa gagal dan kehilangan arah. Sekembalinya ke Inggris, ia menghadiri sebuah pertemuan di Aldersgate Street, di mana seseorang sedang membaca tulisan Martin Luther tentang Surat Roma. Saat mendengar penjelasan tentang keselamatan oleh iman, ia merasa hatinya “sangat tergetar dan dipanaskan.” Teguran itu membuka matanya untuk melihat bahwa selama ini ia berusaha menyenangkan Tuhan melalui perbuatan semata tanpa sepenuhnya percaya kepada anugerah Allah. Perubahan itu membuat John Wesley dipakai Tuhan secara luar biasa untuk mengabarkan Injil kepada ribuan orang.
Teguran merupakan wujud kasih Allah yang menginginkan kita hidup dalam kebenaran. Firman Tuhan tidak hanya memaparkan dosa kita, tetapi juga menunjukkan jalan untuk memperbaiki diri. Dalam 2 Timotius 3:16 yang berbunyi,” “Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan, dan untuk mendidik orang dalam kebenaran.”, kita diingatkan bahwa teguran dari Firman bukan untuk menjatuhkan, melainkan untuk membangun dan mendidik kita dalam kebenaran. Ketika kita membaca Alkitab, biarlah hati kita terbuka untuk menerima teguran dengan kerendahan hati, sebab di baliknya ada kasih Allah yang ingin mengarahkan kita ke jalan yang benar. Firman Tuhan merupakan cermin yang jujur dan penuh kasih. Teguran yang Dia berikan bukan untuk menghukum, tetapi untuk membentuk kita memiliki karakter pribadi yang lebih baik di hadapan-Nya. Ingatlah sebuah kata bijak yang mengatakan,”cermin yang retak mungkin menyakitkan saat disentuh, tetapi ia tetap mengungkapkan kebenaran. Demikian pula dengan teguran Tuhan, mungkin pedih di hati kita, tetapi itu menyembuhkan.” (sTy)