Tuhan Tidak Pernah Ingkar Janji
MERPATI TAK PERNAH INGKAR JANJI. Itu merupakan judul lagu yang dinyanyikan oleh Paramitha Rusady yang menjadi soundtrack dari film “Merpati Tak Pernah Ingkar Janji” yang dirilis pada tahun 1986. Film tersebut merupakan film arahan sutradara Wim Umboh dan dibintangi oleh Paramitha Rusady dan Adi Bing Slamet. Film ini diadaptasi dari novel dengan judul yang sama karya Mira W.
Dikisahkan dalam film tersebut, Maria (Paramitha Rusady) sejak kecil diarahkan ayahnya untuk menjadi biarawati. Akibat pengarahan yang kaku oleh ayahnya, Maria selalu merasa serba salah. Ia jatuh cinta pertama dengan Guntur (Adi Bing Slamet), tetapi Maria akhirnya tetap menjadi biarawati juga.
Mari kita membaca dan merenungkan Yosua 21:43-45 dengan berfokus pada ayat 45. Sahabat, kita hidup dalam dunia yang dibanjiri dengan janji. Televisi dan media sosial, menjadi corong janji itu diumbar.
Namun sering kali, tebaran janji itu hanya semu. Janji itu akan terpenuhi kalau kita memenuhi syarat yang disodorkannya. Kita terlebih dahulu harus membayarkan sejumlah uang baru kemudian janji itu bisa dirasakan. Bahkan, sering janji itu memanipulasi syarat-syaratnya. Akibatnya, siapa saja yang tidak cermat malah menjadi tertipu.
Sahabat, manusia sering lupa akan janjinya. Banyak orang berjanji tetapi ternyata tidak menepatinya. Manusia dengan berbagai alasan mengingkarinya. Akibatnya kita kecewa dengan janji dan akhirnya apatis dengan janji.
Tetapi tidak demikian dengan Tuhan. Kalau Tuhan berjanji pasti akan menepatinya. Tuhan berjanji kepada nenek moyang bangsa Israel untuk memberikan Tanah Perjanjian. Sekalipun nenek moyang mereka sudah tidak ada, janji Tuhan tetap berlaku untuk keturunan mereka.
Sahabat, bacaan kita berbicara tentang janji. Tuhan selalu menepati janji-Nya. Dia tidak mengajukan syarat yang manipulatif. Sebaliknya, syarat pemenuhan janji-Nya cukup sederhana: Melakukan perintah-Nya.
Contoh yang paling awal adalah Abraham. Tuhan menjanjikan kepadanya tanah perjanjian asalkan Abraham mau bertindak sesuai firman-Nya. Hal serupa terjadi kepada bangsa Israel. Selama Israel taat pada perintah Tuhan, maka penyertaan dan penggenapan janji-Nya pasti nyata. Tuhan akan membuat semua hal menjadi mudah. Bahkan, jika tantangan musuh datang, mereka tidak akan tahan berdiri menghadapi Israel (Ayat 43-45). Tuhan menjamin keamanan bangsa Israel.
Sahabat, relasi dengan Tuhan ternyata cukup sederhana, walau sulit dalam praktik. Kita berhubungan dengan Dia dijembatani oleh janji-Nya dan ketaatan. Dua hal ini harus berjalan seimbang sama seperti antara hak dan kewajiban. Kita akan mendapatkan hak jika sudah melaksanakan kewajiban. Prinsip ini tidak bisa dibalik. Jika kita mengklaim janji-Nya, maka perintah-Nya pun harus kita eksekusi. Pendeknya, mukjizat itu nyata jika firman-Nya pun dilaksanakan. Hanya ketaatan kita yang bisa membuat Tuhan bertindak, bukan uang, korban, atau “sogokan” lainnya.
Pertanyaan kita sekarang adalah bagaimana kedua aspek ini menjadi seimbang dalam kehidupan kita? Apakah kita hanya merengek menuntut janji-Nya, namun kita lupa menjalani kewajiban? Bagian kita hanyalah TAAT karena Tuhan pasti setia dalam janji-Nya. Yakinlah, Tuhan tidak pernah ingkat janji. Haleluya! Tuhan itu baik. Bersyukurlah!
Berdasarkan hasil perenunganmu dari bacaan kita pada hari ini, jawablah beberapa pertanyaan berikut ini:
- Pesan apa yang Sahabat peroleh dari hasil perenunganmu?
- Apakah Sahabat pernah kecewa dengan janji Tuhan? Apa yang harus Sahabat lakukan sambil menunggu janji Tuhan digenapi dalam hidupmu?
Selamat sejenak merenung. Simpan dalam-dalam di hati: Sambil menunggu waktu Tuhan menggenapi janji-Nya, jangan tinggal diam, berusalah melakukan perintah-perintah-Nya. (pg).