The Cleansing Flow

The Cleansing Flow

Saudaraku, dalam perjumpaan kita yang pertama, mari ini kita merenungkan Mazmur 1:1-6 dengan penekanan pada ayat 3: “Ia seperti pohon, yang ditanam di tepi aliran air, yang menghasilkan buahnya pada musimnya, dan yang tidak layu daunnya; apa saja yang diperbuatnya berhasil. 

Seorang nenek yang berumur 90 tahun, baru  saja mendapatkan hadiah kesetiaan dari Gereja, karena satu kali pun tidak pernah izin dari ibadah hari Minggu.

Ketika pulang, Sang Cucu yang  beberapa kali mengantar neneknya bertanya kepada neneknya : “Mengapa Nenek sangat suka datang ke gereja? Apa nenek bisa mengikuti puji-pujian yang dinaikkan (karena banyak lagu-lagu baru) dan mengerti tentang Firman Tuhan yang disampaikan?” 

Sang Cucu bertanya, karena dia tahu betul neneknya sudah sulit untuk mendengar dan melihat dengan baik.

Dengan tersenyum, Sang Nenek hanya menyuruh Sang Cucu mengambilkan sebuah tas belanja yang terbuat dari anyaman, lalu meminta cucunya untuk mengambilkan air menggunakan tas anyaman tersebut, dan menuangkannya dalam sebuah ember.

Beberapa kali Sang Cucu mengambil air tersebut, tetapi airnya selalu tidak terisi dengan penuh (airnya selalu tercecer karena banyak lubang dari tas anyaman tersebut).

Tiga puluh menit berlalu, Sang Cucu mulai kelelahan, hingga berkata kepada neneknya: “Mengapa Nenek menyuruh saya melakukan hal yang tidak berguna ini?  Saya bahkan tidak tahu sampai kapan air dalam ember ini akan penuh karena air yang saya bawa dalam tas anyaman ini banyak yang tercecer, habis dalam perjalanan.”

Dengan lembut Sang Nenek itu berkata, “Mengapa kamu berkata apa yang kamu lakukan itu tidak berguna? Coba sekarang  kamu lihat apa yang terjadi di dalam tas anyaman tersebut?”

Dengan kaget, cucunya berkata:  “Nek, tasnya jadi bersih, tadinya kotor karena selalu dipakai untuk belanja di pasar.”

Nenek tersebut lalu menjelaskan kepada cucunya: “Demikian juga dengan hidup rohani kita. Mungkin benar apa yang  kamu katakan, kalau nenek tidak bisa mengikuti nyanyian dengan baik. Banyak lagu-lagu yang nenek tidak tahu. Sama halnya dengan Firman yang disampaikan Bapak Pendeta, nenek memang tidak paham, karena nenek tidak bisa mendengar dengan baik. Tapi tahukah Cu, seperti tas yang kamu pakai untuk mengambil air terus menerus, demikian juga dengan hati nenek yang selalu disirami dengan pujian dan kebenaran Firman Tuhan, akan dibersihkan  hingga bersih.”

Dari cerita tersebut kita bisa belajar bahwa pujian dan kebenaran Firman Tuhan adalah alat yang bisa kita gunakan untuk membersihkan hati dan pikiran kita dari hal-hal yang jahat.

Seperti janji-Nya di dalam Mazmur pasal 1, akan ada perbedaan dari orang-orang yang mau menyediakan waktu untuk Tuhan (orang benar), dengan orang yang selalu sibuk dengan dirinya sendiri (orang fasik).

Orang benar hidupnya akan selalu berbuah dan menjadi kesukaan (berkat) bagi banyak orang, sebaliknya orang fasik hanya akan menjadi batu sandungan bagi banyak orang.

Kiranya pujian yang kita naikkan kepada Tuhan dan Firman Tuhan yang kita baca serta merenungkan setiap hari akan seperti aliran yang terus menerus membersihkan hati dan pikiran kita.

Perenungan :

Apakah kita mau senantiasa menyediakan waktu untuk memuji dan merenungkan Firman Tuhan setiap hari?

Pesan:

Bagi kakak, adik, dan anak-anak yang ingin belajar musik dan vokal, silakan bergabung dengan Sekolah Musik Christopherus. Hubungi HP.: 081292081227.  

(Inthan)

Renungan Lainnya

EMAS