EMAS
Hampir semua orang paham tentang emas atau gold. Termasuk sebagai Logam Mulia, karena harganya mahal, bahkan banyak orang mewariskan emas kepada anak cucunya. Dalam surat 1 Korintus 3:10-14 Rasul Paulus mengatakan: Dia sebagai seorang ahli bangunan yang cakap telah meletakkan dasar, dan orang lain membangun terus di atasnya. Tetapi tiap-tiap orang harus memerhatikan, bagaimana ia harus membangun di atasnya. Karena tidak ada seorang pun yang dapat meletakkan dasar lain dari pada dasar yang telah diletakkan, yaitu Yesus Kristus. Entahkah orang membangun di atas dasar ini dengan emas, perak, batu permata, kayu, rumput kering atau jerami, sekali kelak pekerjaan masing-masing orang akan nampak. Karena hari Tuhan akan menyatakannya, sebab ia akan nampak dengan api dan bagaimana pekerjaan masing-masing orang akan diuji oleh api itu.
Jadi suatu hari akan ada ujian rohani bagi setiap orang yang percaya kepada Yesus Kristus. Hidup rohani berkualitas, yang bagaikan EMAS akan paling tahan uji, sedangkan lainnya akan hangus.
Benarkah demikian? Sejak SMA kita belajar ilmu Kimia antara lain tentang air (H2O) punya massa jenis 1,0 g/cm3 dan mendidih di 100 derajat Celcius, juga tentang logam emas (Au), massa jenisnya 19,3 g/cm3 dan titik didihnya 1.064 derajat Celcius.
Alkisah, ada satu kantor pegadaian yang punya banyak cabang, banyak nasabahnya yang menggadaikan barang-barang berharganya seperti emas dan berbagai perhiasan, namun kemudian para nasabah itu tidak mengembalikan pinjamannya, otomatis barang-barang jaminannya tidak ditebus. Jumlah barang jaminan itu hingga ratusan kilogram. Akhirnya pemilik pegadaian bingung modalnya habis karena pinjaman nasabah tidak kembali.
Dia semula merasa senang melihat banyak jaminan berupa emas dan perhiasan, tapi berubah jadi sangat khawatir karena tidak ditebus, padahal harga emas naik. Mestinya nasabah mengembalikan dana sesuai pinjaman dan barang jaminan bisa ditarik kembali. Bingunglah, apakah barang jaminan bentuk emas ini asli atau palsu. Bagaimana membuktikannya?
Pergi ke tukang atau toko emas di pasar, mereka mengecek kadar emas dengan menggosok-gosokkan emas ke batu hitam asal Sungai Klawing Purbalingga, kemudian sisa gosokan yang menempel di batu ditetesin cairan kimia “air raja” (aqua regia), campuran asam klorida (HCL) pekat dan asam nitrat (HNO) pekat. Tukang emas bisa membandingkan kadar karat emas dengan hasil gosokan. Tapi kalau jumlah yang dites sedemikian banyak, ya perlu waktu berhari-hari.
Kebetulan istri pemilik pegadaian adalah seorang dokter radiolog, lalu ditanya apakah X-ray atau alat XRF analyser bisa mendeteksi emas, seperti rontgen atau USG yang bisa menembus tubuh dari depan hingga belakang dan mampu mengenali setiap organ tubuh. Ternyata massa atom yang membentuk emas sangat tinggi, ketika menembakkan sinar X-ray ke permukaan emas dan pancaran sinar fluorescence X-ray dianalisa jadinya hanya bisa menganalisa permukaan emas, tidak bisa menembus emas yang batangan (bullion).
Saudarku, di Google bisa dibaca, pada tahun 2006 satu negara di kawasan Afrika membeli 529 kg “emas”, yang ternyata hanya 30 kg yang murni. Emas batangan yang dibeli tidak murni, tapi di dalamnya ada logam Tungsten yang memiliki massa jenis 19.25 g/cm3, mirip emas 19,3 g/cm3. Jadi kalau 1 kg Tungsten dan 1 kg emas ditimbang dalam air seperti halnya hukum Archimedes, luapan air yang tumpah hasilnya mirip, apalagi kalau tidak ditimbang memakai timbangan khusus laboratorium yang bisa menghitung berat hingga 0,00001 gram (5 digit di belakang 0). Logam Tungsten disepuh dengan emas asli, dan dijual sebagai emas batangan bisa mengelabuhi pembeli. Harga Tungsten memang lebih murah daripada harga emas.
Kacaulah kalau orang tidak bisa mengenali emas asli (murni) atau emas palsu. Petugas di pegadaian mungkin memeriksa emas jaminan dengan cara menggosok-gosok memakai batu hitam, dapat mengetahui kadar karat emas, tapi kenapa nasabah tidak menebus barang jaminannya? Akhirnya pemilik pegadaian diingatkan tentang ayat-ayat di kitab 1 Korintus. Satu-satunya pembuktian kemurnian emas hanya dengan cara dibakar.
Pergilah dia ke Perusahaan yang menyediakan fasilitas peleburan. Barang-barang perhiasan mulai dilebur dilelehkan. Suhu semakin panas, semakin banyak cincin dan gelang yang nampak emas mulai meleleh, ternyata di dalamnya memakai rangka kawat atau rangka aluminium. Lalu banyak yang berwarna kuning emas mulai meleleh, ternyata kuningan (brass) yang meleleh di 940 derajat. Suhu dinaikkan terus hingga 1.064 derajat Celcius, emas yang meleleh, dan mengumpul sesama emas. Yang tersisa copper (tembaga) baru meleleh di 1.084 derajat. Logam-logam bukan emas terpisah dengan sendirinya dan mengumpul sesuai jenisnya, dan yang sekelas kawat menjadi abu.
Saudaraku, benarlah kata Alkitab, bagaimana kerohanian masing-masing orang akan diuji oleh api, api Tuhan. Jika kualitas hidup rohani kita hanya dibalut hal-hal yang remeh-temeh, apalagi seperti kayu, rumput kering atau jerami, ya akhirnya hanya menjadi abu rongsok. Namun kalau kita membangun hidup rohani kita dengan standar sesuai Firman Tuhan, itu seperti dibuat dari emas murni, saat berbagai pencobaan datang iman kita tetap teguh berdiri. Bukan seperti orang yang bodoh, yang mendirikan rumahnya di atas pasir, saat kemudian turunlah hujan dan datanglah banjir, lalu angin melanda rumah itu, sehingga rubuhlah rumah itu dan hebatlah kerusakannya (Matius 7:27). (Surhert).