Asking God’s Wisdom

Asking God’s Wisdom

HIKMAT. Sahabat, hikmat adalah suatu kemampuan seseorang dalam menilai sesuatu mengenai orang, barang, kejadian dan situasi. Hikmat dapat dibedakan antara hikmat Allah dan hikmat manusia. Hikmat Allah adalah hikmat yang berasal dari Allah itu sendiri sedangkan hikmat manusia adalah kemampuan seseorang dalam berpikir dan bertindak dalam melakukan sesuatu.

Sedangkan hikmat dalam 1 Korintus 2:6-16 memiliki pengertian yang berbeda dengan pengertian hikmat seperti yang sering dipikirkan seseorang, karena hikmat yang dimiliki berasal dari Allah itu sendiri dan hikmat itu tersembunyi dan rahasia, oleh karena hikmat Allah itu manusia dibebaskan dari dosa.

Sahabat, hikmat sangat berhubungan dengan roh kita. Adapun hikmat sedemikian ini bukan dimiliki oleh pikiran alamiah manusia, melainkan diperoleh dari berdoa dan memohon. Arti hikmat menurut Alkitab lebih dalam dan lebih tinggi daripada pikiran yang terkandung dalam pengertian kita. Dengan pikiran dan pengertian kita membaca apa yang tertulis di dalam Alkitab, kita masih perlu menggunakan hikmat yang di dalam roh kita untuk mengetahui kebenarannya.

Hikmat dalam arti utuh dan mutlak hanyalah milik Allah seorang. Hikmat-Nya mencakup bukan hanya sempurna, lengkapnya pengetahuan-Nya mengenai setiap segi bidang kehidupan, tetapi juga mencakup kedaulatan-Nya menggenapi secara tuntas hal yang ada dalam pikiran-Nya dan yang mustahil dapat digagalkan.

Hari ini kita akan melanjutkan belajar dari kitab 1 Raja-raja dengan topik: “Asking God’s Wisdom (Minta Hikmat Tuhan)”. Bacaan Sabda diambil dari 1 Raja-raja 3:1-28. Sahabat, nama Salomo sudah tidak asing lagi. Dia seorang pemuda dari keturunan kerajaan. Salomo mewarisi kejayaan dan kemasyhuran ayahnya Daud, ketika Ia memerintah Israel sebagai Raja yang menggantikan Daud. Sebagaimana ayahnya, Salomo juga memilki kejayaan besar. Hidup Salomo benar-benar berada dalam kemewahan kerajaan. Namun untuk memerintah Israel yang besar dan rakyatnya yang keras kepala, Salomo mengakui dirinya masih sangat muda dan belum berpengalaman.

Ditengah-tengah pergumulannya sebagai Raja yang masih sangat muda dan belum berpengalaman, Salomo menunjukkan kasihnya kepada Tuhan dengan hidup menurut ketetapan-ketetapan Daud, ayahnya (Ayat 3). Tuhan juga memerhatikan Salomo dan ketika menampakkan diri kepada Salomo di Gibeon, Tuhan bertanya apa yang diinginkan Salomo dari Tuhan. Salomo hanya meminta hikmat, yaitu hati yang paham menimbang perkara untuk menghakimi umat Israel (Ayat 9).

Sahabat, lihatlah, apa yang diminta Salomo bukan kekayaan atau umur panjang atau apa saja yang sering diminta oleh orang-orang muda pada umumnya, tapi dia meminta sesuatu yang berkaitan dengan tugas yang diembannya.

Dewasa ini kita sedang menghadapi persaingan hidup yang sangat ketat dan tidak sehat. Karena itu, perlu hikmat dari Tuhan. Hikmat manusia itu memang oke, tapi tanpa hikmat Tuhan, pasti banyak sasaran hidup yang menyimpang dari firman-Nya. Jadi, jangan hanya memilki hikmat manusia, tapi miliki juga hikmat Tuhan. Hikmat Tuhan itu jauh lebih dahsyat daripada hikmat manusia.

Sahabat, bila kita telah memilki kelebihan, jangan sombong, sebab hikmat yang kita peroleh ini adalah pemberian Allah. Jika kita sombong, sama halnya kita menempatkan diri lebih daripada-Nya. Nah, kalau kita sampai berani menempatkan diri lebih daripada-Nya berarti kita telah menempatkan diri sebagai musuh Allah. Gawatkan? Nah, miliki hikmat-Nya melebihi hikmat manusia agar hidup kita tidak menyimpang dari firman-Nya! Haleluya! Tuhan itu baik. Bersyukurlah!

Berdasarkan hasil perenunganmu dari bacaan kita pada hari ini, jawablah beberapa pertanyaan berikut ini:

  1. Pesan apa yang Sahabat peroleh dari hasil perenunganmu?
  2. Apa yang Sahabat pahami dari ayat 28?

Selamat sejenak merenung. Simpan dalam-dalam di hati: Segenap umat Israel memercayai bahwa apa yang dilakukan Salomo bukanlah hasil olah pikirnya sendiri. Allah telah memberikan hikmat-Nya dalam hati Salomo. (pg).

Renungan Lainnya