Cruelty brings Destruction

Cruelty brings Destruction

ADA SAAT MENANG DAN ADA SAAT KALAH. Sahabat, beberapa kali saya jumpa dengan petinju Chris John di salah satu Depot Makan di Semarang. Chris John adalah seorang petinju Indonesia. Ia mencatatkan rekor sebagai juara dunia kelas bulu pertama yang berasal dari Indonesia. Ia mencatatkan rekor sebagai petinju kedua terlama yang menjadi juara dunia kelas bulu sepanjang masa. Ia juga mencatatkan rekor sebagai peringkat kedua dalam daftar petinju yang mempertahankan gelar juara dunia kelas bulu sepanjang masa. 

Ia juga tercatat sebagai petinju Indonesia kelima yang berhasil meraih gelar juara dunia, setelah Ellyas Pical, Nico Thomas, Ajib Albarado dan Suwito Lagola. Namun, rekor tak terkalah Chris John musnah di tangan petinju Simpiwe Vetyeka pada tahun 2013. Petinju kelas dunia dan rekor tak terkalahkan pun akhirnya akan kalah juga. Sesungguhnya semua ada masanya. Ada saat menang dan ada saat kalah. 

Sahabat, di dunia ini tidak ada yang kekal. Artis, musisi, seniman, atlet, politikus, dan lain-lain, pasti akan mengalami pasang surut kehidupan. Tidak ada orang yang jaya terus. Tidak ada orang yang menang terus.

 Ada yang berpendapat bahwa kehidupan ini seperti roda yang terus berputar, tidak selamanya berada di atas, kadangkala berada di bawah.  Pendapat itu ada benarnya!  Ada saatnya seseorang berada di puncak karier, berhasil dan punya segalanya, tapi ada waktunya ia harus mengalami kegagalan dan harus merangkak dari bawah lagi.  

Ada kalanya kita bersukacita karena hal-hal yang menyenangkan, tapi suatu waktu kita juga harus menangis, bersedih dan berduka karena mengalami masalah atau kesesakan.  Suatu kali kita bisa berbangga hati memiliki tubuh atletis, sehat dan kencang, tapi itu tak akan bertahan lama, dalam beberapa tahun kemudian tubuh kita tak seindah dulu;  masa-masa itu pasti akan lewat.  Oleh karena itu Salomo menasihati,  “Janganlah memuji diri karena esok hari, karena engkau tidak tahu apa yang akan terjadi hari itu.”  (Amsal 27:1).  Tidak ada alasan bagi kita memegahkan diri dan sombong, apalagi berlaku semena-mena,  sebab kita tidak tahu apa yang akan terjadi di kemudian hari.

Hari ini kita akan melanjutkan belajar dari kitab Nahum dengan topik: “Cruelty brings Destruction (Kekejaman Mendatangkan Kehancuran)”. Bacaan Sabda diambil dari Nahum 2:3-13. Sahabat, kejahatan Niniwe sudah tidak bisa didiamkan lagi. Kota yang besar dan hebat itu telah membuat bangsa-bangsa lain sangat menderita, termasuk Yehuda. Peringatan yang Tuhan sampaikan melalui Nabi Nahum supaya bertobat dan melakukan kebaikan pun sama sekali tidak dipedulikan.

Kondisi itu sangat berbeda dari kondisi masyarakat Niniwe pada zaman Nabi Yunus. Setelah diperingatkan Tuhan melalui Nabi Yunus, mereka mau bertobat sehingga Tuhan tidak jadi menjatuhkan malapetaka. Kini kekejian mereka membuat Tuhan murka, dan mereka sangat keras kepala dan semaunya sendiri. Terhadap orang-orang seperti itu Tuhan dengan tegas menyatakan bahwa Ia adalah lawan mereka (Ayat 13). Ia akan melawan segala bentuk kejahatan yang dilakukan manusia terhadap sesamanya. Ia menghendaki agar manusia hidup rukun, bukan saling menindas, merampas, dan membinasakan. Tuhan telah menciptakan segala sesuatu sejak mulanya baik, bahkan sangat baik, tetapi apa yang diperbuat manusia adalah kekejaman.

Perlawanan Tuhan yang dahsyat terhadap bangsa Asyur yang keji tersebut tercatat dalam sejarah (Pertempuran Niniwe, 612 SM). Tuhan memakai bangsa Babel dan Media untuk melawan dan menaklukkan Asyur. Negeri Asyur yang sebelumnya menjadi bangsa yang hebat, saat itu mengalami kekalahan telak. Dengan nada ejekan, Nahum menulis bagaimana kehebatan bangsa Asyur itu pada akhirnya hanya tinggal kenangan. Yang tersisa hanyalah ketandusan, hati yang tawar, dan lutut yang goyah. Niniwe tidak berdaya. Kota itu ditinggalkan oleh penduduknya dan tidak memiliki kebanggaan apa-apa lagi.

Sahabat, melalui kisah ini kita diingatkan bahwa kehebatan yang berbuahkan kekejaman justru mendatangkan kehancuran. Kita diingatkan agar kegagahan dan kekuatan yang kita miliki tidak membuat kita menjadi semena-mena, bahkan berlaku kejam terhadap sesama. Kegagahan manusia hanyalah sementara, sebab seketika juga Tuhan semesta alam bisa menjadi lawannya, dan Ia akan menghancurkan itu semua. Haleluya! Tuhan itu baik. Bersyukurlah!

Berdasarkan hasil perenunganmu dari bacaan kita pada hari ini, jawablah beberapa pertanyaan berikut ini:

  1. Pesan apa yang Sahabat peroleh dari hasil perenunganmu?
  2. Apa yang Sahabat pahami dari ayat 13?

Selamat sejenak merenung. Simpan dalam-dalam di hati: Kita diingatkan bahwa kehebatan dan kejayaan yang berbuah kekejaman justru mendatangkan kehancuran. (pg).

Renungan Lainnya