+62 24 8312162

Hot Line Number

+62 24 8446048

Fax

Jl. Sompok Lama no. 62c Semarang

Kantor Pusat

UJUNG PENA PAULUS

UJUNG PENA PAULUS

(Sebuah refleksi untuk senior,  Pdm. Paul Gunawan, yang hari ini, 29 September 2023, berulang tahun)

Saudaraku, Paulus merupakan penulis yang produktif pada masanya.  Tulisannya berupa surat-surat tersebar untuk meretas jarak.  Dalam suratnyalah Paulus menyampaikan rasa hati, refleksi dan sikapnya terhadap permasalahan dalam jemaat atau orang yang dia kasihi. Mari kita merenungkan salah satu tulisan Paulus yang terakhir, 2 Timotius 4:6-8, sebuah surat yang ditujukan kepada Timotiius, anak rohani yang dikasihinya. 

Paulus  memang tidak membuahkan karya berupa buku atau jurnal, namun ia menuangkan padangan teologi dan refleksinya lewat SURAT.   Surat-surat itu menjadi pegangan bagi jemaat dan pribadi yang dituju sebagai perwakilan kehadiran Paulus di situ.  Begitu pentingnya tulisan surat Paulus bagi jemaat dan pribadi yang bergumul dan menghadapi masalah. 

UJUNG PENA Paulus berbicara, menyapa, menegur dan meluruskan jemaat yang sedang menghadapi masalah.  Ujung pena itu juga menyapa dengan mesra pribadi-pribadi yang dikenalnya dengan dekat (Timotius, Filemon)  dan bahkan memberikan nasihat yang dalam.

Dari sekian banyak surat  Paulus, ada beberapa yang dituliskan saat Paulus dalam penjara yaitu surat Efesus, Kolose, Filipi dan Filemon. 

Namun Surat 2 Timotius dituliskan justru saat Paulus berusaha mencari keadilan atas kasusnya dan mendapati bahwa perjuangannya akan gagal.  Ujung pena Paulus berbicara dalam berbagai situasi hidupnya: Saat ia sehat dan kuat, saat ia bergumul dengan sakit yang menyiksa dan bahkan saat dalam penjara. 

Bahkan ketika hidup akan berakhir, ujung pena Paulus tetap berbicara meneguhkan Timotius dan mengingatkannya terhadap panggilan untuk melayani jemaat sampai akhir.  Paulus menyadari bahwa di sisa waktunya, ia harus memanfaatkan waktu dengan baik dengan terus menuliskan surat yaitu untuk menyatakan iman percayanya dan perjuangannya mengikut Kristus.

Ujung pena Paulus dipakai Tuhan untuk meneguhkan banyak orang.  Melaluinya nama Tuhan dikenal oleh banyak orang dari generasi ke generasi.  Bahkan saat semua tempat tujuan surat itu sudah hancur, tulisan Paulus menjadi referensi untuk orang Kristen masa kini mengenal Kristus dengan lengkap. 

Teologi Paulus melengkapi orang Kristen untuk merefleksi Kristus.  Ujung pena Paulus mengukir wajah kekristenan seperti yang kita kenal sekarang.

Menulis bisa menjadi berkat manakala tulisan itu memperkenalkan Sang Kristus dan perbuatan ajaib-Nya bagi sang penulis.  Lewat tulisan, kisah perjuangan untuk tetap beriman kepada Allah menjadi hidup.  Bahkan saat genting kehidupan, seperti yang dituliskan Paulus dalam perenungan kita,  iman dihidupkan dengan tulisan. 

Menulis bukan tugas sederhana. Menulis adalah penginjilan, penyebaran kabar baik.  Menuliskan tentang Kristus akan menghidupkan Kristus dalam pemikiran para pembacanya. 

Mari bersyukur untuk tulisan Rasul Paulus dan mari temukan Kristus melalui tulisan anak-anak Tuhan yang diberi karunia untuk melakukannya. Teruslah gigih membaca karena ada Kristus dalam setiap ujung pena orang yang takut akan Allah. Selamat ulang tahun Pak Paul. Teruslah menulis. Tuhan memberkati. (Ag)

Leave a Reply