God Uses our Daily and Simplicity of Lives to Fulfil His Plan
SEDERHANA. Sahabat, dari Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) saya mendapatkan informasi arti kata sederhana adalah bersahaja; tidak berlebih-lebihan; sedang (dalam arti pertengahan, tidak tinggi, tidak rendah, dan sebagainya); tidak banyak seluk-beluknya (kesulitan dan sebagainya); tidak banyak pernik; lugas.
Sedangkan menurut pendapat beberapa rekan sepelayanan, sederhana itu lugu, apa adanya, tidak macam-macam, sikap dan perilaku yang tidak berlebihan, tidak banyak aksesorisnya, tidak berliku-liku, lugas, menu rumahan, hemat sesuai kebutuhan walau memiliki banyak harta, dan rendah hati.
Sahabat, kehidupan sederhana ternyata memiliki pola. Pola hidup sederhana adalah cara berpikir atau suatu kebiasaan yang dilakukan sehari-hari secara terus menerus berdasarkan kebutuhan dengan pendapatan yang dihasilkan dapat berjalan dengan seimbang.
Dari penjelasan di atas, dapat diketahui bahwa sederhana adalah sikap tidak berlebih-lebihan namun juga tidak terlalu hemat. Sedangkan kesederhanaan adalah sebuah keadaan untuk bersikap seperlunya saja dengan mempertimbangkan apa yang dimiliki.
Hari ini kita akan melanjutkan belajar dari kitab Rut dengan tema: God Uses our Daily and Simplicity of Lives to Fulfil His Plan (Tuhan Memakai Keseharian dan Kesederhanaan Kita Untuk Menggenapi Rencana-Nya). Bacaan Sabda diambil dari Rut 3:1-18. Sahabat, pada umumnya, kita berpikir bahwa sebuah perkara atau rencana besar akan diwujudkan dengan tindakan yang besar pula. Namun, sering kali kita menemukan fakta yang sebaliknya. Tuhan justru menggunakan peristiwa yang sederhana dalam menggenapi sebuah rencana besar.
Sahabat, dalam tradisi Israel, kisah Rut dan Boas merupakan peristiwa biasa. Seorang janda, yang ditinggal mati suaminya, wajib ditebus (dinikahi) oleh saudara kandung almarhum suaminya. Jika tidak memiliki saudara kandung, kerabat terdekatlah yang berkewajiban menebus janda tersebut (Ulangan 25:5). Perintah Naomi kepada Rut di tempat pengirikan milik Boas adalah tindakan yang biasa pada zaman itu. Demikian juga dengan tindakan Boas menebus Rut.
Namun, tindakan biasa dan sederhana itu merupakan bagian dari sebuah rencana yang sangat besar, yaitu penebusan Allah terhadap umat-Nya. Peristiwa Boas menebus Rut, sekalipun merupakan peristiwa sederhana, mengingatkan kita pada janji Allah untuk menebus umat-Nya dari dosa.
Boas, dengan penuh kerelaan, mau menebus Rut untuk mengangkatnya dari keterpurukan dan kemiskinan. Tindakan ini dapat kita maknai sebagai gambaran simbolis penebusan Yesus Kristus. Ia, dengan kasih-Nya yang besar, mau turun ke dalam dunia, lalu mati dan bangkit untuk menebus dan melepaskan kita dari kuasa maut.
Sahabat, dalam pengalaman iman sehari-hari, Tuhan kerap memakai hal-hal kecil dan peristiwa biasa untuk mewujudkan rencana besar-Nya. Pada zaman dahulu Allah bisa memakai peristiwa biasa dan orang sederhana seperti Rut dan Boas. Kini, Ia juga bisa memakai keseharian dan kesederhanaan kita untuk menggenapkan rencana-Nya.
Apakah kita bersedia dipakai oleh Tuhan dan setia dalam perkara-perkara kecil untuk menggenapi rencana-Nya yang besar? Walaupun biasa dan sederhana, mari kita bertekad untuk menjadi alat bagi rencana Tuhan yang mendatangkan berkat dan keselamatan. Sudah selayaknya kita mengupayakan yang terbaik bagi Tuhan dan sesama. Haleluya! Tuhan itu baik. Bersyukurlah!
Berdasarkan hasil perenunganmu dari bacaan kita pada hari ini, jawablah beberapa pertanyaan berikut ini:
Pesan apa yang Sahabat peroleh dari hasil perenunganmu?
Apa yang Sahabat pahami dari ayat 13?
Selamat sejenak merenung. Simpan dalam-dalam di hati: Kalau kita setia dalam perkara-perkara kecil, pada saatnya Tuhan akan mempercayakan kepada kita perkara-perkara yang jauh lebih besar. (pg).