
HARAPAN. Sahabat, di awal bulan Desember 2024 saya menyempatkan diri berkomunikasi dengan beberapa teman melalui WA dan telepon. Saya ingin tahu apa yang menjadi harapan mereka di tahun baru 2025. Sebagian besar dari mereka menjawab: Di tahun baru 2025 perekonomian di negara kita dan dunia semakin membaik. Lapangan kerja semakin tersedia bagi Generasi Milenial dan Generasi Z. Semoga Pilkada Serentak pada tanggal 27 November 2024 menghasilkan para pemimpin yang mengedepankan NKRI dan kesejahteraan masyarakatnya. Bahkan ada diantara mereka yang mempunyai harapan agar Timnas Sepakbola kita dapat menjadi salah satu peserta World Cup di tahun 2026.
Ada cukup banyak orang memahami harapan sebagai impian belaka, sama seperti ucapan “Saya berharap sesuatu terjadi.” Akan tetapi itu bukan yang dimaksud Alkitab mengenai harapan. Definisi harapan yang alkitabiah adalah “pengharapan yang pasti.”
Harapan adalah sebuah bagian dari kehidupan orang benar yang teramat penting (Amsal 23:18). Tanpa harapan, kehidupan kehilangan maknanya (Ratapan 3:18; Ayub 7:6) dan di dalam kematian pun tidak ada harapan (Yesaya 38:18; Ayub 17:15).
Orang benar menaruh kepercayaan dan harapannya pada Allah sehingga ia akan dibantu (Mazmur 28:7), dan mereka tidak akan bingung, malu, atau kecewa (Yesaya 49:23). Orang benar, yang mempunyai harapan yang memercayai Allah, mempunyai keyakinan bahwa Allah melindungi dan membantu (Yeremia 29:11) dan mereka bebas dari ketakutan dan kecemasan (Mazmur 46:2-3).
Sahabat, ide harapan dalam Perjanjian Baru adalah kesadaran bahwa Kristus telah menggenapi janji Perjanjian Lama (Matius 12:21; 1 Petrus 1:3). Harapan kristiani berakar dalam iman dalam keselamatan illahi pada Kristus (Galatia 5:5). Harapan orang percaya diadakan oleh keberadaan Roh Kudus yang dijanjikan (Roma 8:24-25). Ialah harapan masa depan dimana orang mati dibangkitkan (Kisah Para Rasul 23:6), janji yang diberikan kepada Israel (Kisah Para Rasul 26:6-7), penebusan tubuh jasmani dan semua ciptaan (Roma 8:23-25), kemuliaan yang kekal (Kolose 1:27), kehidupan kekal dan warisan para orang saleh (Titus 3:5-7), kedatangan kembali Kristus (Titus 2:11-14), perubahan/transformasi menyerupai Kristus (1 Yohanes 3:2-3), keselamatan dari Allah (1 Timotius 4:10) atau sederhana saja, Kristus Sendiri (1 Timotius 1:1).
Dalam rangka menyambut masa adven di tahun 2024, saya mengajak Sahabat untuk membaca dam merenungkan surat Rasul Paulus kepada jemaat di Roma dengan topik: “Tatap Percaya dan Berharap”. Bacaan Sabda diambil dari Roma 4:18-22 dengan berfokus pada ayat 18.
Sahabat, ketika menjalani hidup ini terkadang tidak berjalan dengan baik ataupun tidak sesuai dengan yang kita harapkan, ada kalanya mengalami masalah, ataupun tantangan. Namun tidak perlu takut karena kita memiliki Yesus sebagai sumber pertolongan dan pengharapan. kita perlu percaya serta tetap berharap pada Tuhan saja karena kepercayaan di dalam Dia bukanlah sesuatu hal yang sia-sia, Tuhan akan memperhitungkan semua kepercayaan kita kepada-Nya.
Firman Tuhan mengisahkan tentang Abraham yang memiliki kepercayaan serta pengharapan penuh kepada Tuhan, dan menantikan janji Tuhan, sekalipun sudah tidak ada dasar lagi untuk berharap, namun Abraham terus percaya Tuhan pasti menepati janji-Nya dan memang pada akhirnya menggenapi perjanjian-Nya.
Begitu juga saat ini, walaupun sepertinya sudah tidak ada dasar lagi untuk berharap namun kita harus percaya bahwa Tuhan sanggup untuk melakukan perkara yang ajaib. Jangan pernah melepaskan iman percaya kita, sebab Tuhan bukanlah manusia yang seringkali mengingkari janji. Jangan pernah bimbang, Firman Tuhan mengatakan mereka yang bimbang tidak akan memperoleh apa pun. Juga dikatakan berbahagialah kita yang tidak melihat namun percaya. sekalipun saat ini kita belum melihat pertolongan Tuhan, tidak perlu khawatir, tetaplah percaya pada waktunya Tuhan pasti akan menolong kita. Di saat kita terus percaya pada Tuhan, maka kita akan melihat kuasa-Nya yang dinyatakan, sebab percaya adalah salah satu kunci untuk melihat dan menikmati mukjizat Tuhan,
Sahabat, selain itu, kita juga harus tetap kuat di dalam pengharapan, sebab hal itu akan menjadikan kita kuat dalam menjalani hari-hari ke depan. Jangan pernah hilang pengharapan, tidak peduli seberapa lamanya kita berharap pada Tuhan, tetaplah bertekun pada-Nya sampai pengharapan kita mewujud.
Jadikanlah pengharapan itu untuk kita meraih janji-janji-Nya. Untuk itu yang dibutuhkan: Tetap percaya kepada Tuhan Yesus saja. Mari di masa raya natal ini kita senantiasa tetap percaya dan berharap pada Tuhan selama-lamanya. Nantikanlah Dia berkarya dalam hidup kita. Tetaplah percaya dan berharap. Haleluya! Tuhan itu baik. Bersyukurlah!
Berdasarkan hasil perenunganmu dari bacaan kita pada hari ini, jawablah beberapa pertanyaan berikut ini:
- Pesan apa yang Sahabat peroleh dari hasil perenunganmu?
- Apa yang menjadi harapan Sababat saat ini bagi dirimu, keluargamu, dan gerejamu?
Selamat sejenak merenung. Simpan dalam-dalam di hati kita: Tetaplah percaya, pada waktunya Tuhan pasti akan menolong kita. (pg).