Bring It All to God
KITAB 1 SAMUEL. Sahabat, kitab 1 Samuel (akronim 1Sam.) merupakan salah satu kitab yang termasuk dalam kitab-kitab sejarah pada Perjanjian Lama di Alkitab Kristen. Penulis tidak diketahui. Adapun tema : Kerajaan Teokratis. Tanggal penulisan: Akhir abad ke-10 SM.
Nama Samuel merujuk pada tokoh Samuel bin Elkana, hakim Israel terakhir dan nabi yang mengurapi Raja Saul dan Raja Daud. KItab Samuel berisi sejarah Israel dalam masa peralihan dari zaman Hakim-Hakim kepada zaman Raja-Raja. Perubahan dalam kehidupan nasional di Israel itu khususnya berkisar pada tiga orang: Nabi Samuel, Raja Saul, dan Raja Daud.
Pengalaman-pengalaman Daud pada masa mudanya sebelum ia menjabat raja, terjalin erat dengan kisah Samuel dan Saul. Kitab ini dimulai dengan kelahiran nabi Samuel dan panggilan Allah kepadanya ketika masih kecil. Kisah Tabut Perjanjian kemudian memuat sejarah penindasan orang Israel oleh orang Filistin, yang menyebabkan Samuel mengurapi Saul sebagai raja pertama Kerajaan Israel. Namun, Saul terbukti tidak layak sebagai raja dan Allah beralih memilih Daud, yang mengalahkan musuh-musuh Israel, serta akhirnya membawa Tabut Perjanjian ke Yerusalem dalam kItab 2 Samuel. Allah kemudian menjanjikan Daud dan penerusnya suatu dinasti yang tidak berkesudahan.
Kitab 1 Samuel menguraikan titik peralihan yang kritis dalam sejarah Israel dari kepemimpinan para hakim kepada pemerintahan seorang raja. Kitab ini menyatakan ketegangan di antara pengharapan bangsa itu akan seorang raja (1 Samuel 8:5) dan pola teokratis Allah, dengan Allah sebagai Raja mereka.
Mulai hari ini kita akan belajar dari kitab 1 Samuel dengan topik: “Bring It All to God! (Bawa Semuanya Kepada Tuhan)”. Bacaan Sabda diambil dari 1 Samuel 1:1-28. Sahabat, poligami merupakan hal yang lazim di kalangan Israel. Biasanya itu terjadi karena istri pertama tidak dapat memberikan keturunan. Sekalipun lazim, poligami membawa masalah: Kekecewaan yang mendalam bagi istri pertama dan hubungan suami istri menjadi kurang serasi.
Sahabat, masalah poligami dialami oleh Hana, istri Elkana. Dia menderita penghinaan karena kemandulannya, dari Penina, istri kedua Elkana. Kemandulan memang sering dianggap sebagai aib, bahkan hukuman Tuhan.
Penderitaan Hana terasa bertambah karena suaminya tidak memahami perasaannya (Ayat 6-8). Maka ketika berada di rumah Tuhan, Hana memohon kepada Allah agar ia dianugerahi seorang putera. Ia bernazar bahwa anak itu akan dipersembahkan kepada Allah, sejak masa kanak-kanaknya (Ayat 9-11).
Kepedihan hatinya membuat dia begitu lama berdoa tanpa bersuara sehingga Imam Eli menganggapnya sedang mabuk (Ayat 13-14). Lalu ia menjelaskan persoalannya kepada Imam Eli (Ayat 15-16). Eli berkata bahwa doa Hana akan dikabulkan Tuhan (Ayat 17). Benar saja, Tuhan membuat Hana mengandung lalu melahirkan Samuel (Ayat 19-20). Hana memandang putranya sebagai karunia indah dari Allah. Sebab itu ia memenuhi janjinya untuk mempersembahkan Samuel kepada Tuhan (Ayat 21-28).
Sahabat, melalui kisah Hana, kita dapat melihat bahwa orang beriman tidak luput dari berbagai situasi sulit yang harus dihadapi. Dalam situasi demikian, bisa saja kita merasa sedih atau gusar. Namun janganlah putus asa, apalagi mundur dari Tuhan. Pada saat seperti itu, kita harus datang kepada Allah dengan membawa segenap masalah atau pergumulan kita. Serahkanlah diri kita sepenuhnya kepada Allah, melalui doa-doa kita.
Namun yang kita cari di dalam doa kita adalah agar kehendak-Nya dinyatakan di dalam diri kita (bdk. Matius 6:9-10). Karena doa dimaksudkan untuk memampukan kita melaksanakan maksud-maksud Allah dan bukan hanya meminta Allah melakukan apa yang kita inginkan saja. Selain itu, kita harus berdoa dengan bersungguh-sungguh. Niscaya Allah akan memampukan kita mengalami damai sejahtera dalam setiap pergumulan kita (Filipi 4:6-7). Haleluya. Tuhan itu baik. Bersyukurlah!
Berdasarkan hasil perenunganmu dari bacaan kita pada hari ini, jawablah beberapa pertanyaan berikut ini:
- Pesan apa yang Sahabat peroleh dari hasil perenunganmu?
- Apa yang Sahabat pahami dari Filipi 4:6-7?
Selamat sejenak merenung. Simpan dalam-dalam di hati: Apa pun yang diizinkan Tuhan terjadi dalam kehidupan kita, hendaklah kita bawa dalam doa kita kepada-Nya. (pg).