Sacred Pause: Resting the Spirit

Sacred Pause: Resting the Spirit

Mari kita membaca dan merenungkan Matius 11:28: “Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu.”

Di era modern saat ini, kehidupan berjalan dengan kecepatan yang luar biasa. Kemajuan teknologi telah mengubah cara kita berkomunikasi, bekerja, dan hidup. Informasi terus mengalir tanpa henti, dan kita sering kali merasa terjebak dalam tuntutan untuk selalu terhubung, responsif, dan produktif. Budaya serba cepat ini, meskipun membawa banyak manfaat, juga menimbulkan beban yang berat bagi jiwa. 

Kelelahan emosional dan spiritual menjadi hal yang biasa di tengah kesibukan ini. Dalam konteks ini, istilah “Sacred Pause” atau jeda suci menjadi semakin relevan. Sacred Pause adalah momen yang kita ambil untuk berhenti sejenak dari hiruk-pikuk dunia, untuk merenung dan menyegarkan kembali roh kita di hadapan Tuhan. Ini bukan sekadar istirahat fisik, tetapi juga istirahat yang mendalam bagi jiwa, “Resting the Spirit”. Pada saat kita mengizinkan diri kita untuk berhenti dan mendekat kepada Tuhan, kita menemukan kelegaan yang sejati seperti yang dijanjikan Yesus dalam Matius 11:28.

Yesus mengundang kita yang letih lesu dan berbeban berat untuk datang kepada-Nya. Ini adalah panggilan yang penuh kasih untuk melepaskan segala beban kita dan menemukan kedamaian yang tidak dapat diberikan oleh dunia. Resting the Spirit berarti menyerahkan segala kekhawatiran, ketakutan, dan stres kita kepada Tuhan. Ini adalah tindakan iman di mana kita memilih untuk memercayakan hidup kita kepada-Nya, percaya bahwa Dia mampu memberikan kelegaan yang kita butuhkan.

Namun, mengambil Sacred Pause dalam kehidupan modern bukanlah hal yang mudah. Budaya kita cenderung memandang kesibukan sebagai tanda produktivitas dan keberhasilan. Ada tekanan sosial untuk terus bergerak maju, dan seringkali kita merasa bersalah jika berhenti sejenak. Ini menjadi tantangan besar bagi orang Kristen masa kini, bagaimana kita dapat menemukan waktu untuk beristirahat dalam Tuhan di tengah segala tuntutan hidup?

Untuk bisa melakukan Sacred Pause, kita perlu memprioritaskan waktu untuk berdiam diri di hadapan Tuhan. Ini bisa berupa waktu doa, membaca Alkitab, atau hanya duduk dalam keheningan, merenungkan kasih dan kebaikan-Nya. Tantangannya adalah bagaimana kita melawan dorongan untuk selalu aktif dan memilih untuk taat pada ajakan Tuhan untuk beristirahat.

Sebagai orang percaya, kita dipanggil untuk menjaga kesehatan spiritual kita. Sacred Pause adalah BAGIAN PENTING  dari KEHIDUPAN yang SEIMBANG,  DI mana kita tidak hanya fokus pada pekerjaan dan tanggung jawab, tetapi juga pada pemulihan jiwa kita. Kita perlu ingat bahwa kedamaian sejati hanya dapat ditemukan dalam kehadiran Tuhan.

Saudaraku, Matius 11:28 mengajarkan kita bahwa kelegaan sejati datang saat kita melepaskan beban kita kepada Yesus. Ini adalah panggilan untuk mengandalkan Dia, bukan pada kekuatan kita sendiri. Di tengah tantangan kehidupan modern, mari kita berkomitmen untuk secara teratur mengambil Sacred Pause, menemukan ketenangan di dalam Tuhan, dan membiarkan roh kita diperbarui. Hanya dengan demikian kita dapat menjalani hidup yang sehat secara spiritual, siap menghadapi setiap tantangan dengan hati yang tenang dan penuh percaya. (EBWR)

Renungan Lainnya