Sourced from God
MAZMUR 44. Sahabat, Sahabat, mungkinkah kita memiliki iman yang tidak mudah goyah? Sangat mungkin. Kita akan belajar melalui pengalaman Pemazmur. Mazmur 43 dibagi menjadi empat bagian. Bagian pertama, Pemazmur mengingat akan kemurahan dan karya Tuhan atas bangsa Israel di masa yang lampau. Bagaimana dengan kekuatan kuasa Tuhanlah, maka bangsa itu beroleh kemenangan (Ayat 1-9).
Bagian kedua, Pemazmur memaparkankehancuran dan hukuman dari Tuhan atas bangsanya (Ayat 10-17). Pada bagian ketiga, Pemazmur menyatakan keteguhan diri dan bangsanya kepada Tuhan. Sekalipun tangan Tuhan menekan dan meremukkan mereka, namun mereka tidak berpaling daripada-Nya (Ayat 18-22). Pada bagian keempat, Pemazmur menyatakan seruan permohonan kepada Tuhan agar segera menolong mereka (Ayat 23-27).
Apa yang membuat Pemazmur tidak meninggalkan Tuhan di tengah kesesakan yang dialami bangsanya? Pertama, Pemazmur menyadari bahwa kehidupan dirinya dan bangsanya dikarenakan kekuatan kuasa tangan Tuhan (Ayat 2-9, 10-15). Selain itu, Pemazmur sadar, baik senang maupun susah, baik menang ataupun kalah, Tuhan berkuasa mengatur hidupnya.
Kedua, Pemazmur mengenal siapa Tuhan yang disembah olehnya dan bangsanya (Ayat 5). Perhatikan perubahan kata “kami” di ayat 2 menjadi “-ku” di ayat 5. Pemazmur mengenal Allahnya bukan hanya sebagai Allah bangsanya, melainkan sebagai Allahnya pribadi. Ia mengenal Allah bukan karena apa kata bangsanya, melainkan ia mengalami Allah dalam hidupnya. Karena itulah ia berseru “Rajaku dan Allahku” (Ayat 5).
Pengenalan dan iman kepada Allah secara personal sangatlah penting, karena kita benar-benar memiliki relasi intim dengan Allah yang kita sembah. Sekalipun kenyataan hidup meremukkan hati, iman kita tidak akan mudah goyah. Sebab, Allah yang kita sembah adalah Allah yang punya kuasa untuk mendatangkan kebaikan bagi setiap orang yang mengasihi-Nya.
Syukur kepada Tuhan, hari ini kita dapat melanjutkan belajar dari kitab Mazmur dengan topik: “Sourced from God (Bersumber dari Tuhan)”. Bacaan Sabda diambil dari Mazmur 44:1-27 dengan berfokus pada ayat 7-8. Sahabat, Serena Williams merupakan seorang Afro-Amerika yang lahir 26 September 1981 di Saginaw, Michigan, Amerika Serikat. Ia adalah salah seorang petenis puteri terhebat di muka bumi ini. Di bulan Januari 2017 Serena mengukir sejarah baru yaitu merebut gelar grandslam-nya yang ke-23 di Australia Open 2017 setelah mengalahkan Venus Williams (kakak kandungnya) dalam partai all Williams final dengan skor 6-4 6-4. Itu berarti Serena berhasil melewati rekor sang legenda tenis asal Jerman, Steffie Graff, yang mengoleksi 22 gelar grandslam di sepanjang karirnya. Luar biasa!
Meraih kemenangannya adalah impian setiap olahragawan yang biasanya memiliki semboyan vini vidi vici, yang berasal dari bahasa Latin klasik veni, vidi, vici yang artinya: Saya datang, saya melihat, saya menang. Awalnya kata-kata ini digunakan dalam pesan Julius Caesar, seorang jenderal dan konsul Romawi pada tahun 47 SM yang disampaikan pada senat Romawi. Kata-kata tersebut menggambarkan kemenangannya dalam pertempuran Zela atas Pharnaces II dari Pontus.
Sesungguhnya tak seorang pun olahragawan yang mau mengalami kekalahan dalam setiap kejuaraan yang diikutinya, karena setiap kemenangan selalu mendatangkan kebanggaan tersendiri, apalagi kemenangan itu diraih dalam kejuaraan yang bertaraf internasional.
Sahabat, dalam menjalani kehidupan yang penuh dengan tantangan dan liku-liku ini setiap orang pasti berharap mampu melewati hari-hari dengan sebuah kemenangan. Bagi orang percaya hidup berkemenangan bukanlah sekadar impian atau isapan jempol belaka, melainkan sebuah janji yang pasti dari Tuhan: “Tetapi dalam semuanya itu kita lebih dari pada orang-orang yang menang, oleh Dia yang telah mengasihi kita.” (Roma 8:37).
Tuhan telah membuka jalan kemenangan bagi umat-Nya melalui pengorbanan-Nya di atas kayu salib, yang oleh-Nya kita dibebaskan dari kutuk dosa dan diselamatkan. Orang percaya bukan lagi menjadi orang-orang yang kalah, melainkan umat pemenang! Kemenangan orang percaya merupakan KEMENANGAN yang BERSUMBER DARI TUHAN, ketika memiliki penyerahan diri penuh kepada Tuhan dan mengandalkan-Nya! Haleluya! Tuhan itu baik. Bersyukurlah!
Berdasarkan hasil perenunganmu dari bacaan kita pada hari ini, jawablah beberapa pertanyaan berikut ini:
- Pesan apa yang Sahabat peroleh dari hasil perenunganmu?
- Apa yang Sahabat pahami dari ayat 18?
Selamat sejenak merenung. Simpan dalam-dalam di hati: Kasih setia Tuhan berkuasa untuk membebaskan kita dari segala penderitaan, asalkan kita tetap setia kepada-Nya. (pg).