+62 24 8312162

Hot Line Number

+62 24 8446048

Fax

Jl. Sompok Lama no. 62c Semarang

Kantor Pusat

AMARAH SEORANG PEREMPUAN

AMARAH SEORANG PEREMPUAN

Saudaraku, perempuan sering digambarkan sebagai makhluk lemah yang harus dilindungi laki-laki.  Karena hal ini maka seorang perempuan seringkali dianggap tidak berdaya dan tanpa kekuatan, padahal anggapan ini sangat jauh dari kenyataan. Kemarahan seorang perempuan yang terluka akan menimbulkan akibat yang fatal. Mari kita merenungkan Markus 6:14-28.

Semua orang Israel sangat menghormati Yohanes Pembaptis, bahkan penguasa Yehuda saat itu (Herodes Antipas) pun sadar bahwa Yohanes orang yang benar dan suci (Markus 6: 20).  Walaupun Yohanes dipenjarakan,  Herodes segan mengambil tindakan yang lebih tegas karena ia pun suka mendengarkan Yohanes.  Benci tapi rindu. 

Perasaan yang berbeda dirasakan oleh Herodias, istri Herodes Antipas. Ada peristiwa yang sangat melukai hati Herodias saat Yohanes berulang kali menegur Herodes karena sudah menikahinya (Markus 6:18).  Pernikahan itu melanggar Taurat.  Karena Herodias memang pernah menjadi istri orang dan Herodes sendiri juga sudah beristri. 

Teguran Yohanes melukai hati Herodias karena menganggap Yohanes menghalangi keinginan dan tujuan hidupnya.  Luka hati ini mendorong Herodias bergerak untuk melenyapkan Yohanes dengan cara :

  1.  Membujuk suaminya memenjarakan Yohanes

Dengan memasukkan Yohanes dalam penjara, Herodias hendak melokalisir berita kebenaran.  Ia tahu Yohanes memiliki massa yang loyal di luar sana yang bisa menggoyang kedudukannya dan bahkan menghancurkan harapan masa depannya sebagai istri penguasa.

  • Memanfaatkan anaknya untuk menghancurkan Yohanes

Herodes tidak bisa membunuh Yohanes karena rasa hormatnya.  Hal ini membuat Herodias terus mencari cara untuk menuntaskan dendamnya.  Herodias sabar menunggu waktu.  Markus menuliskan: “ … tibalah kesempatan yang baik bagi Herodias, …” (Markus 6:21) yang menandakan bahwa Herodias benar-benar menunggu setiap saat untuk membunuh Yohanes dengan cara yang “bersih”.  Anak perempuannya yang menjadi alat untuk mengeksekusi Yohanes, orang yang dibencinya. 

Perempuan ternyata tidak lemah, apalagi saat ia tersakiti.  Kekuatan dan kesabaran untuk membalas dendam seorang perempuan yang tersakiti sungguh di luar dugaan bahkan seorang yang dihormati dan disegani seperti Yohanes pun mati karena dendam seorang perempuan.

Melihat kekuatan ini maka seorang perempuan harus belajar selalu hidup dalam takut akan Allah (Amsal 31:30) agar kekuatan itu digunakan untuk perkara yang positif dan membangun sesamanya.  Dalam keluarga pun seorang perempuan harus belajar tunduk kepada suaminya seperti kepada Tuhan (Efesus 5:22, Kolose 3:18, 1 Petrus 3:2). 

Ketika kemarahan menguasainya, seorang perempuan perlu untuk meletakkan Allah sebagai Pribadi yang harus dihargai lebih dari segalanya sehingga tidak membalas demi memuaskan egonya sendiri. 

Mari kaum laki-laki belajar memandang dan memperlakukan para perempuan dengan lebih baik sesuai Firman Tuhan.  Mari kaum perempuan makin belajar hidup takut akan Tuhan karena kemarahan akibat luka hati bisa menghancurkan orang lain dan juga diri sendiri.  Belajarlah menundukkan ego di hadapan Tuhan dan membuat hidup ini menjadi berkat dan bukan menjadi laknat untuk orang lain.  Selamat bertumbuh dewasa. (Ag)

Leave a Reply