KEPASTIAN. Sahabat, satu hal yang paling tidak kita sukai dalam hidup ini adalah menunggu. Terlebih lagi kalau harus menunggu dalam ketidakpastian. Ibarat berjalan dengan mata tertutup, situasi yang tak pasti membuat kita tidak bisa mengontrol apa yang bakal terjadi. Entahkah sesuai harapan atau tidak, kita tidak bisa tahu tanpa melewati masa-masa penantian mendebarkan terlebih dahulu.
Dunia menawarkan berbagai bentuk kepastian, tetapi nyatanya semua itu tidak benar-benar menjadi jaminan. Berbeda dengan tawaran sok meyakinkan dari dunia, mengikut Tuhan seolah justru merupakan tantangan. Terkadang, kita ditempatkan pada beragam situasi ketidakpastian yang menegangkan. Satu hal dapat selalu kita pegang, sekalipun di tengah ketidakpastian yang mencekam, dengan bersandar pada Tuhan, kita pasti akan kuat menghadapi setiap tantangan yang menghadang.
Oswald Chanbers berkata, “Iman banyak orang mulai bimbang bila kekhawatiran memasuki pikiran mereka. Cara untuk menyingkirkan ketakutan dari hidup kita adalah mendengar kepastian Allah, kata-kata sapaan Allah untuk kita.”
Sahabat, kepastian saya dibangun atas kepastian Allah kepada saya. Allah berfirman, ”Aku sekali-kali tidak akan meninggalkankan engkau” supaya kemudian saya dengan pasti dapat berkata, “Tuhan adalah Penolongku. Aku tidak akan takut” (Ibrani 13:5-6).
Hal itu bukan berarti bahwa saya takkan tergoda untuk merasa takut, tetapi saya akan mengingat kata-kata kepastian dari Allah. Saya akan merasa penuh keberanian hati, seperti seorang anak yang berusaha untuk mencapai tolok ukur yang ditetapkan ayahnya bagi dia.
Hari ini kita akan melanjutkan belajar dari kitab 1 Raja-raja dengan topik: “Our Life Guarantee (Jaminan Hidup Kita)”. Bacaan Sabda diambil dari 1 Raja-raja 8:54-66. Sahabat, di dalam ketidakpastian, hal yang paling penting adalah KEPASTIAN. Dengan kepastian, orang akan merasa aman dan nyaman. KEPASTIAN menjadi jaminan yang membuat setiap orang dapat menjalani hidupnya dengan tenang. Persoalannya adalah betapa sulitnya menemukan dan mendapatkan kepastian yang kokoh, tak berubah, dan tepercaya.
Pada masanya, Salomo adalah raja yang amat kaya raya dan berkuasa penuh. Ia termasyhur sampai ke seluruh dunia. Namun demikian, dalam semua kejayaannya, Salomo tak meletakkan jaminan pada semua yang ia miliki. Alih-alih pada harta dan kuasanya, Salomo justru meletakkan segenap jaminannya ke dalam tangan Tuhan. Ia menegaskan dengan suara nyaring bahwa Tuhanlah yang telah memberikan tempat perhentian bagi umat (Ayat 56).
Sahabat, ketika Tuhan memberikan tempat perhentian bagi umat, itu semua adalah tanda yang sangat jelas mengenai pemeliharaan Tuhan terhadap umat-Nya. Tuhan yang memberi perhentian adalah Tuhan yang sama, yang berjanji kepada umat ketika menuntun mereka keluar dari Mesir menuju ke Tanah Perjanjian. Semua yang dijanjikan Tuhan kepada Musa diwujudkan-Nya. Untuk itulah Salomo mengingatkan dan meminta umat agar tak melupakan apa yang sudah Tuhan kerjakan (Ayat 58).
Secara sederhana, orang-orang pada masa kini sering meletakkan jaminan pada asuransi, materi, kekuatan, atau hal-hal lain yang dipandang dapat dijadikan sebagai pegangan. Padahal, itu semua semu. Tampaknya saja baik, tetapi sesungguhnya tak satu pun pernah bisa selalu diandalkan.Tahun kehidupan yang akan kita jalani masih panjang dan terbuka dengan berbagai kemungkinan di depan sana. Dalam menjalani semua itu, sudah pasti kita butuh jaminan agar kita mau dan mampu melanjutkan perjalanan hidup ini, apa pun tantangannya.
Sahabat, berangkat dari bacaan kita hari ini, pilihan terbaik adalah memercayakan segenap jaminan hidup kita dalam pemeliharaan Tuhan. Tak ada jaminan lain yang lebih pasti selain dari Tuhan. Dialah yang memelihara hidup kita dengan penuh cinta kasih. Pemeliharaan Tuhan-lah yang menjadi jaminan hidup kita. Haleluya! Tuhan itu baik. Bersyukurlah!
Berdasarkan hasil perenunganmu dari bacaan kita pada hari ini, jawablah beberapa pertanyaan berikut ini:
- Pesan apa yang Sahabat peroleh berdasarkan hasil perenunganmu?
- Apa yang Sahabat pahami dari ayat 57?
Selamat sejenak merenung. Simpan dalam-dalam di hati: Hanya berjalan bersama Tuhan kita dapat menemukan kepastian di tengah dunia yang penuh keridakpastian. (pg).