SUKACITA DALAM PENCOBAAN

SUKACITA DALAM PENCOBAAN


IMG_256

Fanny Crosby, seorang penulis himne Kristen terkenal, menjadi buta akibat salah pengobatan  sejak ia masih bayi. Meski kehilangan penglihatannya, ia tidak pernah kehilangan sukacita hidup. Fanny Crosby menulis lebih dari 8.000 himne yang memuliakan Tuhan, termasuk lagu-lagu seperti “All The Way My Savior Leads Me” (KJ 408 Di Jalanku Ku Diiring), “Blessed Assurance ” (KJ No. 392 Kuberbahagia) dan “To God Be the Glory“.   Ketika ditanya apakah ia menyesali kebutaannya, Fanny  Crosby menjawab, “Jika saya punya pilihan, saya akan tetap memilih buta, karena ketika saya mati, wajah pertama yang akan saya lihat yaitu wajah Juru Selamat saya.” Jawaban ini mencerminkan iman dan sukacita yang luar biasa di tengah pencobaan.

Yakobus mengajarkan kita untuk memandang pencobaan sebagai sarana Tuhan untuk membentuk iman. Fanny Crosby merupakan kisah nyata bagaimana sukacita sejati tidak tergantung pada keadaan fisik atau materi, tetapi pada hubungan kita dengan Tuhan.  Pencobaan tidak selalu menyenangkan, tetapi dengan iman, kita dapat melihatnya sebagai kesempatan untuk bertumbuh. Fanny Crosby mengajarkan bahwa dalam setiap ujian, kita bisa memilih untuk bersyukur dan memuliakan Tuhan. Sukacita bukanlah ketiadaan masalah, melainkan kehadiran Tuhan yang memberi kekuatan dan pengharapan.  Setiap pencobaan merupakan kesempatan untuk mendekatkan diri kepada Tuhan. Seperti Fanny Crosby, kita dapat memilih untuk bersukacita dan memuliakan Tuhan, meskipun keadaan hidup kita tidak sempurna. Sebagaimana Rasul Yakobus mengatakan, “Saudara-saudaraku, anggaplah sebagai suatu sukacita, apabila kamu jatuh ke dalam berbagai-bagai pencobaan, sebab kamu tahu bahwa ujian terhadap imanmu itu menghasilkan ketekunan.”  (Yakobus 1:2). Iman yang kokoh membuat kita melihat pencobaan bukan sebagai beban, tetapi sebagai sarana untuk mengalami kasih dan kuasa Tuhan.  Tetesan air mata dalam pencobaan merupakan pupuk bagi sukacita yang sejati, sebab di balik badai, pelangi kasih Tuhan selalu setia menunggu. (sTy)

Renungan Lainnya