NATAL DAN PEMBERIAN

NATAL DAN PEMBERIAN

Saudara, dalam rangka menyambut natal pada tahun 2023, saya mengajak pembaca untuk merenungkan Matius 2:11 dengan judul: “Natal dan Pemberian.

Tiga bulan menjelang bulan Desember 2023, Panitia Natal sebuah gereja dipusingkan tentang bagaimana gereja mereka akan merayakan Natal. Sebagian jemaat ingin perayaan Natal yang megah, syahdu dan penuh kemeriahan di sebuah grand ballroom hotel. Sebagian lagi beranggapan dirayakan di gereja dengan drama kelahiran Yesus, mendengarkan firman Tuhan lalu ditutup dengan perjamuan kasih.  Tetapi ada pula yang usul untuk merayakan Natal di panti asuhan sambil berbagi kasih kepada mereka yang kurang beruntung. Atau mengadakan perayaan natal dengan kaum marginal di lapangan terbuka.  Apa pun pilihan yang kemudian diputuskan oleh panitia Natal gereja tersebut tidaklah salah. 

Saudara, salah satu makna Natal yang kadang terabaikan adalah PEMBERIAN. Keselamatan adalah makna utama Natal, tetapi selain itu ada pula PEMBERIAN.

Saudara, bagi saya sesungguhnya natal dan setiap masa raya natal adalah WAKTU UNTUK MEMBERI: Orang-orang Majus memberi persembahan berupa emas, mur dan kemenyan bagi Yesus, tentu perlu banyak uang untuk membelinya. Gembala-gembala tidak membawa pemberian berwujud materi, tetapi mereka memberi iman mereka menanggapi berita dari malaikat. Sedangkan Yusuf dan Maria memberi hidup mereka. Menyerahkan diri mereka untuk rencana Tuhan, walaupun mereka tidak mengerti sepenuhnya hal tersebut.  Selanjutnya Allah Bapa memberikan PEMBERIAN  yang  TERBESAR dari segenap PEMBERIAN  yaitu  Anak-Nya yang Tunggal.

Lalu apa yang akan kita berikan dalam Natal tahun  2023? Pertama, mari kita memberikan PENGAMPUNAN  dan KASIH (Yohanes 3:16;  Yohanes 6:12, 14-15 dan Matius 22:36-40).

Kedua, mari kita  memberikan  TELADAN (1 Petrus  2:21 dan 1 Timotius 4:12). Teladan itu lebih nyaring bunyinya daripada nasihat. Kata “teladan” berarti “sedang menulis di bawah.” Anak-anak mengikuti jejeak orang tuanya. Kalau kita ingin anak-anak setia, maka jadilah orang yang setia. Kalau kita ingin anak melayani,   jadilah pelayan yang setia. Yesus Kristus, Tuhan dan Juruselamat, meletakkan teladan-Nya dalam langkah-langkah yang Ia letakkan di seluruh dunia. Kita harus berjalan dalam langkah-Nya. Kita harus MENJADI TELADAN  seperti Kristus.

Ketiga, marilah kita memberikan Injil kepada jiwa yang lapar (Amos 8:11-12; Lukas 2:10-12; dan Matius 28:19-20). Apakah Injil itu? Injil adalah kabar baik tentang Yesus Kristus. Itu termasuk kedatangan-Nya, kematian-Nya dan kebangkitan-Nya. Kita harus membagikan injil kepada orang lain. Marilah kita memberi injil kepada orang yang tersesat pada zaman kita. Marilah kita memproklamasikan Kristus kepada semua orang.

Keempat, marilah kita memberi KEMULIAAN kepada Tuhan (Lukas 2:14; Yohanes 3:30; dan Mazmur 103:1-3). Sejak semula  ALLAH adalah PEMBERI, dan setiap pemberian-Nya adalah baik dan sempurna, marilah kita memberi  kemuliaan bagi Dia. Itu menunjukkan ucapan syukur kita dan kerendahan hati kita, kesombongan tidak memberi kemuliaan untuk Tuhan. Adapun yang ada pada diri kita: Hidup, bakat, talenta, harta,  dan waktu kita Harus kita abdikan untuk KEMULIAAN TUHAN.

Apa pilihan gereja Saudara dalam merayakan Natal tahun ini? Bila belum pernah, cobalah merayakannya bersama mereka yang kurang beruntung. Bisa di panti asuhan, di penjara, di komunitas anak-anak jalanan atau di panti wreda bersama mereka yang mungkin terabaikan oleh keluarga mereka sendiri. Yakinlah sukacita dan tangis haru mereka akan sangat bermakna,  kita telah melakukan sesuatu yang bermakna bagi sesama.

Saudara, apa pun pilihan kita dalam merayakan tahun ini, setiap masa raya Natal kita diingatkan : Harus memberi pengampunan dan kasih; memberi  teladan; memberi Injil kepada jiwa yang lapar;  dan memberi kemuliaan kepada Tuhan. Selamat Natal. BERSUKACITALAH! (Pdt. Em. Gideon Suprapto).

Renungan Lainnya