ORANG FASIK. Sahabat, dari beberapa sumber saya memperoleh informasi bahwa Alkitab menyebut “orang fasik” sebagai orang yang terpisah dari Tuhan. Kefasikan adalah keadaan tercemar oleh dosa. Menjadi fasik berarti bertindak dengan cara yang bertentangan dengan sifat Tuhan, secara aktif menentang Tuhan dalam ketidaktaatan, atau mengabaikan Tuhan secara tidak hormat. Alkitab sering kali berbicara tentang “daging” yang mengacu pada hal-hal yang berasal dari sifat berdosa kita. Perbuatan daging dan keinginan dunia masuk dalam kategori kefasikan.
Orang fasik menurut Alkitab adalah mereka yang berdosa namun tidak mau mengakui dosanya. Dalam arti lain, orang fasik disebut juga sebagai orang yang tidak beriman. Mereka mengetahui keberadaan Tuhan, namun enggan mematuhi firman-Nya.
Mengutip dari buku Menyingkap Tabir Kuasa Kegelapan karya Yerri B. Kana (2011), orang fasik tidak memiliki rasa takut kepada Allah. Dalam Mazmur 36:2 disebutkan: “Dosa bertutur di hati orang fasik, rasa takut pada Allah tidak ada dalam orang itu.” Mazmur 36 juga menjelaskan bahwa perkataan dari mulut orang fasik hanyalah kejahatan dan tipu daya. Mereka menempatkan dirinya di jalan kesesatan dan selalu melakukan tindakan kejahatan.
Dengan kata lain, orang fasik menurut Alkitab adalah orang yang berkompromi dengan dosa dan tidak menolak segala praktik kejahatan. Orang fasik adalah mereka yang tidak mengenal Tuhan melalui Yesus Kristus. Mereka telah menolak Anak Allah dan tetap berada dalam dosa mereka.
Hari ini kita akan melanjutkan belajar dari kitab Zakharia dengan topik: “Stay Away from A Bad and Wicked Life (Menjauhi Hidup yang Jahat dan Fasik)”. Bacaan Sabda diambil dari Zakharia 5:5-11. Sahabat, kejahatan apalagi yang harus dibereskan dalam kehidupan umat Yehuda? Penglihatan ketujuh tentang perempuan dalam gantang. Itu menjelaskan tentang kejahatan umat Yehuda, khususnya mengenai kefasikan. Alasannya, mereka masih menggantikan Allah dengan para Baal dan dewa. Itulah alasan mengapa Allah menyampaikan firman-Nya kepada Zakharia.
Zakharia melihat sebuah gantang dengan tutup, yang terbuat dari timah, sedang terangkat (Ayat 6). Dalam terjemahan lain, gantang adalah keranjang pengukur (measuring basket). Malaikat mengatakan isi gantang itu adalah kejahatan. Disebutkan juga, seorang perempuan sedang duduk dengan nyaman di dalamnya (Ayat 7). Penglihatan ini, tampaknya, mengandung pesan: Jika kejahatan dilakukan dan tidak dibereskan, orang akan merasa nyaman dengan kejahatan itu. Semakin tenggelam dalam kejahatan, malaikat menilai telah terjadi kefasikan (Ayat 8).
Selanjutnya, Zakharia melihat dua perempuan yang bersayap seperti burung ranggung (Ayat 9). Mereka mengangkut gantang itu menuju tanah Sinear dengan sayap didorong angin (Roh Allah). Gantang itu dibuang kembali ke negeri Babilonia. Di sanalah kejahatan akan membangun rumahnya sendiri. Kejahatan dan kefasikan dimusnahkan oleh kuasa Allah.
Allah bisa saja membiarkan umat-Nya tetap terbuang di Babilonia. Akan tetapi, Dia tidak melakukan itu karena janji-Nya kepada umat Yehuda. Allah telah menjanjikan sebuah kehidupan baru bagi mereka. Oleh sebab itulah, kejahatan dan kefasikan umat-Nya harus dihapuskan.
Sahabat, setiap hari, kita menikmati pimpinan Allah. Ketika menyadari dosa dan kesalahan, biasanya kita berjanji untuk tidak melakukannya lagi. Namun, acap kali kita malah gagal memenuhi janji itu. Untuk itu, kita membutuhkan bimbingan Allah. Tanpa itu, usaha kita akan sia-sia dan terus-menerus menemui kegagalan. Selain itu, kita juga harus bertekad agar hidup dengan cara yang berbeda dari dunia. Haleluya! Tuhan itu baik. Bersyukurlah!
Berdasarkan hasil perenunganmu dari bacaan kita pada hari ini, jawablah beberapa pertanyaan berikut ini:
- Pesan apa yang Sahabat peroleh dari hasil perenunganmu?
- Apa yang Sahabat pahami tentang orang fasik?
Selamat sejenak merenung. Simpan dalam-dalam di hati: Semoga Tuhan memampukan kita untuk menjauhi hidup yang jahat dan fasik. (pg).