Saudaraku, Kejadian 24:10: “Kemudian hamba itu mengambil sepuluh ekor dari unta tuannya …”. Ini merupakan sebuah ayat yang biasa-biasa saja di kitab Kejadian, ketika hamba Abraham disuruh oleh Abraham pergi ke negeri Aram-Mesopotamia, asal Abraham, mencarikan calon istri bagi Ishak.
Akhirnya hamba ini tiba di pinggiran kota di Aram, di dekat sebuah sumur. Lalu dia berdoa: “Kiranya ada seorang anak gadis yang mau memberikan air minum dari buyungnya, dan anak gadis itulah yang akan menjadi calon istri bagi Ishak, anak Abraham.”
Benarlah … Datang seorang anak gadis yang sangat cantik parasnya, mengambil air dari sumur dari buyungnya. Hamba itu minta minum. Setelah ia selesai memberi hamba itu minum, anak gadis itu berkata: “Baiklah untuk unta-untamu juga kutimba air, sampai semuanya puas minum.” Kemudian segeralah anak gadis ini menuangkan air yang di buyungnya itu ke dalam palungan, lalu berlarilah ia sekali lagi ke sumur atau mata air untuk menimba air dan ditimbanyalah untuk semua unta orang itu (Kejadian 24:20). Ya cerita yang nampak biasa-biasa saja.
Nah, ada sepuluh ekor unta, berapa banyak air yang dapat diminum oleh seekor unta? Ini di Wikipedia, unta memiliki penyimpanan air yang berada di punuknya. Punuk tersebut mengandung sekitar 40 kg lemak yang menjadikan unta mampu berjalan lama tanpa makan dan minum. Dalam sepuluh menit, unta mampu meminum air sebanyak ⅓ berat badannya. Artinya, seekor unta mampu meminum 130 liter air dalam sekali minum.
Ada 10 ekor unta, berarti semuanya akan minum 1.300 liter air. Nah anak gadis yang sangat cantik parasnya ini, kita tahu selanjutnya bahwa ia bernama Ribka, menimba air memakai buyung. Berapakah besar buyung yang dibawa Ribka, apalagi Ribka menurut website di JWA.org (Jewish Women’s Archive, Amerika) berusia sekitar 14 tahun.
Jelas kalau 1 buyung air itu seperti galon Aqua yang isi 19 liter, tentu Ribka sudah kepayahan memikulnya setiap hari dari sumur ke rumahnya, jadi yang dibawa Ribka boleh jadi kendi yang cukup besar, yang menampung sekitar 4 liter air, beratnya sekitar 5 kg termasuk kendi. Jika Ribka memakai kendi untuk mengambil air minum bagi 10 ekor unta yang minum 1.300 liter air, berarti dia mesti bolak-balik mengambil air dari sumur lalu menuangkan ke palungan unta sebanyak 300 kali!
Zaman itu belum ada pompa listrik Sanyo atau pompa air Dragon yang mudah menyalurkan air, jadi menimba air 300 kali pasti perlu waktu 2-3 jam lebih.
Melihat pelayanan Ribka, hamba Abraham memberikan anting-anting dan gelang emas yang dibawanya kepada Ribka dan dia menemui orangtua Ribka untuk melamarnya, kemudian Ribka dibawa pulang menemui Abraham untuk dijodohkan dengan Ishak.
Ribka yang memberi minum 10 ekor unta dan akhirnya dijodohkan dengan Ishak menjadi sangat penting, karena hari ini kita mudah menemukan di google ada banyak website dan tafrsir sesat yang mengolok-olok usia Ribka saat dijodohkan dengan Ishak, yang mengatakan saat itu Ribka usianya 3 tahun, karena katanya di usia 3 tahun pada zaman itu sudah umum seorang anak gadis dikawinkan. Jelaslah Ribka yang mampu memberi minum untuk 10 ekor unta tidaklah dapat dilakukan oleh seorang anak usia 3 tahun.
Bila kita baca di Kejadian 27:46, kita akan membaca curahan hati Ribka kepada Ishak mengenai Esau yang telah mengambil beberapa orang istri dari kaum Het, yang dikenal kafir: “Aku telah jemu hidup karena perempuan-perempuan Het itu; jikalau Yakub juga mengambil seorang isteri dari antara perempuan negeri ini, semacam perempuan Het itu, apa gunanya aku hidup lagi?”
Syukur kepada Tuhan, dengan sigap Ishak segera merespons curahan hati Ribka: Kemudian Ishak memanggil Yakub, lalu memberkati dia serta memesankan kepadanya, katanya: “Janganlah mengambil isteri dari perempuan Kanaan. Bersiaplah, pergilah ke Padan-Aram, ke rumah Betuel, ayah ibumu, dan ambillah dari situ seorang isteri dari anak-anak Laban, saudara ibumu. …” (Kejadian 28:1-2).
Saudaraku, renungan bagi kita, sebagai orangtua, apakah kita memerhatikan kehidupan anak-anak kita dalam mencari pasangan hidup? Apakah kita biarkan anak-anak kita mencari calon pasangan hidup dari kalangan orang yang di luar keselamatan Kristus? Bersediakah kita menjadi pendoa dan pemdamping bagi anak-anak kita dalam pergumulan mereka untuk mendapatkan pasangan hidup?
Mari kita renungkan dengan hati dan pikiran yang bening nasihat Rasul Paulus kepada jemaat di Korintus ini: “Janganlah kamu merupakan pasangan yang tidak seimbang dengan orang-orang yang tak percaya. Sebab persamaan apakah terdapat antara kebenaran dan kedurhakaan? Atau bagaimanakah terang dapat bersatu dengan gelap? Persamaan apakah yang terdapat antara Kristus dan Belial? Apakah bagian bersama orang-orang percaya dengan orang-orang tak percaya?” (2 Korintus 6:14-15). (Surhert).