GELISAH vs PERCAYA

GELISAH vs PERCAYA

Saudaraku, kegelisahan diberikan Tuhan kepada manusia untuk menjadi mekanisme bertahan hidup.  Gelisah membuat manusia tidak nyaman dan berhati-hati.  Gelisah menjadi alarm batin manusia untuk waspada dan tak lalai.  Rasa gelisah yang amat sangat dirasakan para murid saat Yesus “berpamitan” kepada mereka.  Mari merenungkan Yohanes 14:1-4

Kegelisahan yang dirasakan Petrus saat Yesus “berpamitan” ternyata juga dirasakan murid yang lain.  Selama ini mereka selalu bersama dalam suka dan duka dan mendadak setelah makan Paskah, Yesus berkata bahwa Ia akan pergi.  Bagaikan petir menyambar di siang bolong.  Itulah sebabnya mereka mulai bertanya dan bahkan berjanji muluk.  Murid yang mengungkapkan kegelisahan itu adalah Petrus, Tomas dan Filipus.  Yesus berusaha menenangkan mereka dengan menyatakan :

  1. Tak perlu gelisah.

Kata gelisah berarti takut, khawatir, hancur, tertekan dan campur aduk.  Tidak ada ketenangan dalam kegelisahan.  Para murid gelisah karena mereka merasa akan ditinggalkan sendiri, sementara situasi yang akan dihadapi bukan situasi yang mudah.  Selama ini Sang Guru menjadi pelindung dan bahkan bisa membungkam mereka yang memusuhi.  Kalau Guru pergi, bagaimana nasib mereka?  Mereka sudah meninggalkan semua demi mengikut Yesus, mengapa Dia malah pergi ke tempat yang tak akan bisa mereka ikuti?  Tentu saja mereka gelisah setengah mati karena memikirkan masa depan mereka.  Namun Yesus melarang mereka gelisah.

  1. Percaya kepada Allah dan kepada Dia

Satu-satunya cara mengatasi gelisah adalah percaya.  Yesus mengarahkan para murid untuk percaya kepada Allah yang berkuasa melindungi nyawa mereka dan percaya kepada pribadi Yesus sendiri yang mengatakan semua itu.  Yesus menyuruh para murid untuk mengalihkan energi negatif kegelisahan kepada hal yang positif: Kepercayaan kepada Yang Dapat Dipercaya.  INILAH IMAN.  Tak disangkal mereka akan berhadapan dengan situasi yang berat, namun rasa percaya akan membuat mereka tetap bertahan dalam keadaan apapun karena Sang Penguasa Semesta ada di pihak mereka.

Saudaraku, ada banyak alasan orang gelisah pada saat ini , seperti yang murid Yesus rasakan.  Salah satunya adalah rasa sendiri menghadapi masalah.  Memang mungkin ada banyak kolega dan ada pasangan hidup yang menemani namun tidak semua hal dapat dipahami mereka. Saat rasa sendiri itu muncul dan kegelisahan mencengkeram, belajarlah PERCAYA kepada TUHAN.  

Manusia mencoba mengatasi kegelisahan dengan banyak pertanyaan untuk menerima keadaan dengan logika, namun Tuhan menginginkan manusia untuk percaya kepada-Nya.  Penulis Amsal mengatakan ”Percayalah kepada TUHAN dengan sepenuh hatimu, dan janganlah mengandalkan pengertianmu sendiri.” (Amsal 3:5, BIS).  

Saudaraku, bukan berarti Tuhan menghalangi manusia untuk menganalisis masalah dengan logika, namun Tuhan menginginkan manusia tetap memercayai kekuasaan dan otoritas-Nya yang berada diatas semua analisis itu.  Tidak mudah untuk percaya, namun Tuhan akan menolong umat untuk melakukannya.  Masih juga gelisah??? LAWANLAH DENGAN PERCAYA.  Selamat bertumbuh dewasa. (Ag)

Renungan Lainnya