TERUS BERGERAK BERSAMA YESUS
Saudaraku, kaum muda Zaman sekarang akrab dengan kata mager yang merupakan akronim dari malas gerak. Mager menandakan seseorang enggan bergeser dari tempatnya dan sudah berada dalam posisi yang nyaman. Mari merenungkan Markus 4:35-41.
Ajakan Yesus untuk menyeberang ke Gerasa menjadi sesuatu yang karena daerah Gerasa dikenal sebagai daerah yang dihuni oleh masyarakat non Yahudi. Ini adalah pengalaman pertama untuk para murid pergi ke sana bersama Yesus dan mereka tidak tahu apa yang akan dilakukan di sana. Yesus mengajak mereka pergi meninggalkan kota Kapernaum yang Yahudi dan merupakan daerah yang nyaman buat para murid untuk menuju daerah yang lain.
Yesus menarik para murid untuk keluar dari zona nyaman mereka untuk belajar melangkah dalam suasana yang baru. Dalam proses keluar itu, mereka berhadapan dengan topan yang begitu dahsyat dan mereka sangat ketakutan hingga membangunkan Yesus yang sedang tidur dengan kata-kata yang pedas, seakan meminta tanggung jawab Sang Guru yang membawa mereka keluar dari zona nyaman mereka. Namun Yesus menunjukkan otoritasnya atas alam dan membuat badai itu berhenti seketika.
Sebagaimana para murid, Tuhan sedang membawa gereja masa kini untuk keluar dari zona nyaman. Lepas dari pandemi yang mengubah Sebagian besar metode pelayanan, kini gereja di Indonesia harus terus sigap dengan berbagai perubahan yang bisa terjadi kapan saja. Pemilu yang baru saja diselesaikan oleh sebagian besar rakyat Indonesia (ada beberapa daerah yang pencoblosannya ditunda karena berbagai faktor), jelas akan memberikan suasana baru bagi langkah gereja untuk melaksanakan misi penginjilannya bagi Indonesia.
Tuhan tidak menginginkan gereja mager dan terlena dengan zona nyaman. Gereja harus mulai bersiap dengan perubahan zaman. Perubahan politik yang memengaruhi kebijakan, perubahan teknologi yang memengaruhi pola berpikir masyarakat, perubahan sosial yang besar dengan perkembangan teknologi informasi yang begitu pesat, dan lain lain.
Tuhanlah yang memimpin gereja untuk terus bergerak menuju zona pelayanan yang terus berkembang sesuai dengan konteks masa kini, yang dalam prosesnya gereja akan berhadapan dengan banyak kesulitan, jenis “badai” yang baru yang mengejutkan dan mungkin sulit untuk dihadapi dengan pengalaman dan kekuatan sendiri. Namun percayalah bahwa Tuhan sanggup untuk memberi pertolongan, walau seakan pertolongan itu serasa kurang cepat.
Mari bergerak dengan percaya. Selama Tuhan masih menjadi pusat dan memimpin perjalanan menuju kepada perubahan itu, maka setiap tantangan akan bisa dihadapi. Tidak perlu takut dengan perubahan, tetaplah jalankan misi Allah karena Allah sendiri yang akan memimpin perjalanan itu. Mari belajar taat dan percaya pada pimpinan-Nya. Selamat bertumbuh dewasa. (Ag)