Menjadi Lengah
LENGAH. Sahabat, Bruce Lee, aktor laga terkenal dari Hong Kong era 1960-1970-an, pernah berkata demikian, ”Jangan pernah memalingkan matamu dari lawan, bahkan pada saat kamu dalam posisi menunduk!” Saat bertarung, lawan adalah fokus sasaran kita. Sekali saja kita lengah, ia akan dapat menjatuhkan kita dengan kekuatan yang mungkin tak pernah kita perkirakan. Sekalipun kita terpaksa harus menundukkan kepala, seperti kata Lee, pandangan kita harus tetap terarah pada lawan..
Pernahkah Sahabat menyesal karena menjadi lengah? Misalnya saja, ketika sedang berjalan, kamu tidak memerhatikan jalan yang kamu lalui karena asyik melihat dan bermain dengan HP, maka kamu sangat terkejut ketika kamu tiba-tiba terperosok masuk ke lubang selokan yang ada di jalan tersebut.
Dalam kehidupan sehari-hari, kadangkala kita juga lengah dalam berkomunikasi dengan Tuhan. Misalnya saja, menjelang bulan Desember biasanya kegiatan gereja dan jadwal pelayanan kita naik drastis, kemudian kita menjadi kelelahan, akibatnya kita sering tidak melakukan saat teduh pribadi.
Jadwal saat teduh kita sering terlewatkan begitu saja. kita lupa bersaat teduh ketika sedang sibuk atau kelelahan. Kita lupa untuk berkomunikasi dengan Tuhan dan merenungkan Firman-Nya. Kita tahu bahwa Tuhan tidak pernah lengah dalam menjaga dan menyertai kita, namun sebaliknya kita kadangkala lengah karena kesibukan dan kelelahan kita.
Lengah juga dapat muncul dalam bentuk kesombongan rohani. Kadangkala kita juga lupa berdoa sebelum melakukan suatu kegiatan atau suatu perjalanan. Kita merasa mampu mengerjakan segala sesuatunya sendiri. Akibatnya, kita lupa menyerahkan persoalan yang akan kita hadapi kepada Tuhan.
Sahabat, kita dapat menjadi lengah setiap saat, oleh karena itu kita harus selalu berhati-hati dan waspada, jangan lengah. Rasul Paulus mengingatkan: “Sebab itu siapa yang menyangka, bahwa ia teguh berdiri, hati-hatilah supaya ia jangan jatuh” (1 Korintus 10:12). Seringkali, kita merasa bahwa kita cukup aman sehingga kita lengah untuk terus intim dengan Tuhan. Kita perlu terus terjaga, karena di dunia ini penuh dengan tipu muslihat dan aneka jebakan.
Mari kita membaca dan merenungkan 1 Raja-raja 13:1-34 dengan berfokus pada ayat 18. Sahabat, ketaatan kepada Allah adalah suatu keputusan yang harus terus dilakukan selama orang percaya menjalani kehidupan di dunia. Selama manusia hidup khususnya bagi orang percaya, iblis akan terus mencobai supaya orang percaya tidak taat kepada Allah.
Kita tidak tahu pasti, mengapa abdi Allah dari Yehuda yang bersikukuh tidak mau dijamu Yerobeam, ternyata hatinya luluh dan menerima tawaran makan dan minum dari nabi tua yang tinggal di Betel.
Seorang nabi Yehuda yang Allah utus untuk menyampaikan pesan kepada Yerobeam jatuh dalam ketidaktaatan. Setelah beberapa kali dicobai, akhirnya karena kelengahannya, ia jatuh juga dalam ketidaktaatan yaitu melanggar perintah Allah.
Iblis memakai teman sejawatnya, seorang nabi juga untuk menyampaikan pesan Tuhan kepadanya. Suatu pesan bohong atau tidak benar. Karena kelengahannya yaitu percaya kepada teman sejawatnya, tanpa mengecek kebenaran pesan tersebut, nabi Yehuda mati diterkam singa (Ayat 24).
Jangan lengah dan ujilah setiap pesan yang disampaikan. Tidak semua pesan yang disampaikan berasal dari Tuhan. Sekalipun yang menyampaikan seorang yang kita kenal dan mengatasnamakan Tuhan. Iblis tidak pernah berhenti mencobai kita. Keintiman dan kedekatan dengan Tuhan akan membuat kita tahu dan peka dengan suara dan pesan Tuhan. Waspadalah! Waspadalah! JANGAN MENJADI LENGAH! Haleluya! Tuhan itu baik. Bersyukurlah!
Berdasarkan hasil perenunganmu dari bacaan kita pada hari ini, jawablah beberapa pertanyaan berikut ini:
- Pesan apa yang Sahabat peroleh berdasarkan hasil perenunganmu?
- Apa yang Sahabat pahami dari ayat 18?
Selamat sejenak merenung. Simpan dalam-dalam di hati: Mukjizat terbesar Allah bagi kita ialah dengan mengubah para pendosa yang pantas dibinasakan menjadi anak-anak-Nya yang terkasih. (pg).