MEREFLEKSI MASA LALU

MEREFLEKSI MASA LALU

Saudaraku,  Alkitab mencatat siapa Saulus orang Tarsus (Kisah Para Rasul 8 dan 9).  Surat Filipi menuliskan refleksi Rasul Paulus tentang fokus dan tujuan hidupnya setelah ia mengenal Sang Kristus.  Benarkah ia sengaja membuang masa lalunya demi Kristus? Mari membaca Filipi 3:1-16

Ada beberapa hal yang bisa dipelajari dari bacaan ini, yaitu:

  1. Perubahan fokus kehidupan

Ayat 7 menjelaskan fokus hidup Paulus bukanlah Taurat lagi namun Kristus.  Perubahan ini tentunya berasal dari krisis kehidupan yang dialami Paulus dalam perjumpaan pertamanya dengan Kristus (Kisah Para Rasul 8: 3-6).  Dari masa krisis itulah Paulus menemukan bahwa Kristus lebih berharga dari apa yang dimilikinya saat itu.  Saking berharganya Kristus, ia menganggap masa lalunya bagaikan sampah (ayat 8) yang harus dibuang demi memperoleh Kristus.  Paulus sengaja mencatat pencapaiannya di masa lalu yang dulu menjadi kebanggaannya (Filipi 3:5-6).  Namun saat fokus hidup berubah, maka Paulus berani melepaskan segala pencapaian itu untuk mengejar Kristus, sekuat keinginannya mengejar Taurat di masa lalu.  

  1. Perubahan tujuan kehidupan

Karena fokus berubah, maka tujuan hidup Paulus juga mengalami pergeseran.  Ia mengatakan bahwa tujuan hidupnya adalah mengenal Kristus agar ia menjadi serupa dengan-Nya sehingga pada akhirnya ia mengalami kebangkitan dari orang mati (ayat 10-11).  Bahkan dengan jelas Paulus mengatakan bahwa ia berlari (berusaha keras) untuk menuju panggilan surgawi dalam Kristus.  Paulus tidak santai untuk meraih panggilan surgawi, ia gigih untuk meraihnya,

Keseriusan Paulus terhadap iman percayanya dipengaruhi oleh pengalaman masa lalunya.  Sebuah pepatah mengatakan: “Pengalaman adalah guru yang terbaik.”  Karena pengalaman didapat dari masa lalu, maka tidak salah kalau dikatakan bahwa masa lalu adalah guru yang terbaik. Pribadi Paulus dibentuk oleh masa lalunya, yang tidak lain adalah seorang Farisi yang oleh karenanya Paulus punya keseriusan dan kegigihan dalam mengejar dan membangun kepada Kristus.  

Apa yang dikatakan masa lalu adalah sampah bukan berarti Paulus ingin sama sekali menghilangkan masa lalunya.  Paulus justru memakai energi masa lalunya untuk mengejar Kristus yang menjadi fokus dan tujuan hidupnya yang baru.  Ia melihat Kristus jauh lebih berharga dari apa yang dikejarnya dulu, maka ia mengarahkan mata rohaninya kepada Kristus secara penuh untuk mengejar-Nya dengan gigih dan semangat.

Masa lalu bisa jadi pahit dan menyedihkan, namun pada realitasnya masa lalu tetaplah sejarah yang tidak mungkin bisa terhapus dari hidup seorang manusia.  Selalu masih ada sisa guratannya, masih ada samar jejaknya.  Daripada berusaha membuang, mari belajar untuk merefleksi, seperti Paulus.  Manusia ada sekarang karena masa lalu.    Daripada meratapi atau berusaha menutupi masa lalu, mari pakai pembelajaran masa lalu untuk menuju kepada fokus dan tujuan hidup yang lebih baik, makin serius dan dewasa dalam iman kepada Kristus.  

Mari syukuri masa lalu karena jika Tuhan tidak bekerja dalam masa lalu, maka orang tidak akan menemukan-Nya di masa kini dan masa depan.  Tuhan masih dan akan terus bekerja menuliskan sejarah manusia.  Mari berjalan bersama-Nya dengan kepala yang tegak karena Dia. Selamat memasuki tahun 2024 dan selamat bertumbuh lebih dewasa. (Ag)

Renungan Lainnya