+62 24 8312162

Hot Line Number

+62 24 8446048

Fax

Jl. Sompok Lama no. 62c Semarang

Kantor Pusat

Trust is Like A Piece of Paper

Trust is Like A Piece of Paper

KEPERCAYAAN. Pada hakikatnya, manusia adalah makhluk sosial. Kita butuh orang lain di dalam hidup kita untuk hidup kita. Di saat kita diberi kepercayaan oleh orang lain, kita pun harus percaya pada mereka. Kepercayaan harus dilandasi kejujuran. Ketika seseorang itu jujur, ia akan bisa dipercaya dan menjaga kepercayaan dari orang lain. Meski begitu, membangun kepercayaan satu sama lain tidaklah semudah yang dibicarakan dengan kata-kata. Itulah mengapa, menjaga kepercayaan bukan sekadar omong belaka, melainkan harus dibuktikan dengan tindakan nyata.

Kepercayaan merupakan suatu amanat yang telah diberikan kepada kita, oleh karena itu kita harus bisa menjaganya dengan baik. Menjaga kepercayaan itu tidak mudah, karena sekali saja kita mengkhianati kepercayaan yang diberikan kepada kita, maka selamanya kita tidak akan dipercaya lagi dan itu akan sangat sulit untuk mengembalikannya lagi. Untuk membangun kepercayaan itu lagi membutuhkan waktu yang sangat panjang, sebab suatu kepercayaan itu adalah modal yang paling utama dalam kehidupan kita.

Jangan pernah memgkhianati kepercayaan yang telah diamanatkan kepada kita, yang terpenting kita harus memiliki rasa tanggung jawab terhadap tugas yang dipercayakan kepada kita. Dengan kita bisa menjaga kepercayaan, akan membuat seseorang merasa nyaman dan tenang dalam kehidupannya. Menjaga kepercayaan itu sangat mahal dan tidak bisa dinilai harganya. Oleh karena itu supaya kita bisa dipercayai oleh orang lain, jangan sampai kita mengecewakannya.

Hari ini kita akan melanjutkan belajar dari kitab 1 Samuel dengan topik: “Trust is Like A Piece of Paper (Kepercayaan itu Ibarat Selembar Kertas)”. Bacaan Sabda diambil dari 1 Samuel 13:1-14 dengan penekanan pada ayat 13-14. Sahabat, menjaga kepercayaan itu susah. Ketika seseorang tak lagi dipercaya, maka ia bisa kehilangan segalanya. Sebuah hubungan yang baik hancur karena orang tidak lagi dipercaya; karir seseorang hancur karena kepercayaan yang dikhianati; sebuah janji indah pun bisa batal karena si penerima janji tak lagi bisa dipercaya.

Tadinya Saul sangat dipercaya Tuhan. Tuhan pun berjanji akan mengokohkan kerajaannya jika ia setia. Tetapi sayang, ia berkhianat. Saul tidak sabar untuk menantikan kehadiran Samuel dan ia nekat mengambil alih tugas keimaman yang seharusnya tidak boleh dilakukannya.

Pelanggaran demi pelanggaran terhadap perintah Tuhan dilakukannya demi ambisi diri. Teguran dari Tuhan pun diabaikannya. Saul sudah tidak lagi dipercaya Tuhan. Janji kokohnya kerajaan pun tidak terjadi karena Tuhan telah memilih orang lain untuk menggantikan posisinya. Kecerobohan tindakan Saul kiranya menjadi pengingat bagi kita.

Sahabat, menjaga kepercayaan dari Tuhan itu tidaklah mudah. Seorang yang dipercaya Tuhan adalah seorang yang tetap tunduk dan setia melakukan kehendak Tuhan bagaimanapun situasinya. Pada akhirnya, situasilah yang akan menguji apakah kita mampu menjaga kepercayaan dari Tuhan itu.

Ada saat di mana Tuhan akan membawa kita pada sebuah situasi yang begitu mencekam, mendesak, menakutkan, dan menuntut untuk diselesaikan dengan segera. Saat itulah hati kita diuji! Apakah kita akan tetap konsisten dan setia berjalan dalam kehendak Tuhan? Apakah kita tetap menantikan Tuhan di tengah situasi yang paling sulit? Apakah kita orang yang dapat dipercaya?   

Kepercayaan itu ibarat selembar kertas. Sekali saja terkoyak dan kusut, ia tidak akan pernah kembali sempurna lagi. Haleluya! Tuhan itu baik. Bersyukurlah!

Berdasarkan hasil perenunganmu dari bacaan kita pada hari ini, jawablah beberapa pertanyaan berikut ini:

  1. Pesan apa yang Sahabat peroleh dari hasil perenunganmu?
  2. Apa yang Sahabat pahami dari ayat 11-12?

Selamat sejenak merenung. Simpan dalam-dalam di hati: Orang yang punya komitmen takkan berubah sikap, bagaimanapun keadaannya! (pg).

Leave a Reply