God as Life Priority

God as Life Priority

PENGANTAR KITAB HAGAI. Sahabat, kitab Hagai merupakan salah satu kitab yang termasuk dalam kelompok kitab-kitab kenabian dan khususnya dalam kelompok nabi-nabi kecil pada Perjanjian Lama di dalam Alkitab Kristen. 

Kitab Hagai 1:1 menyatakan nabi Hagai sebagai penulis kitab ini. Hagai seorang nabi Yahudi pada masa sesaat setelah kembali dari pembuangan ke Babel, tepatnya pada akhir abad ke-6 SM saat Yudea baru saja menjadi provinsi di   bawah Kekaisaran Persia. Nama Hagai sendiri merupakan serapan dari Ibrani: חַגַּי (Khaggai), yang merupakan bentuk jamak dari kata חַג (khag) yang berarti perayaan, festival, atau hari pesta.

Kitab Hagai diperkirakan dituliskan sekitar tahun 520 SM. Kitab ini berlatar ketika orang Israel telah kembali dari pembuangan di Babel. Akan tetapi, meskipun mereka telah tinggal beberapa tahun di Yerusalem, Rumah Tuhan (Bait Allah) masih saja merupakan puing-puing. Dalam pesan-pesan itu, Allah mendesak para pemimpin bangsa Israel untuk membangun kembali Rumah Tuhan. Tuhan juga berjanji akan memberikan kemakmuran dan kesejahteraan kepada umat Israel yang telah diperbaharui dan disucikan. 

Hagai mencoba menegur umat Allah mengenai prioritas hidup mereka. Ia mengajak mereka untuk menghormati dan memuliakan Allah dengan membangun Bait di tengah-tengah kesulitan yang ada.

Hagai mengingatkan mereka supaya tidak berkecil hati meskipun Bait ini tidak seindah waktu zaman Salomo dulu. Ia mendesak mereka untuk meninggalkan kenajisan dan percaya pada kuasa Allah yang berdaulat. Kitab Hagai menyatakan berbagai masalah yang dihadapi umat Allah, dan meminta mereka tetap percaya kepada Allah. Bagaimana pun, Allah akan memenuhi kebutuhan mereka.

Ayat Kunci: Hagai 1:4, “Apakah sudah tiba waktunya bagi kamu untuk mendiami rumah-rumahmu yang dipapani dengan baik, sedang Rumah ini tetap menjadi reruntuhan?”

Hari ini kita akan mulai belajar dari kitab Hagai dengan topik: “God as Life Priority (Allah sebagai Prioritas Hidup)”. Bacaan Sabda diambil dari Hagai 1:1-14. Sahabat, mengapa sebagian orang lebih memilih bekerja daripada bersekutu di gereja? Mengapa pula sebagian orang selalu hadir dalam ibadah dan meninggalkan pekerjaannya? Mengapa orangtua yang tidak memiliki banyak uang dapat membelikan laptop untuk anaknya ketika hal itu menjadi kebutuhan mendesak bagi sang anak? Jawabnya:PRIORITAS!

Sahabat, tahun 538 SM, sekitar 50.000 orang Yahudi kembali ke negeri asal mereka dari pembuangan ke Babel. Mereka hendak membangun kembali Bait Suci dan memulihkan bangsanya. Mereka mulai meletakkan dasar pembangunan Bait Suci pada tahun 536 SM. Namun kesulitan yang mereka hadapi tak kunjung habis. Karena itu mereka menganggap saatnya tidak tepat untuk membangun rumah Allah.

Orang Yahudi lebih sibuk dengan kepentingan sendiri. Rumah mereka dipapani dengan kayu aras sementara Bait Suci dibiarkan menjadi reruntuhan. Beruntung karena firman yang disampaikan Allah melalui nabi Hagai menyadarkan pemimpin bangsa dan umat. Mereka pun membangun kembali Bait Suci.

Sahabat, banyak orang tidak pernah mau mengorbankan waktu bagi pekerjaan Tuhan, tetapi selalu ada waktu untuk melakukan banyak hal bagi diri sendiri. Semua ini terjadi karena PRIORITAS HIDUP  mereka mengarah pada keegoisan diri. Faktanya, segala sesuatu yang sulit dapat diusahakan ketika hal itu memang diprioritaskan. Jika kita senantiasa mendengar kebenaran Firman Tuhan dan menanggapinya dalam tuntunan Roh, semestinya kita memiliki ketetapan hati: Mengutamakan ALLAH, Sang Sumber Berkat, SEBAGAI PRIORITAS HIDUP.  Haleluya! Tuhan itu baik. Bersyukurlah!

Berdasarkan hasil perenunganmu dari bacaan kita pada hari ini, jawablah beberapa pertanyaan berikut ini:

  1. Pesan apa yang Sahabat peroleh dari hasil perenunganmu?
  2. Apa yang Sahabat pahami dari ayat 4?

Selamat sejenak merenung. Simpan dalam-dalam di hati: Prioritas kita menunjukkan kecenderungan arah hati kita. (pg).

Renungan Lainnya