BERKORBAN. Sahabat, berkorban adalah bukti kasih. Di balik kisah sukses Daud ada banyak campur tangan orang yang dipakai Tuhan guna mendukungnya. Salah seorangnya adalah triwira, pahlawan yang tergolong dalam pasukan elit yang sangat disegani. Meski Alkitab tidak mengupas kehidupan pribadi mereka secara terperinci, bahkan namanya pun tidak disebutkan, namun kisah kepahlawanan mereka begitu hebat dan heroik. Bahkan pengorbanannya membuat Daud sangat terkesan. Hal itu terjadi saat Daud kehausan. Mereka bertiga rela mengorbankan diri bertaruh nyawa menerobos masuk ke kawasan musuh di Betlehem hanya untuk mengambil air yang diinginkan Daud (2 Samuel 23:16).
Sepintas tindakan triwira ini tampak berlebihan. Mau-maunya mereka berjuang bertaruh nyawa hanya demi mendapatkan air! Tetapi rasa tanggung jawab dan kasih mereka kepada sang pemimpin membuat mereka rela berkorban. Mereka rela melakukannya meskipun tidak ada iming-iming imbalan, baik yang berupa kenaikan jabatan, atau upah yang menggiurkan. Mereka bahkan tidak memikirkan nasibnya sendiri seandainya sesuatu yang buruk terjadi dan mereka mati konyol.
Seberapa besar kerelaan hati yang kita miliki dalam berkorban demi menyatakan tanggung jawab dan kasih? Baik terhadap Tuhan, keluarga, gereja, bahkan juga di tempat kerja. Tidak ada alasan bagi kita untuk tidak rela berkorban dalam menyatakan kasih karena Allah sudah lebih dulu berkorban habis-habisan demi menyatakan kasih-Nya bagi kita.
Syukur hari ini kita dapat belajar dari pasal terakhir dari kitab 2 Samuel dengan topik: “Let’s Sacrifice (Mari Berkorban)”. Bacaan Sabda diambil dari 2 Samuel 24:1-25. Sahabat, biasanya orang yang bersalah mencoba berkelit atau menimpakan kesalahan kepada orang lain. Ada yang lebih jahat lagi, mengorbankan orang lain untuk menanggung kesalahannya! Namun hal tersebut tidak kita dapati pada Daud.
Sahabat, Daud bersalah karena kesombongannya, ia menghitung pasukannya agar dapat membanggakan kekuatan militernya. Memang dalam kalimat pembuka pasal ini, seolah Tuhan yang menjadi penyebab Daud melakukan sensus itu. Kalimat ini bisa dimengerti seperti Allah dahulu mengeraskan hati Firaun yang telah lebih dahulu mengeraskan hati (Keluaran 7-10). Di hati Daud mungkin sudah ada rasa bangga karena kemenangan gemilang Israel melawan para musuh mereka, terutama Filistin.
Karena nuraninya sudah terlatih, segera setelah melaksanakan sensus, Daud sadar bahwa ia sudah berdosa (Ayat10). Pengakuannya kepada Tuhan, membuat Tuhan memberikan pilihan jenis hukuman yang harus diterima. Di sini Daud memakai hikmat akal sehat serta pengenalannya akan Tuhan. Jatuh ke tangan Tuhan (Ayat 14) menjadi pilihan Daud. Malapetaka yang menimpa umat sedemikian mengerikan, sehingga mengharukan Tuhan sendiri (Ayat 16). Sementara, tugas Daud ialah mewakili umat untuk memohon belas kasih.
Sekali lagi kita melihat tanggung jawab Daud dalam kepemimpinannya atas Israel. Sebagai raja ia berhak menuntut Arauna untuk menyerahkan tanahnya guna dipakai sebagai tempat mazbah pendamaian didirikan. Namun, Daud tidak mau mengorbankan seorang pun rakyatnya. Ia membeli tanah itu dari tangan Arauna. Dialah yang berkorban, mewakili umatnya. Korbannya diperkenan Tuhan, tulah pun diangkat.
Sahabat, kitab 2 Samuel ditutup dengan karakter Daud yang ditempa semakin sesuai dengan jabatan raja-gembala. Raja-gembala yang baik bukan mengorbankan rakyatnya, melainkan berkorban bagi mereka. Dalam hal ini, Daud merupakan lambang bagi Kristus. Dialah Raja-Gembala umat manusia. Dia mengorban hidup-Nya bagi umat manusia, agar manusia beroleh hidup kekal. Mari kita meneladani Kristus melalui meneladani Daud. Haleluya! Tuhan itu baik. Bersyukurlah!
Berdasarkan hasil perenunganmu dari bacaan kita pada hari ini, jawablah beberapa pertanyaan berikut ini:
- Pesan apa yang Sahabat peroleh berdasarkan hasil perenunganmu?
- Apa yang Sahabat pahami tentang berkorban?
Selamat sejenak merenung. Simpan dalam-dalam di hati: Berkorban untuk menyatakan kasih adalah keteladanan dari Tuhan. (pg).